Properti

Bangunan Hijau Tidak Hanya Ramah Lingkungan Tapi Juga Menguntungkan Secara Finansial

Penerapan bangunan hijau kini juga dipandang sebagai strategi bisnis yang cerdas dan berkelanjutan.

Wartakotalive.com/Mochammad Dipa
Arista Dharsono, Partner di Asia Green Real Estate, dalam presentasinya pada acara GRESB Regional Insight 2025 di Verde Two Ballroom, Kuningan, Jakarta, Selasa (4/11/2025), 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ditengah meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim dan efisiensi energi, konsep green building atau bangunan hijau semakin menjadi sorotan utama.

Tidak hanya berperan penting dalam mengurangi dampak lingkungan, penerapan bangunan hijau kini juga dipandang sebagai strategi bisnis yang cerdas dan berkelanjutan di sektor properti Indonesia.

Arista Dharsono, Partner di Asia Green Real Estate, dalam presentasinya pada acara GRESB Regional Insight 2025 di Verde Two Ballroom, Kuningan, Jakarta, Selasa (4/11/2025), menyebutkan bahwa ada tiga prinsip utama mengapa green building penting diterapkan dalam industri real estate modern.

Pertama, meningkatkan nilai aset dan efisiensi operasional.

Desain dan teknologi hijau membantu menekan biaya energi dan pemeliharaan, serta meningkatkan daya tarik properti di pasar.

Kedua, meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuni.

Penggunaan sistem ventilasi bersih, pencahayaan alami, dan material ramah lingkungan tidak hanya memperbaiki kualitas udara, tetapi juga meningkatkan kenyamanan serta reputasi pengembang.

Ketiga, mengurangi risiko dan meningkatkan akses pembiayaan.

Aset yang berorientasi ESG (Environmental, Social, and Governance) kini lebih mudah memperoleh green financing dari lembaga keuangan dan investor institusional.

“Banyak bank kini memberikan suku bunga lebih kompetitif bagi proyek dengan komitmen ESG yang kuat. Jadi, green building bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga menguntungkan secara finansial,” jelasnya.

Real Estate menyumbang 40 persen emisi karbon global

Dari sisi lingkungan, Arista menjelaskan bahwa sektor real estate memiliki peran besar terhadap perubahan iklim global.

Salah satu dampak terbesar dari bangunan adalah emisi gas rumah kaca (GHG emission), yang utamanya berasal dari konsumsi energi listrik. Secara global, real estate menyumbang sekitar 40 persen emisi karbon dioksida (CO).

“Jadi, sangat penting bagi bangunan-bangunan untuk mengurangi penggunaan energi. Jika energi berkurang, otomatis emisi karbon juga turun. Ini kontribusi besar terhadap pengurangan emisi global,” tambahnya.

Dengan kata lain, setiap gedung yang hemat energi berarti turut menyelamatkan bumi.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved