Komplotan Perampok di Daan Mogot Sudah Beraksi 23 Kali dalam Dua Bulan

Polisi melakukan penyelidikan serta pengembangan terhadap saksi-saksi di lokasi kejadian, sehingga polisi dengan cepat melakukan pengejaran.

WARTA KOTA/JOKO SUPRIYANTO
Ekspose kasus perampokan Daan Mogot di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Sabtu (17/6/2017). 

WARTA KOTA, KRAMATJATI - Aparat gabungan Subdit 3, Resmob, dan Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil menangkap empat pelaku perampokan beserta pembunuhan di Daan Mogot pada Jumat (9/6/2017) lalu, yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Polisi melakukan penyelidikan serta pengembangan terhadap saksi-saksi di lokasi kejadian, sehingga polisi dengan cepat melakukan pengejaran.

Penyelidikan dan pengungkapan polisi terhadap kasus perampokan yang menimpa Davidson itu akhirnya membuahkan hasil. Pada Minggu (11/6/2017), polisi berhasil menangkap empat pelaku perampokan tersebut.

Baca: Dibubarkan Pemerintah, Hizbut Tahrir Indonesia Minta Dukungan Fadli Zon

"Pelaku ada empat, namun satu orang masih dalam pengejaran," kata Kabid Humas Metro Jaya Raden Prabowo Argo Yuwono, di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Sabtu (17/6/2017).

Argo menjelaskan, pengungkapan kasus berawal dari penangkapan salah satu tersangka, TP, yang berperan sebagai pengembos ban. Ia ditangkap di kawasan Tajur, Bogor, Jawa Barat.

"Dari penangkapan TP, kami berhasil menyita sejumlah barang bukti sisa uang hasil pencurian, dan satu unit motor yang digunakan pelaku saat kejadian," jelas Argo.

Baca: Hizbut Tahrir Indonesia Mengaku Tak Ambil Dana Ormas dari Pemerintah

Polisi lalu melakukan pengembangan, dan ditemukan informasi bahwa salah satu pelaku lainnya berada di kawasan Lampung yang menjadi tempat tinggal pelaku.

"Kami selanjutnya melakukan penangkapan terhadap pelaku DTK di Daerah Tanggamus, Lampung. Dari hasil penangkapan itu berhasil mengamankan satu unit sepeda motor milik pelaku yang digunakan pelaku saat kejadian, serta diamankan satu unit motor yang diduga dibeli dari hasil uang kejahatan," paparnya.

Tak berselang lama, polisi berhasil menangkap pelaku lainnya, M, di daerah Padang Cemin, Lampung.

Baca: Addie MS Belajar Arti Persahabatan dari Djarot

"M ini adalah orang yang bertugas menghalangi apabila pada saat kejadian terdapat orang yang melakukan pengejaran terhadap eksekutor," jelasnya.

Setelah tiga orang ditangkap, polisi berhasil mengendus keberadaan pelaku lainnya, IR, kemudian polisi langsung menuju lokasi untuk melakukan penangkapan.

"IR ini merupakan residivis di Karawang. Menurut keterangannya, pelaku berperan mengawasi korban keluar dari bank, dan pelaku juga berperan sebagai wakil eksekutor dalam pembagian hasil dari kejahatan," beber Argo.

Baca: Mantan Menteri Jokowi Pimpin Tim Sinkronisasi Anies-Sandi

Namun saat penggerebekan di kawasan Bogor, IR melakukan perlawanan. Demi keamanan petugas, polisi mengambil langkah cepat, pelaku pun tersungkur dan meninggal dunia.

"Ya, IR melakukan perlawanan sehingga kami tindak tegas," jelasnya.

Dari hasil penangkapan pelaku, sejumlah barang bukti berhasil diamankan oleh polisi, di antaranya tas berwarna hijau milik korban yang sempat terjadi adegan tarik-menarik dan sebuah pistol rakitan, serta beberapa buku tabungan miliki korban.

23 Kali

Sudah 23 kali aksi komplotan perampokan tersebut melakukan aksinya, bahkan tak tanggung tanggung mereka melakukan aksinya, tidak hanya di Jakarta, tapi juga di luar kota.

Argo menjelaskan, sebenarnya komplotan ini tidak pernah menembak korbannya, namun ketika di Daan Mogot lalu korban ditembak, karena aksinya ini mereka akhirnya menyebar.

"Karena mereka melakukan pembunuhan, mereka menyebar. Namun sebelum mereka melakukan aksinya, mereka juga sempat bertemu di sebuah apartemen di kawasan Jakarta Timur. Dan ketika selesai melakukan aksinya, mereka juga melakukan hal yang sama," paparnya.

Baca: Juru Bicara HTI: Hizbut Tahrir Sebenarnya Adalah Partai

"Jadi hasil ini ada yang mendapatkan Rp 14 juta, mereka bagikan, tapi peran yang lebih tinggi ada yang mendapatkan bagian sendiri. Jadi Rp 300 juta tersebut habis," ucapnya.

Argo menuturkan, komplotan ini lebih dari 10 orang, namun hingga kini pihaknya masih dalam pengembangan dan mencari pelaku.

"Doakan saja biar mereka bisa segera ditangkap," cetusnya.

Selama 23 kali dalam Mei dan Juni, pelaku perampokan juga melakukannya di beberapa tempat di antaranya.

1. Tangerang Rp 60 juta
2. Caringin, Cipayung Rp 60 juta
3. Cirebon Rp 10 juta
4. Rawa Buaya Rp 40 juta
5. Pesing Rp 80 juta
6. Bekasi Rp 800 ribu
7. Pemda Bogor Rp 60 juta
8. Kampung Melayu Rp 60 juta
9. Cidahu Rp 31 juta
10. Cirebon Rp 60 juta
11. Kalijodo Rp 80 juta
12. Cengkareng Rp 20 juta
13. Taman Topi Rp 40 juta
14. Ciawi Rp 60 juta
15. Ciluwer Rp 30 juta
16. Kampung Melayu Rp 50 juta
17. Pasar Minggu Rp 70 juta
18. Kalibata Rp 30 juta
19. Tangerang Rp 20 juta
20. Kedung Halang Rp 100 juta
21. Kalimalang Rp 50 juta
22 . Cikarang Rp 150 juta
23. Indovision, Jakbar Rp 100 juta. (*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved