Makanan Bergizi Gratis

MBG Menu Favorit Presiden Prabowo Racuni Belasan Siswa SD Tasikmalaya, Sakit Perut dan Muntah

MBG Menu Favorit Presiden Prabowo Racuni Belasan Siswa SD Tasikmalaya, Sakit Perut dan Muntah

Jaenal Abidin/ Tribun Jabar
KERACUNAN MENU PRESIDEN - Sejumlah siswa SD di Desa Cikunir, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (17/10/2025) dilakukan pemeriksaan usai keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Mereka diberikan menu MBG khusus hari ini adalah menu favorit Presiden Prabowo karena Prabowo berulang tahun ke 74, namun menu spesial itu ternyata meracuni siswa. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Karena hari ini Presiden Prabowo Subianto berulang tahun ke 74, maka menu Makan Bergizi Gratis seluruh Indonesia menyajikan makanan favorit Prabowo yakni nasi goreng.

Namun ternyata menu favorit Presiden Prabowo itu meracuni belasan siswa SD di Desa Cikunir, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (17/10/2025).

Para siswa yang keracunan MBG di hari ulang tahun presiden itu adalah pelajar dari SDN Margamulya, Desa Cikunir, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Baca juga: Prabowo Ultah, Semua SPPG Sajikan Menu Idola Presiden, Nasi Goreng dan Telur Ceplok untuk MBG

Pelajar yang keracunan MBG berasal dari kelas 4, 5, dan 6.

Para siswa merasakan sakit perut hingga muntah setelah menyantap menu MBG berupa nasi goreng, ayam goreng dengan sayur selada serta tempe orek dan buah.

Eddy Prasetyo, salah seorang guru di SDN Margamulya mengatakan biasanya menu MBG yang diberikan ke siswa itu melalui pengecekan terlebih dahulu.

Namun pada Jumat (17/10/2025) ini tidak dilakukan pengecekan karena ada instruksi agar menu nasi goreng langsung disantap para murid.

"Biasanya kita cek kondisi dulu sebelum dibagikan ke peserta didik. Tapi kali ini ada instruksi untuk menu MBG supaya langsung dimakan, dan beberapa anak ada yang sudah makan," ungkap guru PJOK tersebut.

Karenanya kata Eddy, beberapa pelajar dari kelas 4, 5, dan 6 yang sudah terlanjur mengonsumsi makanan tanpa diperiksa mengalami keracunan.

Belasan siswa langsung merasakan sakit pada perut hingga muntah-muntah.

Menurut Eeddy, rupanya saat itu, menu MBG yang diberikan sudah dalam kondisi kurang baik, dan jika terlalu lama akan semakin tidak baik.

Sehingga katanya ada instruksi agar MBG langsung dikonsumsi siswa.

Namun ternyata berujung fatal, karena belasan siswa langsunh merasakann sakit perut dan muntah.

"Untuk menu hari ini itu ada nasi goreng, ayam goreng, sayuran, dan buah. Nah, untuk nasi sudah terciun bau, kondisinya sudah benyek," papar Eddy.

Karenanya kata Edddy, para guru langsung mengambil tindakan cepat dengan membawa siswa yang keracunan ke unit kesehatan sekolah (UKS).

Di sana mereka mendapatkan penanganan pertama.

Setelah itu kata dia menu MBG yang akan dibagikan ke kelas 1, 2, dan 3 langsung secara cepat ditarik kembali, karena kondisinya juga mengalami bau yang tidak sedap.

Sehingga belum ada siswa di 3 kelas itu yang sempat mengonsumsinya.

"Kami sudah data, jumlahnya ada 13 anak berasal dari kelas 4, 5 dan 6 yang keracunan MBG. Sedangkan untuk kelas 1, 2 dan 3 tidak terdampak karena langsung kita tarik makanannya sebelum dikonsumsi," kata Eddy.

Eddy menjelaskan untuk belasan siswa yang keracunan dan ditangani di UKS sekolah, kini sudah langsung di tangani pihak puskesmas yang datang ke sekolah.

Baca juga: Perputaran Uang Program MBG di Kabupaten Bogor Capai Rp 12 Triliun, Serap 28.500 Tenaga Kerja

Kasus ini menambah panjang daftar insiden keracunan MBG.

Sebelumnya keracunan massal MBG dengan korban hingga ribuan siswa terjadi di Bandung Barat.

Hal itu memicu kekhawatiran serius terkait kualitas dan pengawasan sajian makanan program MBG yang diberikan kepada siswa.

Siswa Keracunan Sudah Pulang ke Rumah

Sementaravitu, Camat Singaparna, Tono Haeruman menjelaskan saat ini semua pelajar yang sempat mengalami muntah dan mual karena keracunan MBG sudah dipulangkan ke rumahnyamasing-masing. 

Menurutnya tercatat ada 13 murid SDN Margamulya mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG, Jumat (17/10/2025) pagi.

"Untuk penanganan telah dilaksanakan oleh tim dari medis puskesmas, dan kita juga berkoordinasi dengan seluruh muspika dan stakeholder. Mudah-mudahan ini dapat terselenggara dengan baik," ungkapTono Haeruman, kepada Tribun, Jumat.

 Dia mengatakan, semua murid sudah dipulangkan setelah mendapat penanganan medis.

"Sebagian besar sudah dikembalikan ke rumah masing masing, dan kita juga memantau jika ada perkembangan lain," tuturnya.

Namun, pihaknya belum mendapatkan informasi lebih jelas soal kejadian yang menimpa belasan pelajar itu.

"Kami memang belum mendapatkan informasi yang pasti, tetapi berdasarkan informasi awal tadi, yang telah memakan makanan tadi kurang lebih dari kelas 4, 5, dan kelas 6. Jadi yang 13 orang tadi berasal dari kelas tersebut," ucap Tono.

Tono menegaskan, untuk kelas lain tidak terdampak karena cepat ditindaklanjuti sebelum dikonsumsi.

Baca juga: Program MBG 10 Ribu Per Porsi Bisa Masuk Telur dan Ayam, BGN Perketat Pengawasan

"Untuk kelas 1, 2, dan 3, begitu ada indikasi memang tidak disarankan untuk dikonsumsi, jadi langsung ditarik," ucap dia. 

Ia menambahkan, untuk di wilayah Singaparna ada 8 dapur SPPG yang tersebar di beberapa desa untuk menangani menu MBG.

Ke depan, Tono berjanji akan melakukan monitoring ke 8 dapur SPPG tersebut, terutama soal kepemilikan penerbitan SLHS bagi dapur SPPG di wilayah Singaparna.

"Mungkin dalam jangka waktu dekat kita juga akan melakukan monitoring secara langsung ke seluruh dapur dapur. untuk kepastiannya mungkin nanti kita langsung cek ke dapur," katanya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved