Berita Tangerang
Karangan Bunga Penuhi Rumah Siswa SMPN 19 Tangsel, Diduga Tewas Dibully
Siswa SMPN 19 Tangsel MH meninggal diduga akibat bullying. Karangan bunga pejabat berjejer di rumah duka Ciater BSD
Wali Kota Benyamin: Hisyam Ternyata Mengidap Tumor yang Baru Diketahui Saat Dirawat
WARTAKOTALIVE.COM, SERPONG — Rumah duka Muhammad Hisyam atau MH (13), siswa SMPN 19 Tangsel yang meninggal usai diduga menjadi korban perundungan, dipenuhi karangan bunga belasungkawa.
MH diketahui memiliki riwayat penyakit tumor, dan kondisi itu semakin memburuk setelah peristiwa dugaan kekerasan yang dialaminya
MH diketahui memiliki riwayat penyakit tumor, dan keluarga menyebut kondisinya memburuk setelah insiden dugaan kekerasan tersebut.
Jenazahnya dimakamkan pada Minggu (16/11/2025), beberapa jam setelah dinyatakan meninggal.
Berdasarkan pantauan TribunBanten.com, pada Senin (17/11/2025), sejumlah karangan bunga ucapan duka cita tampak berjejer menghiasi rumah duka yang berada di Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan.
Baca juga: Korban Perundungan di SMPN 19 Tangsel Meninggal Dunia, Pengamat: Akibat Out of System
Karangan bunga atas nama sejumlah tokoh publik di Tangsel itu dipasang di sepanjang area rumah duka.
Ada dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangsel Deden Deni, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Tangsel Zulfa Sungki Setiawati, Kapolres Tangsel AKBP Victor D.H Inkiriwang, hingga Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan, nampak berjejer di halaman rumah yang memiliki corak warna hijau tersebut.
Termasuk ada juga satu buah karangan bunga atas nama Pimpinan dan anggota serta staff Komisi II DPRD Tangsel.
Baca juga: Keluarga Ungkap Kondisi Hisyam Sebelum Meninggal, Korban Bullying SMPN 19 Tangsel
Selain karangan bunga, nampak juga sebuah tenda dan beberapa kursi yang berada di rumah duka.
Namun demikian, hingga saat ini keluarga korban masih mengalami duka yang mendalam hingga belum bisa dimintai keterangan.
"Keluarga korban kondisinya sedang kurang sehat," ujar kuasa hukum korban, Alvian, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
Kepala dipukul kursi besi
Dikabarkan sebelumnya, MH meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, pada Minggu (16/11/2025) pagi, sekitar pukul 07.00 WIB.
Sebelumnya, MH diduga menjadi korban perundungan pada 20 Oktober 2025, ketika kepalanya dihantam kursi besi oleh rekan sekelasnya.
Ia sempat dirawat di rumah sakit swasta di Tangsel sebelum dirujuk ke RS Fatmawati pada 9 November.
Kondisinya menurun dan masuk ICU sejak 11 November, sebelum akhirnya meninggal.
Rizky Fauzi, kakak sepupu almarhum mengungkapkan, korban sempat bercerita bahwa dirinya telah dibullying oleh teman sebangku kelasnya.
"Kepalanya dipukul pakai kursi yang terdapat bahan besi. Sehingga badan sudah gak bisa dibawa jalan. Pada lemes semua, mata sedikit rabun," katanya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Wali Kota Sebut Hisyam mengidap tumor
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengatakan, Hisyam ternyata memiliki riwayat tumor yang baru diketahui setelah menjalani perawatan intensif.
“Jadi memang yang si anak ini sudah menderita tumor, memang baru ketahuan saja. Terpicu, kemarin dengan kejadian itu,” ujar Benyamin saat dikonfirmasi, Minggu.
Benyamin mengatakan ia mendapat laporan meninggalnya MH dari staf pada Minggu pagi, namun belum mengetahui detail waktu kematian korban.
“Saya sudah dapat kabar, dan Pak Wakil Wali Kota serta Kadis Dikbud sedang takziah ke rumah duka. Saya lagi kurang sehat,” katanya.
Ia memastikan dugaan perundungan menimpa MH yang dilakukan oleh temannya itu telah ditangani kepolisian.
“Penanganan kasus ini sudah kita dampingi sampai ke Polres,” kata Benyamin.
Terkait pelaku yang masih berstatus pelajar, Wali Kota menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada kepolisian.
“Kalau yang bersangkutan memang keluarga korbannya mengadukan, itu kita serahkan kepada Pak Kapolres. Mau dikenakan pasal apa, itu kepentingannya Pak Kapolres,” tambahnya.
Benyamin juga menegaskan pemerintah kota akan menelusuri kondisi medis korban.
“Memang kita ingin mengetahui penyebab tumornya itu seperti apa,” ujarnya.
Ia menyebut tumor otak korban berkembang bertahun-tahun tanpa disadari.
Terkait pencegahan kekerasan di sekolah, Benyamin mengatakan Satgas Anti-bullying telah dibentuk di seluruh sekolah, melibatkan guru, OSIS, dan orang tua.
Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) juga berperan sebagai tim anti-bullying.
“Rata-rata kebanyakan di luar sekolah, setelah jam sekolah. Tapi baik di dalam maupun di luar sekolah, itu tidak boleh dilakukan,” kata Benyamin.
Benyamin turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
“Saya turut berduka cita atas wafatnya ananda. Semoga iman Islamnya diterima di sisi Allah SWT dan keluarga diberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dan Kompas.com
| Siswa SMPN 19 Tangsel Meninggal, Wakil Walikota Janji Dalami Kasus |
|
|---|
| Uji Coba Lampu Merah di Ciputat Bikin Macet Parah, Warga Keluhkan Durasi |
|
|---|
| Polisi Selidiki Kematian Siswa yang Terjatuh dari Lantai Delapan Sekolah di Tangerang |
|
|---|
| Raih Rekor MURI, Whiskas Bagikan Makan Bernutrisi Lengkap ke 380.000 Kucing di Indonesia |
|
|---|
| Bogasari Perkuat Teaching Factory SMKN 2 Pandeglang melalui Program Bogasari Mengajar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/karangan-bunga-untuk-siswa-dbully24.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.