Bayi Dimutilasi di Tegal Alur
Firasat Buruk Ibu Mutilasi Anak Kandung Sudah Terasa Sejak di Yogyakarta
Firasat buruk sudah terasa dari jauh, sebelum perbuatan kejam itu terjadi pada bayi tak berdosa.
"Ris, kakak In (Mudmainah) mau cerai saja sama Deni. Sudah tak tahan," kata suara dari balik telepon.
Aris sempat kaget, bingung menanggapinya.
"Ya terserah saja, Aris nggak bisa melarang kalau memang sudah ngga tahan," kata Aris. Telepon ditutup.
Lalu seminggu lalu, Aris masih di Jogjakarta mengurusi bisnisnya berjualan motor antik, dia direpoti dengan anak keduanya, Arya Gumilang Jati (7 bulan) yang mendadak rewel.
Anak itu jadi kerap nangis. Bahkan tak berhenti walau diberi ASI oleh ibunya.
BACA: Kisah Ibu Pemutilasi Anak Mirip Cerita Sinetron
"Tak biasanya begitu. Sampai seminggu begitu terus," kata Aris kepada Wartakotalive.com di rumah orangtuanya di Kelurahan Tegalalur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (4/10/2016).
Sepekan itu Aris kemudian mencoba mengontak orangtuanya di Jakarta disela kesibukannya. Dia merasa ada yang aneh.
Tapi tak ada yang menyahut. Dia kemudian berhenti menghubungi kedua orangtuanya setelah dapat kabar ponselnya hilang.
Aris merupakan adik paling kecil Mutmainah. Empat tahun lalu dia merantau ke Jogjakarta.
Membangun bisnisnya sendiri, lalu membentuk keluarga disana.
Kesibukan terus berlanjut di Jogjakarta. Firasat dan keanehan soal anak yang mendadak rewel ia singkirkan.
Sampai telepon lagi-lagi masuk pada Minggu (2/10/2016) malam. Iparnya yang menelepon. Tapi tak diangkat. Dia tak sadar.
Baru sadar setelah ada BBM masuk dari saudaranya yang lain. Bunyinya menyebut bahwa Kak In (Mutmainah) membunuh Arjuna, anaknya sendiri.
Aris kaget. Semalaman ia memutar televisi, mencari kabar soal kejadian itu.
Berita muncul dengan cepat. Sepanjang malam itu dia tak tidur.
Pukul 06.00 dia pergi ke Stasiun Lempuyangan, mencari tiket.
Tiket habis. Lalu kembali lagi siang harinya dan dapat tiket kereta krakatau. Berangkat dari Jogjakarta pukul 13.00 pada Senin (3/10/2016).
Pukul 22.00 dia tiba di Stasiun Senen dan lekas pergi ke rumah orangtuanya.
Baru Selasa (4/10/2016) pagi, dia pergi ke RS Polri Kramatdjati, menemui Mutmainah yang meneleponnya 2 bulan lalu dan bilang mau cerai. Diantar kakak iparnya yang juga baru sampai dari Malang.
Dia lekas kaget begitu bertemu Mutmainah. Tubuhnya kurus kering dan gayanya aneh.
Mutmainah menyapa Aris dengan sapaan 'apa kabar' dan tertawa. Aris aneh. Apalagi justru kakaknya yang mencium tangan dia.
Saat bicara, Mutmainah juga lekas tertawa-tawa lagi sambil bilang minta maaf. Pertemuan itu tak lama, Aris memilih menyingkir lalu menangis.
"Saya kasihan lihat kakak saya," kata Aris.
Apalagi tubuhnya amat kurus, menurut Aris.
Sebab saat terakhir bertemu di Lebaran 2015, Aris menemui kakaknya yang gemuk dan ceria.
"Kontrakannya berantakan, baju di mana-mana, ngga ada lemari di sana. Ada pembantunya dateng buat nyuci baju," ungkap Jaama (43) tetangga yang tinggal di samping kontrakan kejadian pada wartakotalive.com, Selasa (4/10).
Menurut anak pemilik kontrakan ini, kontrakan Mudmainah alias Iin (28) ibu yang memutilasi anaknya sering menjadi tempat bermain anak-anak.
"Di sinikan Sore rame ada pengajian anak-anak, nah anak-anak sering masuk main sama anak dia (Iin)," ujar ibu empat anak di depan rumahnya.
Dalam aktivitas sehari-hari Iin, Jaama menjelaskan sering melihat dirinya duduk di depan pintu sambil melihat anaknya bermain-main.
Baca juga: Ternyata Ibu Pemutilasi Anaknya Merupakan Istri Kedua
"Waktu buat berita acara di Kapolsek saya liat barang bukti berupa pisau dapur bergagang besi, kecil ukurannya sekitar 10 cm," ujar Suyadi (54) Ketua RT 04/10, Cengkareng Barat pada Wartakotalive.com, Senin (3/10).
Selain pisau, lelaki yang sudah menjadi RT sejak 1991, melihat beberapa benda lainnya yang menjadi barang bukti seperti kasur, bandal, dan piring yang digunakan sebagai tempat meletakan bagian tubuh korban.
"Saat kejadian sekitar pukul delapan malam saya ke rumahnya, saya coba cari pisaunya tapi ngga ketemu, ternyata udah diamankan polisi," ungkap kakek enam cucu ini.
Mengenai latar belakang In, dirinya menceritakan telah mengenal sejak masih kecil lantaran rumah orangtua In letaknya tidak terlalu jauh.
"Saya kenal baik sama orangtua, dia (In) anak kedepalan. Orangnya memang jarang ngomong, pendiem dari kecil," kata ketua RT saat ditemui di rumahnya
Tanpa busana
Diduga alami stres, Mut alias iin (28), tega memutilasi dua anak kandungnya sendiri yang masih berumur satu tahun dan dua tahun, di sebuah kontrakan yang berlokasi di Gang Jaya 24, RT 05/10, Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (2/10), sekitar pukul 08.00 WIB.
Sang Ibu pun menyajikan potongan tubuh kedua anaknya sendiri di meja makan dalam kondisi telanjang bulat.
"Kondisi sang ibu itu pas ditemui di kontrakan dalam kondisi telanjang bulat. Ada potongan-potongan tubuh anaknya sendiri," jelas Maryam (40) selaku warga sekitar yang juga saksi mata kepolisian kepada Warta Kota.
Maryam mengatakan, anak laki-laki yang masih berumur satu tahun tewas, lantaran pelaku telah memotong pergelangan tangan kiri, jari-jari tangan, kaki kiri, dan kelaminnya.
