Kejatuhan Najib Razak Titik Balik Keadilan untuk Model Seksi Altantuya yang Tewas Dibom Pakai C4
Wanita itu bisa membahayakan kampanye politik Najib karena kasus korupsi kapal selam Scorpene.
PEMBUNUHAN sadis terhadap Altantuya atau Shaariibuugiin Altantuyaa dengan cara dibom kembali diungkap.
Dia merupakan wanita asli Mongolia, kelahiran 6 Mei 1978.
Wanita ini tewas pada 18 Oktober 2006, seorang warga negara Mongolia.
Dia adalah korban pembunuhan yang dibunuh dengan cara diledakkan bom C-4 di daerah sepi di Shah Alam , Malaysia dekat Kuala Lumpur.
Kasus pembunuhannya signifikan dalam politik Malaysia kontemporer karena dugaan keterlibatan orang-orang yang dekat dengan mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Abdul Razak.
Kematian itu memang erat kaitannya dengan diri Najib Razak, kala sangat berkuasa.
Pengadilan Tinggi Alam Shah awalnya membebaskan Abdul Razak Baginda dan menjatuhkan hukuman mati kepada dua terdakwa, Inspektur Kepala Azilah Hadri dan Kopral Sirul Azhar Umar, pada 9 April 2009, mengakhiri persidangan maraton selama 159 hari.
Pada 23 Agustus 2013, Sirul dan Azilah dibebaskan oleh Pengadilan Banding, memicu kontroversi.

Pada 13 Januari 2015, Pengadilan Federal membatalkan pembebasan kedua individu, menemukan mereka berdua bersalah atas pembunuhan dan menghukum mati keduanya.
Namun, Sirul melarikan diri ke Australia dan upaya oleh otoritas Malaysia untuk mengekstradisi dia terhambat oleh undang-undang Australia yang ada yang melarang ekstradisi individu ke negara-negara dengan hukuman mati.
Setelah pemilihan umum ke-14 Malaysia menandai kekalahan bersejarah bagi koalisi Barisan Nasional yang berkuasa, Presiden Mongolia Khaltmaagiin Battulga meminta Perdana Menteri Malaysia, Dr Mahathir Mohamad untuk membantu membawa keadilan dalam kasus pembunuhan Altantuyaa.
Pemimpin politik Malaysia, Anwar Ibrahim mengatakan, Sirul harus menghadapi persidangan baru karena putusan hakim dikompromikan dan keengganan hakim untuk memanggil saksi yang relevan membuat ejekan terhadap undang-undang.
Sirul mengatakan, dia bersedia mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus pembunuhan asalkan dia diberi pengampunan penuh untuk kembali ke Malaysia
Sementara itu, dikutip dari Grid.Id, Malaysia sekarang berbeda dengan yang dulu.
Semenjak tampuk pemerintahan dipegang oleh mantan PM yang akhirnya lengser beberapa waktu lalu, Najib Razak tahun 2009-2018, ekonomi negeri Jiran tersebut lambat laun semakin melemah.