Misteri Pembunuhan Altantuya karena Skandal Cinta Terlarang atau Korupsi segera Terungkap
Meski kejahatan itu terjadi tahun 2006, proses hukum yang adil untuk Altantuya belum pernah didapatkan korban dan keluarganya.
SALAH satu penyebab skandal pembunuhan terhadap model seksi Mongolia, Altantuya Shaariibuugiin menemui jalan buntu karena kebebasan pers di Malaysia tidak ada.
Sejumlah upaya reportase yang dilakukan selalu mendapatkan hambatan.
Investigasi media sudah dilakukan di antaranya seperti yang dilakukan Al Jazeera, yang mengunggah hasil investigasi mereka di YouTube.
Keberanian Al Jazeera untuk melakukan investigasi di tengah berkuasanya Najib Razak dengan Barisan Nasional telah berdampak pada kuatnya negara termasuk untuk menutupi kejahatan yang terjadi di tahun 2006 itu.
Baca: Kejatuhan Najib Razak Titik Balik Keadilan untuk Model Seksi Altantuya yang Tewas Dibom Pakai C4
Sehingga, reportase yang dilakukan Al Jazeera pun dihentikan dan jurnalisnya dideportasi keluar Malaysia.
Para pelaku pembunuhan itu terdiri dari 3 orang yang menculik Altantuya di antaranya terdiri dari orang-orang terdekat Najib Razak seperti pengawal, seorang polisi aktif, dan Razak Baginda.
Ketiganya sudah dijatuhi vonis hukuman mati, tapi mereka dibebaskan bahkan pengawal Najib yang bernama Sigur berhasil kabur ke Australia di mana negara ini menolak untuk mengekstradisi Sigur ke Malaysia.
Dalam reportase yang dilakukan Al Jazeera, Sigur menyatakan, dia ikut bersama polisi bernama Bala dan Razak Baginda yang merupakan tangan kanan Najib Razak.
"Aku sama sekali tidak menarik pelatuk untuk menembaknya, tapi dia (Razak) yang telah menembaknya," katanya.
Penembakan yang diarahkan ke kepala Altantuya langsung membuat wanita itu tewas karena dua peluru tajam menghujam kepalanya.
Baca: Wanita Simpanan Dihabisi dengan Bom C4 karena Tahu Skandal Korupsi Kapal Selam
Selanjutnya, jasad wanita itu diledakkan dengan bom C4 yang merupakan bom khusus milik militer.
Kasus Altantuya kembali diungkap tidak lama setelah kejatuhan Najib Razak dalam Pemilu Malaysia.
Tuntutan keadilan kembali diteriakkan di antaranya oleh Pemerintah Mongolia dan ayah kandung Altantuya yang terus mencari keadilan karena tidak bisa menerima pembunuhan keji yang dilakukan terhadap diri anaknya itu.
Altantuya memang menguasai 4 bahasa seperti Prancis, Mandarin, Melayu, dan Inggris.
Dengan kecerdasan itu menjadikan dia mendapatkan tempat dalam pembelian kapal selam Sorpene yang merupakan kapal selam Prancis, tapi terungkap pembelian itu dilakukan dengan korupsi yang dinikmati Najib Razak dan kawan-kawan.

Kasus itu terungkap pertama kali di Prancis.
Ketika skandal korupsi itu terungkap, pihak yang paling banyak terlibat dalam negosiasi adalah Najib Razak, Razak Baginda, dan Altantuya.
Peran Altantuya sebagai orang yang mengetahui skandal korupsi itu juga sangat besar karena memang akhirnya terbukti Najib Razak jatuh akibat skandal korupsi dalam pembeliaan kapal selam buatan Prancis itu.
Kejatuhan Najib Razak juga berdampak terhadap pengusutan kasus pembunuhan Altantuya, motif di balik pembunuhan itu, dan hukuman yang setimpal untuk para pelakunya.
Karena, meski kejahatan itu terjadi tahun 2006, proses hukum yang adil untuk Altantuya belum pernah diselesaikan pemerintah Malaysia yang sebelumnya dikuasai Najib Razak.
Baca: Australia Masih Menahan Bekas Pengawal Najib Razak dalam Pembunuhan Altantuya