Diplomat Tewas

Istri Diplomat Arya Daru Akhirnya Jelaskan Hubungan Kedekatan dengan Vara

Meta Ayu Puspitantri, istri diplomat Arya Daru, bantah isu suaminya punya hubungan dengan Vara dan sebut kematian Arya masih janggal.

KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO
KLARIFIKASI ISTRI - Klarifikasi istri diplomat Arya Daru, Pita (Jilbab merah muda) saat konfrensi pers di Yogyakarta, Sabtu (27/9/2025) soal kedekatan mendiang suami dengan sosok Vera 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Meta Ayu Puspitantri atau Pita, istri dari diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru, akhirnya muncul ke publik setelah tiga bulan kematian sang suami.

Dalam pernyataannya, Pita menegaskan bahwa Arya tidak memiliki hubungan spesial dengan rekan kerjanya, Vara.

Dalam konferensi pers yang digelar Minggu (28/9/2025), Pita menyampaikan bantahannya atas rumor yang beredar.

Ia menilai banyak kabar simpang siur yang mengaitkan kematian Arya dengan isu perselingkuhan.

“Sebagai istri, saya sangat mengenal Mas Daru. Kami sudah cukup untuk satu sama lain, sehingga saya mohon jangan ada lagi framing negatif terhadap suami saya,” ujar Pita dalam pernyataan yang disiarkan Metro TV News.

Baca juga: Spekulasi Terjawab, HP Samsung Arya Daru Tak Pernah Dibuang di Grand Indonesia

Pita juga menegaskan bahwa hingga kini dirinya masih menilai kematian Arya penuh kejanggalan dan meminta publik tidak mudah percaya pada isu yang belum terbukti kebenarannya.

Sebelumnya, Pita sempat bersuara soal sosok Vara.

Melalui pengacaranya, Dwi Librianto, Pita mengaku kenal dan tahu siapa sosok Vara yang disebutkan oleh polisi.

"Almarhum selalu menceritakan siapa Vara, siapa Dion. Kawan kerjanya, selalu ada dalam chatting," pungkas Dwi Librianto.

"Jadi mereka (Pita) kenal, dan tahu lah (soal Vara). Tahu, dalam chat ada diskusi. Dalam kerjaannya selalu diberi tahukan," sambungnya.

Misteri Teror Ketiga

Keluarga diplomat Arya Daru kembali diguncang teror misterius berupa kiriman mawar merah dengan garis pesan yang diduga berasal dari pihak tertentu. 

Ini merupakan insiden ketiga yang dialami keluarga tersebut dalam beberapa bulan terakhir. 

Dalam pernyataan resminya, keluarga Arya Daru menyebut simbol dan pesan yang disisipkan.

Kuasa Hukum Keluarga Arya Daru Pangayunan, Nicholay Aprilindo, mengungkapkan ada tiga teror yang diterima keluarga mendiang diplomat muda Kemlu tersebut.

Baca juga: Keluarga Minta Kematian Almarhum Arya Daru Diusut Tuntas, Polisi: Penyelidikan Masih Dilanjutkan

Teror pertama diterima keluarga pada 9 Juli 2025 pukul 21.00, setelah tahlilan.

“Setelah tahlilan mendapatkan amplop berisi styrofoam, bunga kamboja, hati, dan bintang. Itu teror pertama,” katanya dalam konferensi pers, Sabtu (27/09/2025).

Sebagaimana diberitakan, Diplomat muda Kemlu Arya Daru ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di kamar kosnya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Hasil penyelidikan Polda Metro Jaya menyebut dugaan Arya Daru meninggal dunia karena bunuh diri. 

Hal itu dibantah keluarga Arya Daru berdasar bukti luka-luka yang tak sinkron dengan dugaan tersebut.

Alih-alih mendapat kabar terang misteri kematian Arya, keluarga justru mendapat teror setelah tahlilan pada 9 Juli 2025.

Tak berselang lama, keluarga Arya Daru kembali mendapatkan teror. Teror kedua diterima keluarga pada 27 Juli 2025. Makam Arya Daru diacak-acak oleh orang tidak dikenal.

Teror ketiga bunga mawar

Tim Kuasa Hukum mengatakan teror ketiga diterima keluarga baru-baru ini.

“Teror ketiga, baru-baru ini, pada September, ketika istrinya berkunjung (ke makam Arya Daru) bersama anaknya. Ditaruh bunga berbentuk garis, bunga mawar merah berbentuk garis,” lanjutnya.

Pihaknya sudah meminta konfirmasi dari pihak keluarga terkait bunga mawar merah berbentuk garis tersebut.

Baca juga: Mabes Polri Diminta Ambil Alih Kasus Kematian Arya Daru Pangayunan, Begini Tanggapan Kapolri

Namun tidak ada pihak keluarga yang melakukannya.

“Ya itu teror, membuat rasa takut,” sambungnya.

Ia menilai teror yang dialami oleh keluarga Arya Daru merupakan pesan dari pihak tertentu.

“Ini adalah satu clue atau pesan bagi kami sebagai penasihat hukum. Ini ada satu pesan dari pihak tertentu pada keluarga, istri, orangtua almarhum,” pungkasnya.

Misteri kematian janggal

Tim penasihat hukum keluarga almarhum Arya sebelumnya telah mengklaim adanya kejanggalan seputar kematian diplomat muda Kemlu tersebut.

Kejanggalan yang ditemukan oleh pihak keluarga dan tim hukum, beberapa di antaranya hasil penyelidikan kepolisian.

"Misteri dari kematian almarhum (Arya) ada kemiripannya dengan kasus (kematian) Brigadir Yosua, karena ini peristiwa misterius," terang dia, saat jumpa pers, di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025).

Diplomat muda Kemlu Arya Daru ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di kamar kosnya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Selang kira-kira sebulan, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, mengungkapkan penyelidik belum menemukan unsur pidana terkait kasus kematian Arya.

Dalam rilis perkembangan kasus pada Selasa (29/7/2025), Polda Metro Jaya menduga Arya Daru meninggal dunia karena bunuh diri.

Subaryono, ayah Arya kemudian mempertanyakan hasil penyelidikan kepolisian tersebut dalam jumpa pers pada Sabtu ini, didampingi tim hukum.

Beberapa kejanggalan diungkap oleh keluarga dan tim hukum, di antaranya soal hasil penyelidikan polisi, luka lebam tubuh alm Arya, kandungan obat dalam urine yang secara keseluruhan membuat kasus ini tetap misterius.

Tergantung polisi mau atau tidak

Atas dasar itu, Tim penasihat hukum keluarga almarhum diplomat muda Arya berharap kepolisian berkaca dari kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat.

"Saya yakin kepolisian punya keahlian. Sekarang tinggal mau apa tidak ungkap secara transparan untuk memberi kepastian hukum, pemenuhan HAM dari sisi kemanusian kepada pihak almarhum agar beliau tenang diperistirahatan yang abadi dan keluarga yang ditinggalkan tenang," tegas Nicholay.

Tim hukum keluarga Arya Daru juga menegaskan untuk saat ini pihak keluarga meyakini kematian Arya Daru bukan karena bunuh diri.

"Bukan kasus bunuh diri. Kemungkinan besar melibatkan orang lain dan ada tindak pidana, pihak lain yang punya kehalian profesioanl menghabisi nyawa seseorang," tegas Nicholay. 

Disampaikan Nicholay, pihak kelurga almarhum juga menyoroti kondisi fisik jenazah saat pertama kali ditemukan.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

 

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved