Menangis, Cerita Warga Lihat Siswa SMAN 72 Jakarta Terluka Dibawa Keluar Sekolah setelah Ada Ledakan

Ringkasan Berita:

• Warga sempat menduga ledakan di SMAN 72 Jakarta bersumber dari ban truk kontainer yang pecah
• Para korban ledakan yang ditandu mengalami luka bakar di tangan, dada, kaki dan kepala serta beberapa bagian tubuh lainnya

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Suara ledakan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengejutkan warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian.

Salah satu warga adalah Retno Ariyanto yang sempat menduga ledakan tersebut bersumber dari ban truk kontainer yang pecah.

Suara ban pecah biasa didengar warga di kawasan itu.

Baca juga: Cerita Kakak Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Adiknya Jalani Operasi Akibat Luka Serius di Tubuh

Namun saat Retno akan pulang ke rumah, ia melihat di depan sekolah banyak siswa perempuan membuat dua barisan untuk memberi jalan teman-temannya yang sedang mengevakuasi korban ledakan.

"Saat ditanya, anak-anak itu menjawab ada kebakaran di dalam SMAN 72," kata Retno, Sabtu (8/11/2025).

Retno awalnya mendapatkan informasi ledakan tabung gas dari salah satu pedagang di kantin sekolah.

Baca juga: Korban Ledakan di SMAN 72 Alami Luka Bakar dan Pendengaran Terganggu

Tak lama kemudian, ia melihat ada para siswa SMAN 72 membawa tiga rekannya yang jadi korban ledakan tersebut.

"Hancur hati saya pas melihat itu, kebetulan anak saya itu sekolah di SMAN 72, tapi kemarin dia tidak masuk karena kurang sehat," jelasnya.

Ia melihat, para korban ledakan yang ditandu mengalami luka bakar di tangan, dada, kaki dan kepala serta beberapa bagian tubuh lainnya.

Baca juga: Foto-foto Perawatan Korban Ledakan SMAN 72 di RS Islam Cempaka Putih

Bahkan, ada siswa yang ditandu sudah pakai celana pendek karena di bagian pahanya mengalami luka bakar.

"Saya tanya lagi dan mereka mengatakan ada ledakan tante di dalam gedung sekolah," ucap dia.

Seketika itu Retno tidak bisa menahan air mata ketika melihat para korban terus dievakuasi ke luar sekolah.

"Orang tua kan tahunya anak sekolah ada di tempat aman, hati saya hancur," imbuhnya. (m26)