Viral Media Sosial

Anies Pamerkan Jaklinko ke Wali Kota New York Terpilih Zohran Mamdani

Zohran Mamdani Terpilih Jadi Wali Kota New York, Anies Pamerkan Jaklinko. Sebut Program Transportasi Inklusif yang Pro Rakyat

|
Editor: Dwi Rizki
Istimewa
VIRAL MEDIA SOSIAL - Anies Baswedan dan Zohran Kwame Mamdani, Wali Kota New York terpilih. Kepada Mamdani, Mikrotrans JAK24 atau Jaklingko M24 rute Senen-Pulogadung disebut Anies sebagai bukti transportasi umum yang pro rakyat. 
Ringkasan Berita:
  • Zohran Kwame Mamdani resmi menang dalam pemilihan Wali Kota New York dengan perolehan suara 50,3 persen, mengalahkan dua pesaingnya, Cuomo dan Sliwa.
  • Anies Baswedan ikut memberi ucapan selamat atas kemenangan Mamdani melalui akun twitternya.
  • Dalam unggahannya, Anies menampilkan potret Mikrotrans JAK24 (Jaklingko M24), angkutan umum ber-AC yang melintasi rute Senen–Pulogadung, menyiratkan pesan simbolik soal kemajuan transportasi dan kepemimpinan.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kemenangan Zohran Kwame Mamdani (34) dalam pemilihan Wali Kota New York disambut meriah para apendukungnya.

Tak hanya warga New York, kemenangannya dalam hitung cepat juga disambut baik oleh Anies Baswedan.

Diketahui, Mamdani unggul dalam hitung cepat hingga Selasa (4/11/2025) malam waktu New York atau Rabu (5/11/2025) pagi Waktu Indonesia Barat (WIB).

Suaranya mendominasi, dengan raihan 50,3 persen dari 89 persen suara yang sudah dihitung.

Sementara pesaingnya, yakni Cuomo dan Sliwa masing-masing meraih 41,6 persen dan 7,2 persen.

Atas keunggulan tersebut, Mamdani akan menjabat sebagai Wali Kota New York, Amerika Serikat.

Dirinya akan dilantik 1 Januari 2026 mendatang.

Kegembiraan atas kemenangan Mamdani ditunjukkan oleh Anies Baswedan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bahkan membalas postingan Mamdani lewat twitternya @aniesbaswedan pada Rabu (5/11/2025).

Dalam postingannya, Anies memamerkan potret Mikrotrans JAK24 atau Jaklingko M24 rute Senen-Pulogadung.

Diketahui, Mikrotrans JAK24 merupakan angkutan umum ber-AC yang beroperasi dengan jurusan dari Senen menuju Pulogadung via Kelapa Gading dan sebaliknya.

Rute angkutan umum ini menghubungkan jalan-jalan strategis di kawasan Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Utara.

Baca juga: Siapakah Sosok Zohran Mamdani, Wali Kota New York Baru Pembela Palestina?

VIRAL MEDIA SOSIAL -  Mikrotrans JAK24 atau Jaklingko M24 rute Senen-Pulogadung
VIRAL MEDIA SOSIAL - Mikrotrans JAK24 atau Jaklingko M24 rute Senen-Pulogadung. Mikrotrans JAK24 merupakan angkutan umum ber-AC yang beroperasi dengan jurusan dari Senen menuju Pulogadung via Kelapa Gading dan sebaliknya. Rute angkutan umum ini menghubungkan jalan-jalan strategis di kawasan Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Utara.

Saat jam berangkat dan pulang kerja, rute ini cukup ramai penumpang sebab menjangkau area Pulogadung, Pulomas, Kelapa Gading, Sunter Jaya, Cempaka Baru, Gunung Sahari, Utan Panjang dan Senen. 

JAK24 juga melewati tempat strategis seperti RS Mediros, Terminal Pulogadung, Mall Kelapa Gading, Ruko Cempaka Mas, Lotte Mart Kelapa Gading, MOI, Artha Gading, Villa Bukit Gading, Terminal Senen dan lainnya.

JAK24 beroperasi setiap hari dari pukul 05.00-22.00 WIB.

Kepada Mamdani, Jaklingko 24 disebut Anies sebagai bukti transportasi umum yang pro rakyat.

Sebab, tarif mikrotrans JAK24 ini gratis, namun penumpang harus tetap tap-in pada mesin Electronic Data Capture (EDC).

"Selamat, Zohran Mamdani! Sekarang mari kita wujudkan transportasi umum bebas tarif dan program-program inklusif dan pro-rakyat lainnya," tulis Anies pada Rabu (5/11/2025). 

"Semoga semakin banyak kota di seluruh dunia yang menempatkan fasilitas publik dan kesetaraan sebagai inti kemajuan mereka," harapnya.

Postingan Anies tersebut merujuk visi dan misi Mamdani dalam penyediaan transportasi publik yang inklusif bagi masyarakat.

Program percontohan bus gratis itu dipopulerkan Mamdani sejak terpilih menjadi Anggota Dewan Kota New York mewakili Queens pada November 2020 silam.

Pada masa kampanye pemilihan Wali Kota New York, Mamdani pun meyakinkan program tersebut akan diperluas.

Postingan Anies pun disambut ramai masyarakat.

Beragam pendapat dituliskan dalam kolom komentar postingannya.

@HimeLavender1: Yesterday somebody said "these situation is an Anies Baswedanification of Zohran wkwk" n i couldn't agree more Abah.. really wanna see your interaction with him irl doing goods for THE PEOPLE 

@raybale9: lg nyindir pemprov DKI ya pak yg mau jaklingko bertarif

@dsperdana: bisa naik jaklingko sampai newyork ya pak?? mayan hemat bajet ke amiriki bayar ga sampe marebu...

@anandaagustri12: selanjutnya pak anies harus menang kayak mamdani ya

@BagasBayu: Yes, but the new governor plan not to continue this policy

@loekito_aji: seneng punya pemimpin itu berwawasan luas, pergaulan tingkat dunia, sebagai rakyat pasti sangat senang, karena pasti kebijakan2 yg di buat akan menyenangkan dan adil bagi semua pihak. selamat NY dan next semoga kita akan di pimpin oleh sosok seperti itu @aniesbaswedan

@camilah_p: bagus bgt metode zohran mau nge-tax tinggi para billionaire ya om, syg bgt metode kek gitu belum diterima di negara ini huhuhu

@oxydoom: Pak, visi misi kalian kan kurang lebih sama, mengedepankan kepentingan seluruh masyarakat . Coba deh dievaluasi kemarin bisa kalah pilpres gimana?

Sosok Wali Kota New York Pembela Palestina

Tak hanya Anies, sosok Mamdani dielukan tak hanya warga Amerika Serikat, sosoknya juga dihormati oleh sejumlah tokoh Asia, termasuk Indonesia.

Satu di antarannya Kandidat peraih Doctor of Philosophy (PhD) di Pennsylvania University Amerika Serikat, Akhmad Sahal.

Aktivis sekaligus Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika itu menyambut baik kemenangan Mamdani.

Lewat akun twitter atau x pribadinya @sahal_AS pada Rabu (5/11/2025), Akhmad Sahal membeberkan latar belakang Mamdani yang 'berbeda'.

Mamdani disebutkan adalah seorang muslim keturunan Asia Selatan pertama yang terpilih sebagai Wali Kota New York dalam 100 tahun terakhir.

Mamdani berasal dari keluarga imigran asal India.

Ibunya, Mira Nair adalah sutradara peraih penghargaan di berbagai festival film.

Lulus SMA, ia ditawari beasiswa ke Cambridge University di Inggris atau Harvard University di AS.

Mira memilih ke Harvard untuk belajar film dokumenter.

Baca juga: Muslim yang Jadi Calon Wali Kota New York Unggul di Survei

Ayahnya, Mahmood Mamdani, dosen di Columbia University, New York dan sejumlah universitas di Uganda.

Mamdani senior juga jadi dosen tamu di Princeton University, salah satu universitas bergengsi di AS, serta sejumlah negara lain.

Pada 1963, Mamdani senior dapat beasiswa untuk belajar di AS.

Mahmood dan Mira sama-sama diaspora India.

Bahkan, mereka lahir di India walau berbeda kota dan negara bagian.

Selain itu, Mahmood muslim dan Mira dari keluarga Hindu.

Istri Mamdani, Rama Duwaji, merupakan diaspora Suriah yang lahir di Texas, AS.

Duwaji menjadi ilustrator, animator, juga membuat keramik.

Waktu Zohran mulai sekolah, ia dimasukkan ke St George's Grammar School yang merupakan sekolah swasta tertua sekaligus salah satu yang terbaik di Afrika Selatan.

Lahir di Uganda, Mamdani menghabiskan dua tahun di Afrika Selatan. Sebab, ayahnya pindah mengajar di sana.

Dari Cape Town, keluarga Mamdani pindah ke kawasan Morningside Heights yang persis bersebelahan dengan Central Park di Manhattan.

Lokasi itu menunjukkan, keluarga Mamdani bukan bagian dari 'orang biasa' di Manhattan, apalagi New York.

Sekolahnya di kawasan itu juga. Salah satu sekolah swasta terbaik di Manhattan.

Di New York, Manhattan adalah distrik paling elite.

Karena Mamdani senior ada pekerjaan, mereka kembali setahun ke Kampala, Uganda.

Mereka tinggal dengan ayah Mamdani senior, diaspora India yang lahir di Tanzania. Di Kampala, keluarga Mamdani tergolong menengah atas.

"Pusat kapitalisme dipimpin sosialis! Mayor termuda, Muslim imigran, Mantan rapper, Ibu sutradara film, ayah prof di Columbia," tulis Akhmad Sahal pada Rabu (5/11/2025). 

"Dimusuhi Trump, Keras mengutuk genosida Israel di Gaza, Ancam tangkap Netanyahu kalau ke NY (New York). Tp didukung mayoritas komunitas Yahudi New York," bebernya.

Profil Mamdani

Dikutip dari Kompas, kemenangan Mamdani tercatat sehari selepas ada jajak pendapat soal "Impian Amerika".

Jajak pendapat ABC News, Politico, dan Public First itu menemukan redupnya asa pada "Impian Amerika".

Konsep Impian Amerika pertama kali dipopulerkan oleh James Truslow Adams pada 1931 dalam bukunya, The Epic of America.

Gagasan ini mencakup kebebasan individu untuk menentukan jalan hidup, mendapat kesuksesan material seperti punya rumah, pekerjaan stabil, dan kehidupan keluarga yang ideal.

Selain itu, ada mobilitas sosial di mana kerja keras dianggap sebagai kunci untuk mengubah nasib.

Pada Mamdani, gambaran itu tergenapi.

Memang, ia tidak sepenuhnya orang biasa.

Masa SMP-SMA dihabiskan Zohran Mamdani di seputaran New York. 

Sebagai pelajar, kegiatannya antara lain berolahraga dan ikut politik sekolah.

Seperti kebanyakan orang Asia Selatan, ia bermain kriket.

Alih-alih american futbol yang mengandalkan saling tabrak di antara pemain itu, ia bermain sepak bola yang banyak dikenal di Asia.

"Beberapa teman terdekat saya, disatukan oleh sepak bola," kata dia.

Membentuk klub kriket di sekolah adalah jejak awal politik Mamdani.

Butuh keterampilan berorganisasi dan berunding agar klub itu bisa berdiri. 

"Itu salah satu momen yang mengajari saya kekuatan berorganisasi," kata dia.

Tidak mudah, karena kriket bukan 'olah raga resmi' di AS.

"Dia berkampanye. Saya melihat Zohran ke sana-sini di sekolah bersama sekelompok anak dan berkata "kita akan menjadi tim kriket." Jadi, meski tim belum ada, saya melihat itu sepertinya sudah jadi," kata Avneet Singh, salah satu mantan teman klub kriket bentukan Mamdani, kepada The New York Times.

Klub itu didirikan di Bronx High School of Science.

Sekolah itu salah satu sekolah elite di Manhattan dan masuknya susah.

Lulusannya antara lain jadi senator, ada juga yang jadi konglomerat.

"Dia selalu penasaran dan ingin mencoba hal di luar lingkungannya," kata salah satu temannya di SMA, Daniel Kisslinger.

Jejak Politik Mamdani

Jejak awal lain Mamdani di politik adalah ikut simulasi pemilu di SMP dan terpilih jadi "anggota dewan". 

Waktu itu, ia mengusung kampanye kesetaraan hak dan antiperang.

Daripada untuk belanja senjata, lebih baik uangnya untuk pendidikan. Di SMA, ia kalah dalam pemilihan wakil ketua OSIS.

Lulus SMA, ia merantau ke Negara Bagian Maine dan masuk Bowdoin College.

Di sana, ia mendirikan cabang Student Justice for Palestine. Sejak muda, Mamdani sudah jadi pembela Palestina.

Rekan-rekan ayahnya yang sering ke rumah mereka di sebelah Central Park bisa jadi berpengaruh.

Sebagian rekan itu adalah para pembela hak Palestina.

Lulus dari kuliah, ia menjadi semi sukarelawan untuk program mencegah penyitaan rumah.

Fokusnya pada membantu imigran berpenghasilan rendah di kawasan Queens.

Kawasan itu salah satu pusat imigran di Kota New York.

Banyak orang Indonesia dan diaspora dari berbagai negara lain berada di sana.

Pengalaman itu memicunya ikut pemilu. Agar bisa lancar di politik, ia pun menjadi warga negara AS. Sampai 2018, ia memang bukan warga AS.

Awalnya jadi sukarelawan bagi tim kampanye Ali Najmi, calon anggota Dewan Kota New York dalam pemilihan 2015.

Lalu, ia bergabung dengan Democratic Socialist of America (DSA) cabang Kota New York.

Pada 2017, meski muslim, ia mendukung seorang Katolik Palestina, Khader El-Yateem, menjadi calon anggota Dewan Kota New York.

El-Yateem lahir di Tepi Barat lalu merantau ke New York.

Di pemilihan 2017, El-Yateem kalah.

Selepas kekalahan El-Yateem, Mamdani menjadi sukarelawan untuk sejumlah politisi lain.

Lalu, pada Oktober 2019, Mamdani mengumumkan mau jadi anggota Dewan Kota New York.

Ia mewakili sebagian daerah di Queens.

Ia menang pemilihan pada November 2020, bersamaan dengan kemenangan Joe Biden atas Donald Trump di pemilihan Presiden AS.

Sebagai anggota dewan, ia antara lain sukses mendorong program percontohan bus gratis.

Di masa kampanye pemilihan Wali Kota New York, ia mau program itu diperluas.

Masa Kampanye

Selama kampanye, salah satu serangan ke Mamdani adalah ia makan dengan tangan.

Seperti kebanyakan orang Asia, Mamdani makan nasi dengan tangan. Ia tidak makan dengan garpu, sendok, atau pisau.

Ia bangga dengan itu.

Mengenakan jas dan dasi, ia makan dengan tangan.

Baginya, itu bagian dari penerimaan identitas.

Ia tidak menyangkal identitasnya sebagai muslim, diaspora India kelahiran Uganda, lalu jadi warga AS.

Ia membela Palestina bukan karena dari keluarga muslim.

Sedari muda, ia telah melihat perdebatan soal hak Palestina di rumah orangtuanya.

Istrinya, Rama Duwaji, juga banyak membuat karya soal Palestina dan korban perang di Sudan.

Gara-gara itu, ada keraguan pada komitmen Mamdani melindungi orang Yahudi.

"Sebagai wali kota, saya akan membela Yahudi New York dan akan menemui mereka di manapun di lima kawasan," ujarnya.

Selain Queens dan Brooklyn serta Manhattan, ada Staten Island dan Bronk yang menjadi kawasan Kota New York.

Manhattan paling elite, diikuti Brooklyn.

Sisa tiga lain relatif setara.

Sejak jadi anggota Dewan Kota, ia dan istrinya tinggal di kawasan Astoria, Queens.

Mereka mengontrak rumah susun di sana dengan biaya 2.300 dollar AS per bulan.

Rumah susun itu memang untuk kelompok menengah bawah di New York.

Di antara berpolitik, Mamdani juga bermain musik.

Menggunakan nama panggung "Young Cardamom", ia meluncurkan lagu dalam bahasa Uganda. 

Ia beberapa kali "konser" di New York.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved