Teroris Serang Mapolda Sumut
Teroris Pakai Pisau Dapur untuk Bunuh Polisi, Begini Analisis Pengamat
Meskipun demikian, ia menyarankan kepada penyidik kepolisian untuk mendalami motif penyerangan.
WARTA KOTA, MEDAN - Al-Chaidar, pengamat teroris dari Universitas Malikussaleh, Aceh mengatakan, besar dugaan serangan atau penikaman kepada personel polisi yang berjaga di Polda Sumut merupakan serangan ISIS.
"Besar dugaan itu serangan ISIS atau teroris yang melakukan pembunuhan itu. Teroris itu, kalau serangan yang ditujukan kepada polisi," ujarnya saat dihubungi Tribun Medan, Minggu (25/6/2017).
Meskipun demikian, ia menyarankan kepada penyidik kepolisian untuk mendalami motif penyerangan. Bila dalam riwayat kasus antara pelaku dan korban tidak ditemukan motif personal, maka jelas serangan teroris.
Baca: Kenapa Teroris Kerap Targetkan Polisi? Ini Penjelasan Kapolri
Selain itu, katanya, besar dugaan motif dilakukan bersama, dan model serangan tersebut menyangkut teologi. Serangan yang dilakukan minimal dua orang kepada polisi, pasti menyangkut aksi teror.
Model serangan yang menewaskan Aiptu M Sigalinging di Polda Sumut, juga serupa serangan kepada petugas kepolisian empat bulan lalu di Tangerang.
"Kenapa mereka gunakan pisau dapur? Sesuai seruan yang diberikan Abu Abdullah dari Filipina agar melakukan serangan gunakan senjata apapun," katanya.
Baca: Teroris Kini Lebih Fokus Targetkan Simbol Atau Aparat Negara
Bagi kalangan jihadis, lanjut Chaidar, serangan menggunakan pisau dapur ataupun golok merupakan serangan paling murah. Membawa dua benda itu tidak gampang ditandai petugas keamanan.
Menurutnya, besar dugaan serangan di Polda Sumut bagian dari skema serangan dari kelompok JAD. Ada banyak sel jaringan kelompok JAD yang berafiliasi dengan ISIS di Kota Medan.
Jika melihat bentuk-bentuk serangan yang dilakukan terduga teroris, penyusunan strateginya enggak lama. Kemungkinan serangan dipersiapkan hanya tiga bulan.
Baca: Dua Teroris Lompati Pagar Mapolda Sumut Lalu Gorok Polisi, Satu Pelaku Tewas Ditembak
"Mungkin juga perencanaan serangan hanya satu bulan. Teroris baru-baru ini buat serangan lebih cepat alias instan," ujarnya.
Ia menuturkan, momen penyerangan di Polda Sumut sengaja dilakukan saat petugas tidak waspada. Mereka melakukan serangan lantaran melihat peluang ketidaksiapan petugas.
"Kalau petugas sangat siaga pasti sulit melakukan serangan. Menjelang Lebaran adalah serangan paling momentum, dan biasanya orang-orang berkosentrasi Lebaran, tidak lagi siaga," ulasnya. (Jefri Susetio)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/dua-pelaku-penyerang-polda-sumut_20170625_141139.jpg)