Berita Nasional

LKC Dompet Dhuafa Capai 83 Persen Sasaran Program Pemberian ASI Ekseklusif di 2024 dan 2025

Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa capai sasaran program pendampingan ibu menyusui untuk ASI eksklusif sebanyak 83 persen di 2024 dan 2025.

dok. Dompet Dhuafa
Memperingati Pekan Menyusui Sedunia 2025, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa menggelar seminar bertema 'Prioritaskan Menyusui: Ciptakan Sistem Pendukung yang Berkelanjutan' di Sasana Budaya Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan. Selasa (26/8/2025). Seminar ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif serta bagaimana menciptakan sistem pendukung yang berkelanjutan agar para ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka tanpa kendala. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Air Susu Ibu (ASI) adalah anugerah tak ternilai bagi setiap bayi. Kandungan nutrisi yang lengkap dan seimbang di dalamnya menjadikan ASI sebagai makanan terbaik, terutama selama enam bulan pertama kehidupan bayi atau yang dikenal sebagai ASI eksklusif

Pemberian ASI eksklusif bukan hanya tentang pemenuhan gizi, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kesehatan, tumbuh kembang, dan kecerdasan anak.

Meskipun manfaatnya sangat besar, tidak semua ibu dapat dengan mudah memberikan ASI eksklusif. Berbagai tantangan mungkin muncul, mulai dari kurangnya pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar, mitos yang beredar di masyarakat, hingga dukungan lingkungan yang kurang memadai.

Di sinilah peran penting Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa hadir. Bendahara & Operasional Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Tri Estriani mengatakan, Dompet Dhuafa melalui LKC sejak tahun 2010 hingga 2025 terus memberikan program pendampingan ASI Eksklusif dan memberikan dampak yang nyata.

Pada data terbaru di tahun 2023 hingga 2025 LKC Dompet Dhuafa mendampingi ibu hamil dan menyusui pada jenis tiga program yang pertama melalui program Kawasan sehat, lalu program ibu dan anak serta bidan untuk negeri.

"Pada perkembangan program dan sasaran dalam memberikan ASI ekseklusif menujukan perkembangan yang patut di apresiasi pada tahun 2023 tercapai berada di angka 70 persen kemudian meningkat signifikan menjadi 83 persen ditahun 2024 dan 2025," ujar Tri Estriani saat seminar bertema 'Prioritaskan Menyusui: Ciptakan Sistem Pendukung yang Berkelanjutan dalam Memperingati Pekan Menyusui Sedunia 2025, Selasa (26/8/2025) di Sasana Budaya Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2025).

Sementara itu, dr. Lovely Daisy MKM mengatakan tantangan dalam mendorong kapasitas Ibu menyusui yang harus diatasi segera mulai dari kurangnya pengetahuan para ibu, keluarga tentang bahwa ASI ibu yang terbaik untuk anak dan juga turut serta peran keluarga.

Memperingati Pekan Menyusui Sedunia 2025, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa menggelar seminar bertema 'Prioritaskan Menyusui: Ciptakan Sistem Pendukung yang Berkelanjutan' di Sasana Budaya Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan. Selasa (26/8/2025). Seminar ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif serta bagaimana menciptakan sistem pendukung yang berkelanjutan agar para ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka tanpa kendala.
Memperingati Pekan Menyusui Sedunia 2025, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa menggelar seminar bertema 'Prioritaskan Menyusui: Ciptakan Sistem Pendukung yang Berkelanjutan' di Sasana Budaya Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan. Selasa (26/8/2025). Seminar ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif serta bagaimana menciptakan sistem pendukung yang berkelanjutan agar para ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka tanpa kendala. (dok. Dompet Dhuafa)

Kemudian ada faktor sosial budaya atau juga masih dengan mitos-mitos yang belum benar sumber informasinya.

Maka itu, menurut dr. Lovely Daisy MKM, dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting dalam peran ibu serta ASI yang dihasilkan.

Dukungan juga penting hadir dari sang suami yang merupakan keluarga terdekat serta termasuk lingkungan kerja. Maka itu peran lingkungan kerja juga harus memperhatikan dan mendorong terciptanya zona nyaman bagi ibu-ibu menyusui maupun dalam memproduksi ASI," ujarnya.

Sementara, Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Yudi Latif dalam diskusinya mengatakan, pola pemberian ASI yang benar dapat menentukan perilaku kesehatan yang baik sehingga secara keseluruhan bagi kita bisa meningkatkan kualitas manusia dan kesehatan masyarakat.

Selanjutnya, Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Nia Umar juga mendorong peran ASI karena ASI merupakan blueprint anak untuk masa depan.

"Prioritaskan menyusui untuk membangun sistem lingkungan berkelanjutan, sehingga pondasi akan kesehatan sudah terbangun dari awal," ucapnya.

Disisi lain Dokter Spesialis Anak Konsultan Laktasi sekaligus relawan LKC Dompet Dhuafa, dr. Asti Praborini mengatakan, memberikan ASI secara langsung dapat menimbulkan hormon cinta dari Ibu kepada anak.

"Selain itu ASI mendorong tumbuh kembang anak secara sehat dan kuat," sebutnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved