Wali Kota Bekasi Marahi Pegawainya yang Belum Gunduli Rambut

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi marah begitu melihat puluhan aparatur belum menggunduli rambutnya, Senin (12/6) pagi.

Warta Kota/Fitriyandi Al Fajri
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi marah karena ada beberapa pegawainya yang tak ikut menggunduli rambutnya di kantor Walikota Bekasi, Senin (12/6/2017) 

WARTA KOTA, BEKASI -- Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi marah begitu melihat puluhan aparatur belum menggunduli rambutnya, Senin (12/6) pagi.

Padahal ribuan pegawai lainnya dari eselon II hingga IV telah mencukur rambut karena mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tentang pengelolaan keuangan daerah dari Badan Pemeriksa Keuangan.

Pantauan di lapangan, seluruh aparatur yang dipanggil itu adalah kaum laki-laki. Mereka berstatus aparatur sipil negara (ASN) dan tenaga kerja kontrak (TKK).

Mayoritas yang belum dicukur adalah pegawai dari Dinas Perhubungan dan Satpol PP Kota Bekasi.

Saat apel upacara berlangsung, Rahmat memanggil pegawai tersebut untuk berdiri di barisan paling depan.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi marah karena ada beberapa pegawainya yang tak ikut menggunduli rambutnya di kantor Walikota Bekasi, Senin (12/6/2017)
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi marah karena ada beberapa pegawainya yang tak ikut menggunduli rambutnya di kantor Walikota Bekasi, Senin (12/6/2017) (Warta Kota/Fitriyandi Al Fajri)

Rahmat juga memanggil Kepala Dinas yang menaungi mereka di Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) di wilayah setempat untuk ikut dalam barisan.

 "Ini perilaku, mungkin karena kepala dinasnya juga tidak tegas. Pemegang keputusan harusnya bisa tegas dengan anak buahnya," kata Rahmat saat apel di Plaza Pemerintah Kota Bekasi, Senin (12/6) pagi.

 Dalam kesempatan itu, Rahmat juga mempertanyakan solidaritas para pegawai.

Rahmat menilai, solidaritas merupakan cerminan bahwa efektifnya koordinasi kerja antar pegawai dalam melakukan pembenahan birokrasi.

 "Kepala kadisnya sudah botak plontos begitu, bawahannya tidak. Memang tidak malu? Ini bukan karena persoalan WTP-nya, tapi momen mental yang ingin kita bangun adalah keorganisasiannya," jelas Rahmat.

 Menurut Rahmat, beberapa waktu lalu pihaknya telah mengingatkan hal tersebut melalui kepala dinas.

Mereka yang belum memotong gundul, kata Rahmat, belum memiliki rasa kebersamaan dengan pegawai yang lain.

 Meski begitu, dia mengungkapkan memangkas rambut bukan persoalan paksaan, melainkan sebagai langkah mendoktrin pegawai dalam membangun soliditas antar unit kerja secara bersama.

"Kepemilikan organisasi ini sangat penting. Bayangkan bila tidak kompak begini, kalau jadi tentara sudah meninggal dunia semua ini," ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengklaim telah berulang kali mengingatkan pegawainya untuk ikut mencukur bersama sebagai bentuk solidaritas.

Pesan itu, kata Yayan, telah disampaikan secara lisan langsung ke pegawai maupun ke Sekretaris Dinas hingga Kepala Bidang.

 "Ada 14 orang dari dinas kita dan terbanyak yang tidak mencukur rambut. Mereka tidak mengikuti perintah pimpinan," kata Yayan.

Yayan menyatakan, telah menginstruksikan kembali kepada 14 pegawai untuk mencukur gundul rambut mereka.

Pada Sabtu (17/6) nanti, Yayan akan mengecek kembali rambut para pegawai saat apel bersama.

"Sanksinya kita kasih teguran dan push up tadi," ujar Yayan.

Ratusan pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi kompak menggunduli rambutnya pada Selasa (6/6) pagi.

Mereka menggunduli rambutnya sebagai wujud rasa syukur karena Pemerintah Kota Bekasi telah memperoleh predikat WTP dari BPK RI.

Aksi cukur rambut ini dipromotori oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.

Rahmat lebih dulu mencukur rambutnya oleh tukang cukur rambut langganan bernama Risma (51).

Aksi Rahmat diikuti oleh aparatur lainnya dari berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Kerja Kontra

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved