Australia Masih Menahan Bekas Pengawal Najib Razak dalam Pembunuhan Altantuya
Altantuya Shaariibuu ditembak di kepala dan tubuhnya diledakkan dengan bahan peledak C4 di hutan dekat Kuala Lumpur.
PIHAK berwenang di Australia telah menahan seorang perwira polisi Malaysia yang dijatuhi hukuman mati atas pembunuhan perempuan Mongolia, yang berusia 28 tahun, Altantuya Shaariibuu.
Altantuya Shaariibuu ditembak di kepala dan tubuhnya diledakkan dengan bahan peledak C4 di hutan dekat Kuala Lumpur pada tahun 2006.
Sirul Azhar Umar, mantan pengawal Perdana Menteri Najib Razak telah diadili di sebuah pengadilan Malaysia, tetapi kemudian dalam pelarian.

Kasus ini mengguncang negara ketika pertama kali terungkap.
Sudah bertahun-tahun menjadi spekulasi tentang persekongkolan politik dan telah membelit Perdana Menteri Najib Razak.
Pada saat pembunuhan terjadi Najib Razak adalah wakil perdana menteri pada saat pembunuhan yang telah dituduhkan dan dinilai mengganggu penyelidikan.
Dia berulang kali mengatakan bahwa dia tidak ada hubungannya dengan kasus ini dan tidak pernah bertemu dengan Shaariibuu seperti tuduhan yang gencar diungkapkan.
Ketika dia masih sangat berkuasa, tidak ada yang bisa menyentuh Najib Razak, maka kesalahan ditimpakan kepada anak buahnya yang menjalankan eksekusi tersebut.
The Australian Broadcasting Corporation mengatakan, Sirul, yang sudah berada di Australia, telah ditahan oleh petugas imigrasi di Brisbane.
Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia hanya mengatakan bahwa pihaknya "telah menahan seorang non-warga negara yang melanggar hukum" dan "mengetahui kepentingan pihak berwenang Malaysia pada orang ini".
Namun, penahanannya kemudian dikonfirmasi oleh polisi Malaysia, Inspektur Jenderal Tan Sri Khalid Abu Bakar.

Dia mengatakan kepada kantor berita negara Bernama bahwa polisi akan memulai diskusi untuk mengekstradisi Sirul untuk menjalani hukumannya.
Namun, Australia memiliki kebijakan untuk tidak mengekstradisi orang ke negara-negara tempat mereka menghadapi eksekusi.
Sirul memang divonis hukuman mati akibat perbuatannya tersebut, tapi berkali-kali dia menyebutkan bahwa dirinya tidak bersalah dan mau bekerja sama untuk mengungkapkan kasus tersebut.
Altantuya Shaariibuu merupakan seorang model dan penerjemah Mongolia, sisa tubuh dia ditemukan di hutan pada tahun 2006.