Berita Nasional

Luhut Geram Utang Kereta Cepat ke China Diributkan: Kalau Nggak Ngerti Datanya, Nggak Usah Komentar!

Luhut mengaku telah berkoordinasi bersama CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani terkait dengan hal ini.

Editor: Feryanto Hadi
Biro Pers Setpres
UTANG KERETA CEPAT- Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mempertanyakan ribut-ribut soal pembayaran utang proyek kereta cepat atau Whoosh. 

 "Pinjaman dari CDB merupakan pendanaan cost overrun dari pinjaman porsi konsorsium Indonesia 542,7 juta dollar AS. Untuk porsi equity porsi konsorsium Indoensia telah dipenuhi dari PMN," tuturnya.

Purbaya tolak bayar utang pakai APBN

enteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memiliki kemampuan finansial yang memadai, untuk membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh tanpa perlu mengandalkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Kepastian itu disampaikan Purbaya usai menghadiri rapat bersama jajaran direksi Danantara dan sejumlah menteri di Wisma Danantara, Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Ia mengungkapkan bahwa meskipun sempat terjadi perbedaan pandangan dalam rapat.

Dimana pihak Danantara akhirnya menunjukkan komitmen untuk menanggung kewajiban pembayaran utang kepada pihak China.

“Mereka (Danantara) sempat ngotot ingin menggunakan APBN untuk menutup cicilan, tapi saya bilang tidak perlu. Danantara punya kemampuan keuangan yang cukup,” ujar Purbaya kepada wartawan.

Menurut Purbaya, Danantara berpotensi menerima dividen dari berbagai BUMN dengan total nilai mencapai Rp80 triliun hingga Rp90 triliun per tahun.

Dengan sumber dana sebesar itu, ia menilai kemampuan Danantara untuk mencicil utang sebesar Rp 2 triliun per tahun kepada pihak China tidak akan menjadi persoalan serius.

“Sudah saya sampaikan ke Pak Rosan (Roeslani), Danantara terima dividen dari BUMN hampir Rp80 sampai Rp90 triliun. Itu cukup untuk menutup sekitar Rp2 triliun cicilan tahunan untuk kereta cepat,” tutur Purbaya.

Meski demikian, Purbaya menegaskan dirinya tidak terlibat langsung dalam pengurusan teknis pembayaran utang proyek tersebut.

Namun, ia memastikan bahwa kewajiban pembayaran tetap menjadi tanggung jawab Danantara sebagai badan investasi negara yang memegang portofolio strategis.

“Saya tidak ikut urus teknisnya, tapi prinsipnya, pembayaran akan dilakukan sesuai komitmen. Itu bagian dari tanggung jawab Danantara,” kata dia.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Warta Kota
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved