Ponpes Ambruk
Istri Ridwan Kamil Gemas pada Pengelola Ponpes Al Khoziny, Orangtua Santri: Ini Musibah dari Allah
Atalia Praratya, istri Ridwan Kamil, mengecam sekaligus gemas pada pengelola ponpes Al Khoziny. Namn, keluarga korban santri malah ikhlas.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Publik berduka atas tragedi ambruknya pondok pesantren (ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Sebab, ini menjadi salah satu tragedi ponpes ambruk dengan korban jiwa terbanyak, yakni 65 santri tewas.
Publik pun mengecam pengelola ponpes Al Khoziny, dan pemerintah yang tak mengawasi dalam proses pembangunan ponpes tersebut.
Istri Ridwan Kamil, yang menjadi Anggota Komisi VIII DPR RI yakni Atalia Praratya, juga mengecamnya.
Menurut Atalia, ponpes Al Khoziny ambruk karena unsur kelalaian dalam pembangunan konstruksi, sehingga pengelola wajib tanggung jawab.
Baca juga: Jumlah Korban Meninggal Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Bertambah Jadi 64 Orang
Kelalaian tersebut meliputi izin pembangunan gedung dan kelalaian tidak melibatkan tenaga ahli pengawas sipil saat proses konstruksi, serta proses pengecoran bangunan yang dinilai asal-asalan.
"Berdasarkan informasi yang ada, ada dugaan kelalaian cukup kuat: pengecoran baru selesai beberapa jam sebelum ambruk, indikasi tidak adanya izin, pengawasan teknis yang memadai dan lain-lain," kata Atalia dikutip dari Tribunnews.com.
Atas berbagai dugaan kelalaian tersebut, legislator dari Fraksi Golkar itu mendorong agar dilakukan proses hukum secara transparan dan adil.
Baca juga: Ponpes Al Khoziny Ambruk, Puluhan Santri Tewas, Marwan Dasopang: Pesantren dan Pemerintah Salah
"Jika memang terbukti seluruh dugaan kelalaian tersebut, maka sudah selayaknya ada pertanggungjawaban hukum yang tegas," katanya.
Soal pencabutan izin terhadap operasional Ponpes Al-Khoziny, Atalia menilai perlu adanya kajian yang lebih proporsional.
Yang pasti, pihaknya mendorong diterapkannya sanksi tegas jika terbukti ada kelalaian berat dan pelanggaran prosedur oleh pengelola pondok.
"Tapi tentu hal lain yang juga sama penting adalah memastikan kejadian seperti ini tidak terulang lagi di pesantren lain dan memastikan seluruh korban mendapatkan pendampingan, kompensasi, dan dukungan psikologis yang memadai," tutur istri dari Ridwan Kamil ini.
Baca juga: Amputasi di Bawah Reruntuhan, Santri Ponpes Al Khoziny Selamat berkat Bantuan dr. Aaron
"Jangan sampai keluarga korban berjuang sendiri di tengah duka yang sedalam ini," tandas Atalia.
Musholla Ponpes Al Khoziny roboh usai tertimpa bangunan baru berlantai dua setengah yang berdiri tepat di atasnya, Senin awal pekan ini.
Peristiwa nahas itu terjadi saat sejumlah santri putra tengah melaksanakan salat ashar berjemaah.
Lebih dari 65 santri meninggal dunia tertimpa reruntuhan bangunan beton yang roboh karena kualitas pilar penyangga yang buruk.
Sementara itu, suasana haru pecah saat iring-iringan ambulans dan petugas BPBD Bangkalan tiba di pekarangan Masjid Syaikhona Yahya, Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Senin (6/10/2025) pukul 22.45 WIB.

Kedatangan ambulans yang membawa jenazah korban ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo itu disambut tangis pilu keluarga dan warga sekitar.
Bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo tersebut ambruk pada Senin (29/10/2025) lalu.
Sejumlah warga menurunkan satu peti dari dalam ambulans yang berisi jenazah Moh Royhan Mustofa (17).
Jasad Royan ditemukan pada hari keenam proses evakuasi, Sabtu (4/10/2025) pukul 14.00 WIB.
Ayah Royhan, Syukur, mengaku ikhlas atas peristiwa yang menimpa anaknya.
“Saya ikhlas dengan setulus hati, itu bukan kehendak kiai, itu musibah dari Allah," ungkap Syukur, di komplek pesarean umum selepas prosesi pemakaman, dikutip dari TribunJatim.com.
"Bagaimanapun saya ikhlas menerimanya, insya Allah anak saya Syahid,” imbuhnya.
Syukur menuturkan, proses identifikasi terhadap Royhan berjalan dengan lancar karena ditemukannya sejumlah tanda pengenal pada tubuh, seperti jahitan luka, tanda lahir bagian leher, dan ada tumbuh daging di bagian dada.
“Itu yang membuat proses identifikasi berjalan lancar sehingga tidak sampai tes DNA ke Jakarta karena tanda lahir terlalu banyak,” pungkas Syukur.
Sementara itu, di waktu yang sama, rombongan BPBD Bangkalan juga mengawal jenazah santri lainnya, Sulaiman Hadi (15), asal Kampung Morleke, Desa Kolla, Kecamatan Modung.
Sekretaris BPBD Bangkalan, Catur Fajar A menyampaikan, pihaknya mendapat tugas untuk menerima dua korban dari Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo yakni Moh Royhan Mustofa dan Sulaiman Hadi.
“Awalnya ke Desa Kolla, namun karena tidak ada orang maka dipindah ke Desa Serabi Timur,” ungkap Catur.
Kedua korban berhasil dikenali oleh Tim DVI Polda Jatim saat proses identifikasi terhadap delapan kantong jenazah pada Senin malam.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) merupakan badan yang bertanggung jawab terhadap penanganan korban tak bernyawa pada suatu bencana, terutama yang terjadi di regionnya.
Dari delapan kantong tersebut berisi 7 jenazah dan satu anggota tubuh.
Selain jenazah Royhan dan Sulaiman, Tim DVI juga berhasil mengidentifikasi jasad Ali Rahbini (19), warga Dusun Plasah, Desa Biren, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang.
“Malam ini juga diinformasikan ada tiga jenazah lagi yang ditemukan, tetapi kami masih menunggu proses dari DVI untuk menentukan DNA,” pungkas Catur.
Hingga Senin (6/10/2025) malam, jumlah korban mencapai 170 orang dengan rincian 104 orang korban selamat dan 66 orang korban meninggal dunia (termasuk 7 anggota tubuh).
Sementara itu, petugas di lokasi kejadian masih berupaya melakukan pencarian terhadap para korban hingga semua clear alias di lokasi sudah dipastikan tidak ada korban lagi.
Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya berhasil mengidentifikasi delapan kantong jenazah korban ambruknya Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (6/10/2025) sore.
Kantong tersebut berisi jasad santri Ponpes Al Khoziny dan organ kaki kanan yang lepas dari tubuh utama, sehingga harus dievakuasi menggunakan dua kantong jenazah.
Sedangkan domisili para santri tersebut berasal dari Kota Surabaya, Pamekasan, Bangkalan, Semarang, Jateng, hingga Cikarang, Bekasi Barat, Provinsi Jabar.
Berikut rinciannya:
1. Kantong jenazah bernomor Post-Mortem (PM) RSB B-001 teridentifikasi melalui sidik jari dan medis, cocok dengan nomor Antem-Mortem (AM) 030 sebagai Mohamad Roihan Mustofa, laki-laki, 17 tahun, alamat Jalan Kiai-Sazili Makidi RT 01 RW 02 Kelurahan Banyuayu, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan.
2. Kantong jenazah bernomor PM RSB B-020 teridentifikasi melalui gigi, medis dan properti atau barang kepemilikan, cocok dengan nomor AM 023 sebagai Abdul Fattah, laki-laki 18 tahun dengan, alamat Jalan Asem Manunggal.
3. Kantong jenazah bernomor PM RSB B-026 teridentifikasi melalui sidik jari dan medis, cocok dengan nomor AM 022 sebagai Wasiur Rohib, laki-laki 17 tahun, alamat Jalan Gayungan 8 Gang Mawar 14 B Surabaya.
4. Kantong jenazah bernomor PM RSB B-027 teridentifikasi melalui gigi, medis dan properti atau barang kepemilikan, cocok dengan nomor AM 039 sebagai Muhammad Aziz Pratama Yudistira, laki-laki 16 tahun, alamat Kampung Pulo Kapuk Mekar Mukti Cikarang Utara Bekasi Barat, Jabar.
5. Kantong jenazah beromor PM RSB B-034 dan kantong jenazah dengan nomor PM RSB B-033 teridentifikasi melalui medis dan properti atau barang kepemilikan cocok dengan nomor AM 015 sebagai Moh Davin, laki-laki 13 tahun dengan alamat Jalan Bonowati Selatan II/ 20 RT 007 RW 001, Bulu Lor Semarang, Jawa Tengah.
6. Kantong jenazah benomor PM RSB B-037 teridentifikasi melalui sidik jari, gigi, dan medis cocok dengan nomor AM 011 sebagai M. Ali Rahbini, laki-laki 19 tahun, alamat Dusun Plaza Birem Tambelang Sampang.
7. Kantong jenazah bernomor PM RSB B-040 teridentifikasi melalui sidik jari, medis, dan properti atau barang kepemilikan, cocok dengan nomor AM 026 sebagai Sulaiman Hadi, laki-laki 15 tahun dengan alamat Jalan Morleke, Kola, Modung, Bangkalan, Jatim.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Jatim, Kombes Pol dr. M. Khusnan Marzuki menjelaskan, penemuan identitas 7 jenazah pada Senin menambah jumlah korban yang berhasil diidentifikasi menjadi total 17 orang.
"Sampai hari ini, tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 17 korban dari 59 kantong jenazah yang diterima. Saat ini proses operasi DVM masih berjalan dengan melakukan pendalaman baik nomor AM maupun PM," ujar dr M Khusnan, di depan Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya.
Sementara itu, Kabid DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol dr. Wahyu Hidajati menyebutkan, organ tubuh yang terpisah tersebut merupakan milik jenazah bernama Moh Davi.
Organ tubuh tersebut merupakan anggota gerak kaki dan kemudian dimasukkan ke dalam kantong jenazah berbeda dari kantong jenazah khusus tubuh.
Pihaknya berhasil mengidentifikasi organ tubuh tersebut dari ciri-ciri tanda tubuh yang khas pada korban.
"Setelah kami cocokan dengan data yang dilaporkan keluarga; oh pernah ini dan itu. Ternyata tanda itu ada di 2 body part ini. Di kaki ini ada dan di badan ini ada. Kita yakin; oh ini 1 orang. Meski 2 kantong tapi satu orang. Itu adalah atas nama Moh Dafin," ujar dr Wahyu, menambahkan.
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.