Demo

Ratusan Pelajar Diamankan Ikut Demo DPR, Dina Masyusin: ini Lemahnya Pengawasan

Dina Masyusin menyoroti keterlibatan 203 pelajar yang diamankan polisi saat mengikuti demonstrasi ricuh di DPR RI

istimewa
PELAJAR IKUT DEMO - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Dina Masyusin saat rapat paripurna di DPRD DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Dina menyoroti keterlibatan 203 pelajar yang diamankan polisi saat mengikuti demonstrasi ricuh di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025) lalu. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Dina Masyusin, menyoroti keterlibatan 203 pelajar yang diamankan polisi saat mengikuti demonstrasi ricuh di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025) lalu.

Dina menilai pelajar ikut demo DPR RI  ini menjadi peringatan serius bagi pemerintah, sekolah, dan orang tua agar lebih memperkuat pengawasan serta pembinaan kepada anak-anak di usia sekolah.

“Ini bukan sekadar soal pelanggaran aturan, tetapi juga cerminan dari lemahnya pengawasan. Sekolah dan orang tua harus lebih aktif membimbing anak-anak agar tidak terjebak dalam kegiatan yang berisiko,” kata Dina kepada Warta Kota pada Rabu (27/8/2025).

Menurut dia, pelajar seharusnya diarahkan untuk menyalurkan aspirasi dengan cara yang positif dan sesuai koridor hukum.

Politisi dari Partai Perindo ini menekankan bahwa demonstrasi bukan ruang yang tepat untuk anak-anak, apalagi jika mereka belum memahami isu yang diperjuangkan.

Baca juga: Besok Demo Buruh Besar-besaran, Rekayasa Lalin Dilakukan, Ini Titik Kumpul, Rute dan Tuntutan

“Pelajar punya hak berpendapat, tetapi ada jalur yang lebih aman dan mendidik, misalnya melalui forum sekolah, organisasi kesiswaan, atau kegiatan sosial yang membangun,” ujarnya.

Dina juga mengapresiasi langkah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian serta Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta dalam proses pengawasan terhadap ratusan pelajar tersebut.

Kata dia, koordinasi lintas lembaga itu penting agar penanganan anak tidak sekadar bersifat represif, melainkan juga edukatif dan melindungi hak-hak mereka.

“Kita harus pastikan anak-anak ini tidak distigmatisasi, tetapi justru diberi edukasi agar memahami kesalahan dan tidak mengulanginya,” tegas Dina.

Lebih jauh, Dina menekankan pentingnya sekolah mengambil peran aktif dalam pencegahan. Ia mendorong Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk meningkatkan program literasi politik dasar bagi pelajar agar mereka lebih kritis namun tetap pada jalur akademik.

“Jika mereka dibekali dengan literasi politik dan pemahaman hukum sejak dini, pelajar tidak akan mudah ikut-ikutan atau terprovokasi,” tuturnya.

Selain sekolah, Dina juga menyoroti peran keluarga.

Baca juga: Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Respon Aksi Demo Dengan Janji Introspeksi soal Tunjangan

Para orang tua diminta lebih terbuka dalam berkomunikasi dengan anak-anaknya, sehingga anak tidak mencari ruang ekspresi di jalanan yang justru berbahaya.

“Orang tua harus menjadi teman diskusi utama bagi anak-anak. Jangan sampai anak merasa lebih nyaman mencari pembenaran di luar rumah,” ujar Dina.

Dina berharap kasus 203 pelajar yang diamankan bisa menjadi momentum bersama untuk memperbaiki sistem pembinaan remaja di Jakarta.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved