Berita Nasional
Saran Praktisi Kesehatan, MBG Diprioritaskan untuk Sekolah dengan Kelompok Ekonomi Menengah ke Bawah
MBG sebaiknya diprioritaskan untuk sekolah dengan kelompok ekonomi menengah dan ke bawah. Ini saran praktisi kesmas.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Program makan bergizi gratis (MBG) tidak hanya menyasar sekolah-sekolah negeri, melainkan juga siswa sekolah swasta juga mendapatkan manfaat tersebut.
Bahkan, ada video viral yang memperlihatkan salah satu orang tua murid di sekolah swasta terang-terangan menyampaikan aspirasinya soal penolakan MBG diberikan ke siswa di sekolah elit.
Menurutnya, ada banyak sekolah yang lebih membutuhkan daripada MBG disalurkan ke sekolah elit.
Baca juga: Terungkap, Ini Pemicu Keracunan MBG di 10 Lokasi di Jakarta hingga 60 Siswa Alami Gejala Keracunan
Praktisi Kesehatan Masyakarat, dokter Ngabila Salama, menyampaikan, MBG sebaiknya diprioritaskan untuk sekolah dengan kelompok ekonomi menengah dan ke bawah.
"Tidak perlu sekolah elit karena siswa disana asupan gizinya diharapkan sudah baik dan sesuai konsep isi piringku Kemenkes RI," kata Ngabila saat dikonfirmasi Senin (6/10/2025).
Ngabila mengatakan, perlu ada pemantauan penyedia katering anak sekolah agar makanan yang disajikan tepat untuk siswa yang benar-benar menerima MBG.
Baca juga: Keracunan MBG Tembus 10.842 Siswa, JPPI Desak Dapur SPPG Distop, Mahfud MD Gertak Presiden Prabowo
MBG bermanfaat untuk masyarakat kelompok ekonomi menengah ke bawah karena beberapa alasan.
Pertama, bisa memberi gizi (nutrisi) anak sekolah agar siap menghadapi puncak bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045.
Sehingga siswa bisa menjadi generasi yang sehat, cerdas, kuat, produktif, dan punya daya kompetitif.
Baca juga: Sebabkan Keracunan MBG, Sejumlah SPPG di Jakarta Diduga Tidak Jalankan Standar yang Ditentukan BGN
Alasan kedua, menyiapkan fisik dan mental calon orang tua, terutama calon ibu hamil.
"Fisik anak wanita agar tidak anemia karena anemia pada kehamilan menyebabkan risiko balita stunting lebih tinggi," jelasnya.
"Dari segi mental, memberi contoh nutrisi terbaik pada calon orang tua bagaimana makanan yang murah, bergizi, proporsional, ideal sesuai konsep isi piringku," lanjut Ngabila.
Baca juga: Banyak Kasus Keracunan MBG Dialami Siswa, Petugas SPPG di Jakarta akan Diberi Pelatihan Khusus
Ngabila optimis jika hal ini akan bisa terus direplikasi oleh para anak-anak ketika menjadi orang tua.
Menurut dia, pola asuh bayi, balita, anak sangat dipengaruhi oleh nutrisi, stimulasi, deteksi dini, tingkat pendidikan orangtua, dan akses ke pelayanan kesehatan.
Menanggapi banyaknya siswa yang mengalami keracunan karena MBG, Ngabila menyarankan pemerintah berani memberi hukuman kepada penyedia yang tidak mempertahankan mutu dengan baik.
"Sebaiknya MBG dibarengi tema edukasi jd sebelum makan bersama selalu diselipkan satu tema atau kurikulum harian tentang kesehatan dan pencegahan sakit," katanya. (m40)
keracunan massal MBG
Siswa keracunan MBG
penyebab keracunan MBG
program MBG
MBG
penerima MBG
Ngabila Salama
Sambut Pariwisata Masa Depan, SGU dan MASATA Tangsel Gaungkan Transformasi Digital |
![]() |
---|
Abu Bakar Ba'asyir Kunjungi Rumah Jokowi, Roy Suryo: Bapaknya Gibran Dinasihati Supaya Taubat |
![]() |
---|
Jadi Sorotan, Ini Sosok KH R.Abdus Salam Mujib Pengasuh Pesantren Al-Khoziny |
![]() |
---|
Tak Sebatas Program Sosial, MBG Dinilai Jadi Akselerator Kemajuan Bangsa |
![]() |
---|
Selamatkan Rp7 Triliun, Prabowo Subianto Tantang Beking Korupsi Timah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.