Timnas Indonesia
Alex Pastoor Kaget Tim Kepelatihan Kluivert Dipecat: Tim Ranking 119 Tak Logis Masuk Piala Dunia
Alex Pastoor mengaku tak membayangkan pemecatan tim kepelatihan berlangsung begitu cepat.
Sementara pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni mengaku tidak kaget PSSI akhirnya memecat Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Menurut Kusnaeni, setelah gagal membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia di ronde ke 4 kualifikasi zona Asia, Patrick Kluivert pantas dipecat.
"Saya sama sekali enggak kaget. Karena memang saya merasa sejak dia gagal meloloskan ke Piala Dunia, memang konsekuensi yang harus diambil oleH seorang pelatih itu bertanggung jawab," kata Kusnaeni dalam saluran channel YouTube CNN Indonesia, Kamis (16/10/2025).
Bahkan menurut Kusnaeni, idealnya Patrick Kluivert langsung mengundurkan diri usai gagal membawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026, tanpa harus menunggu dipecat.
"Kalau saya berpikir Kluivert harusnya begitu, setelah dia gagal bawa ke Piala Dunia. Dia mundur, enggak usah diberhentikan," kata Kusnaeni.
Karena, tambah Kusnaeni, selama Patrick Kluivert menangani tim nasional, tidak ada kemajuan yang dicapai Timnas Indonesia.
"Tidak ada kemajuan signifikan. Tidak seperti yang kita bayangkan dan kita ekspektasikan ketika dia datang menggantikan Shin Tae-yong. Dan dengan performa statistik yang dia buat selama bersama timnas, menurut saya memang sulit untuk mempertahankan dia. Tapi apa boleh buat, dia tidak mundur sehingga akhirnya komite eksekutif yang memberhentikan," ujar Kusnaeni.
Hal ini menandakan pemecatan Patrick Kluivert sudah masuk dalam rencana PSSI dan bukan hal yang sporadis.
"Iya, memang sejak gagal ke Piala Dunia, itu pilihan yang paling logis seorang pelatih. Ketika gagal adalah bertanggung jawab. Apalagi pertanggungjawaban itu memang harus diambil karena dia sudah mendapatkan sebagian besar apa yang dia inginkan," kata Kusnaeni.
Di antaranya ujar Kusnaeni, staf kepelatihan yang diinginkan semuanya dipenuhi oleh PSSI.
"Kita lihat rombongan dari Belanda itu, kan banyak sekali staf kepelatihannya. Lalu pemain-pemain yang diinginkan, sejak datangnya Kluivert ini kan banyak sekali pemain yang diharapkan bisa memperkuat tim sesuai kebutuhan," kata Kusnaeni.
Yakni, kata Kusnaeni, kiper Emil Audero dari Serie A, Joey Pelupessy, Dean James, Mauro Zilstra, Ole Romeny hingga Miliano Jonathan.
"Artinya penambahan materi pemain di bawah Kluivert ini sangat signifikan. Tapi toh performa tim tidak sebaik penambahan materi pemain yang didapatkan oleh tim," kata Kusnaeni.
Karenanya Kusnaeni menilai semua itu adalah kegagalan Patrick Kluivert.
"Kalau PSSI itu tanggung jawabnya adalaH di tengah jalan mengganti pelatih, itu tanggung jawab PSSI. Tapi ketika pelatih sudah ditetapkan, apa yang dicapai selama kualifikasi itu tanggung jawab pelatih. Karena PSSI menyediakan semua yang dibutuhkan oleh pelatih," papar Kusnaeni.
Belajar dari pengalaman merekrut Kluivert kata Kusnaeni, berharap PSSI lebih hati-hati memilih pelatih timnas.
"Tidak hanya mendengar omongan satu dua orang, terus diambil omongan itu, dijadikan dasar untuk mengganti pelatih. Berikan kesempatan pelatih-pelatih yang berminat itu presentasi dulu. Program besar PSSI ini apa? Piala Dunia 2030, Piala Asia. Itu mungkin target utamanya. AFF itu saya pikir enggak terlalu signifikan ya untuk seorang pelatih Timnas saat ini," papar Kusnaeni.
Karenanya menurut Kusnaeni, penting bagi PSSI mendengarkan dulu apa presentasinya, program, dan konsep dalam melatih Timnas Indonesia.
"Jadi, jangan buru-buru berpikir. Kemarin pelatihnya dari Belanda, harus diganti Belanda. Atau kemarin Kluivert gagal harus diganti lagi Shin Tae-yong. Enggak begitu cara berpikirnya. Evaluasi, lalu berikan kesempatan presentasi para pelatih baru. Tetapkan dengan hati-hati. Jangan mengulang kesalahan seperti ketika merekut Kluivert," kata Kusnaeni.
Kusnaeni mengatakan kebiasaan tergesa-gesa mengambil keputusan dalam memilih pelatih timnas yang berujung kesalahan jangan diulangi lagi oleh PSSI kali ini.
"Padahal, kemarin, kita sudah begitu dekat dengan Piala Dunia," ujar Kusnaeni.
Menurut Kusnaeni, cara yang lebih bagus mencari dan memilih pelatih timnas yang ditinggalkan Kluivert kali ini adalah dengan dibuat secara terbuka, bagi pelatih yang berminat.
"Saya pikir lebih bagus kalau dibikin terbuka. PSSI memberi ruang siapun, pelatih-pelatih berkualitas yang berminat. Dia harus memaparkan programnya, konsepnya menangani timnas untuk Piala Dunia itu seperti apa," katanya.
"Baru kita pilih di antara mereka yang dianggap layak dan sekaligus mau apa menunjukkan konsepnya itu. Jadi ini yang saya pikir harus diubah ke depannya," ujar Kusnaeni.
Sehingga kata Kusnaeni, rekrutmen pelatih timnas akan lebih baik.
"Lebih baik, lebih hati-hati. Dan kita berbasis konsep bukan berbasis nama besar semata," kata Kusnaeni.
Terkait sejumlah nama pelatih yang beredar di lini masa dan dianggap bisa menjadi pengganti Kluivert, Kusnaeni merasa hal itu tidak masalah.
"Kalau bursa sih enggak masalah, tapi masalahnya apakah mereka punya konsep untuk membenahi sepak bola Indonesia? Minimal untuk Timnas Indonesia konsepnya seperti apa? Apakah mau mereka mempresentasikan itu ke PSSI, dan kemudian mereka punya program apa untuk mewujudkan konsepnya itu? Dengarkan dulu," ujar Kusnaeni.
Menurut Kusnaeni yang menjadi problem saat ini karena kita ingin terburu-buru memilih pelatih setelah Kluivert dipecat.
"Kluivert dicoret harus ada penggantinya. Enggak seperti itu juga. Kita harus dengarkan dulu konsep masing-masing kandidat ini seperti apa. Nanti kita pilih yang paling baik. Dan itu nanti menurut saya harus melibatkan direktur tim nasional," katanya.
Kusnaeni menjelaskan paling tidak nantinya pelatih timnas yang dipilih harus punya program untuk mencapai Piala Dunia.
"Untuk mencapai itu jalannya seperti apa. Lalu yang kedua, dia juga harus punya tanggung jawab bagaimana melibatkan sebanyak mungkin talenta pemain dari kompetisi domestik," kata Kusnaeni.
Sehingga menurutnya, timnas tidak boleh tergantung terlalu besar kepada pemain-pemain diaspora.
"Diaspora oke kita butuhkan, tapi dia harus bisa memaksimalkan potensi pemain dari kompetisi domestik. Karena itu yang ada di depan mata. Nah, pemain yang berada di kompetisi domestik ini juga nanti berguna untuk event-event yang sifatnya regional. Seperti Piala AFF, karena sulit melibatkan pemain diaspora," katanya.
Sehingga kata Kusnaeni, pelatih timnas yang terpenting adalah memiliki konsep.
"Konsep bagaimana dia membuat timnasnya lebih kuat, bagaimana melibatkan lebih banyak potensi pemain lokal, bagaimana membuat sinergi antara jadwal kompetisi liga domestik dengan tim nasional. Itu juga harus dipikirkan oleh pelatih tim nasional. Berapa lama dia butuhkan, sehingga kompetisi tidak terganggu, tim nasional juga tidak terganggu," kata Kusnaeni.
Hal ini menurutnya bukan sesuatu yang sederhana.
"Tidak semudah kita memilih kucing dalam karung. Saya mau yang ini, saya mau yang itu, enggak seperti itu," katanya.
Kusnaeni mengatakan paling tidak sampai akhir tahun 2025, PSSI bisa memberi waktu bagi proses rekrutmen sampai ada pelatih baru Timnas Indonesia.
"Karena target besarnya buat saya Piala Dunia, 4 tahun ke depan, enggak boleh gagal lagi. Kita sekarang sudah begitu dekat, gagal. Jangan sampai terulang lagi. Jadi kita harus hati-hati memilih sampai dapat pelatih yang tepat, sampai akhir tahun lah" kata Kusnaeni.
Untuk jangka pendek dimana ada SEA Games, menurut Kusnaeni bisa ditetapkan pelatih sementara.
"Yang paling besar itu, target jangan sampai gagal lagi di Piala Dunia dan kalau bisa sukses juga di Piala Asia," kata Kusnaeni.
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp
Artikel ini tayang di Kompas.tv
| Pelatih Baru Timnas Indonesia Kian Misterius, Wamenpora Bilang Hari ini Rapat, Sumardji Malah Bantah |
|
|---|
| Terungkap Alasan Shin Tae-yong Depak Elkan Baggot dari Timnas Indonesia dan Tak Akan Panggil Lagi |
|
|---|
| Louis Van Gaal Resmi Umumkan Berita Besar yang Dijanjikannya, Ternyata Bukan Latih Timnas Indonesia |
|
|---|
| Bojan Hodak Dikabarkan Jadi Salah Satu Kandidat Pelatih Timnas Indonesia, Begini Komentarnya |
|
|---|
| Shin Tae-yong Menguat Latih Timnas Indonesia, Ini Pandangan Pengamat Sepak Bola |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.