Baskora, Bank Sampah Pesisir Lampung yang Jadi Model Penggerak PSEL Dari Hulu

Dari menabung sampah hingga dukung PSEL, Baskora jadi contoh kuatnya gerakan komunitas pesisir

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
BANK SAMPAH - Warga Kelurahan Kota Karang mengikuti kegiatan edukasi pengelolaan sampah di Bank Sampah Kota Karang (Baskora). Kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama untuk meningkatkan kemampuan memilah sampah sekaligus memperkuat gerakan lingkungan berbasis komunitas. 
Ringkasan Berita:
  • Baskora hadir sebagai inovasi warga pesisir Lampung atasi krisis sampah.
  • Didampingi Mitra Bentala: pelatihan pemilahan, administrasi, dan ekonomi sirkular.
  • Bank sampah jadi kunci penyedia sampah terpilah untuk PSEL yang butuh pasokan stabil.
  • Mitra Bentala tekankan perlunya transformasi teknologi dan dukungan regulasi.
  • Penguatan komunitas seperti Baskora diyakini percepat energi terbarukan berbasis sampah.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pengelolaan sampah telah menjadi tantangan besar bagi banyak wilayah pesisir, termasuk di Provinsi Lampung.

Di tengah meningkatnya volume sampah rumah tangga dan terbatasnya kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA), hadirnya Bank Sampah Kota Karang (Baskora) menjadi salah satu inovasi penting yang tumbuh dari masyarakat.

Baskora tidak hanya menjadi tempat menabung sampah anorganik bernilai, tetapi juga ruang belajar bersama tentang bagaimana sampah dapat dikelola secara bertanggung jawab dan bernilai ekonomis.

Sejak awal pembentukannya, Baskora didampingi oleh Mitra Bentala, organisasi lingkungan yang telah lama bekerja bersama masyarakat pesisir untuk memperkuat kapasitas komunitas dalam pengelolaan sumber daya alam dan mitigasi risiko lingkungan.

Pendampingan ini mencakup penguatan kelembagaan, pelatihan pemilahan sampah, tata kelola administrasi, hingga edukasi tentang ekonomi sirkular.

Kehadiran Mitra Bentala menjadikan Baskora tidak hanya sebagai bank sampah biasa, tetapi sebagai model pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan.

Baca juga: Promo Whoosh Bulan November, Pesan Tiket Rombongan Lebih Hemat, Diskon sampai 20 Persen

 “Sebagai bank sampah yang baru terbentuk, kami menyampaikan terima kasih kepada Mitra Bentala dan seluruh pihak yang telah mendampingi proses ini," ungkap Ketua Kelompok Bank Sampah (Baskora), Sulastri dalam siaran tertulis pada Rabu (19/11/2025).

"Ke depan, kami berharap semakin banyak warga yang bergabung dalam gerakan memilah dan menabung sampah di Baskora. Kami memahami bahwa sampah plastik menjadi ancaman serius bagi ekosistem pesisir, sehingga melalui bank sampah ini kami ingin menjadi bagian dari solusi bersama," jelasnya.

Namun, kontribusi Baskora tidak berhenti pada tingkat rumah tangga.

Dalam konteks lebih luas, bank sampah menjadi solusi strategis di tingkat komunitas untuk mendukung sistem pengelolaan sampah terpadu, termasuk program Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di daerah.

PSEL membutuhkan bahan baku sampah yang terpilah dan stabil, dan di sinilah peran bank sampah menjadi sangat penting.

Dengan pemilahan sejak dari sumber, volume sampah yang masuk ke fasilitas PSEL akan lebih homogen, mengurangi kontaminasi silang, serta meningkatkan efisiensi proses pengubahan sampah menjadi energi. 

Direktur Eksekutif Mitra Bentala, Rizani menuturkan operasi bank sampah yang sudah berjalan selama ini memungkinkan untuk mendukung implementasi PSEL yang saat ini menjadi program prioritas pemerintah.

Namun, hal ini juga harus didukung dengan transformasi inovasi dari sisi teknologi untuk memanfaatkan sampah.

"Bank sampah dibentuk sebagai solusi di tingkat komunitas mungkin di level daerah akan ada tranformasi di energi listrik seperti perusahaan daur ulang atau sejenisnya," jelasnya. 

Karena itu, jika pemerintah daerah ingin mempercepat implementasi PSEL, maka transformasi pada level hulu harus menjadi prioritas.

Dukungan terhadap ekosistem bank sampah, mulai dari penguatan regulasi, memperluas jaringan bank sampah, pembekalan teknologi sederhana, hingga skema insentif bagi kelompok pengelola akan menjadi langkah strategis.

"PSEL tidak dapat berjalan optimal jika hanya mengandalkan proses di hilir, ia membutuhkan rantai pasok sampah yang rapi, terpisah, dan berkelanjutan, dan hal ini hanya bisa dicapai melalui gerakan komunitas seperti Baskora," jelas Rizani.

"Dengan memperkuat inisiatif komunitas seperti Baskora, daerah tidak hanya bergerak menuju lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga berkontribusi pada percepatan implementasi energi terbarukan berbasis sampah," tambahnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved