Makan Bergizi Gratis
Keracunan MBG di SDN 01 Meruya Selatan, Kasudin Telusuri Asal Puding UMKM Pilihan SPPG
Menurutnya, UMKM binaan Sudin PPKUKM Jakbar sudah dipastikan memiliki kualitas baik, sebab kantongi sertifikat halal dan higienis dari Pemkot Jakbar
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
Ringkasan Berita:
- Kasus dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) di SDN 01 Meruya Selatan, Jakarta Barat, tengah diselidiki setelah sejumlah siswa sakit usai menyantap puding buatan UMKM lokal.
- Sudin PPKUKM Jakarta Barat belum memastikan apakah UMKM pemasok makanan itu merupakan bagian dari binaan resmi Pemkot yang telah “terkurasi” dan bersertifikat halal.
- Kasudin PPKUKM Iqbal Idham Ramid menegaskan pihaknya akan melakukan pengecekan menyeluruh untuk memastikan asal dan standar higienitas UMKM yang terlibat.
WARTAKOTALIVE.COM, KEMBANGAN - Pihak Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Sudin PPKUKM) Jakarta Barat menanggapi kasus dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di SDN 01 Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat pada Rabu (29/10/2025) lalu.
Diketahui, keracunan itu diduga berasal dari puding yang ambil oleh pihak Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Meruya Selatan, dari UMKM setempat.
Terkait hal ini, Kasudin PPKUKM Jakarta Barat, Iqbal Idham Ramid menyampaikan bahwa pihaknya harus melakukan pengecekan terlebih dahulu.
Pasalnya, pihak PPKUM selama ini memiliki daftar binaan UMKM yang sudah terkurasi dengan baik.
"Karena memang kalau terkait dengan UMKM ini apakah sudah terkurasi atau tidak. Karena kalau misalnya dari kami ya, kami kan punya banyak binaan-binaan yang sebenarnya sudah terkurasi," kata Iqbal ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kembangan, Jakarta Barat pada Selasa (4/11/2025).
Baca juga: SDN Meruya Selatan 01 tak Dapat MBG Usai 20 Siswa Keracunan, Orangtua: Anak Saya Malah Ngarep
Menurutnya, UMKM binaan Sudin PPKUKM sudah dipastikan memiliki kualitas baik, sebab ada sertifikat halal dan merupakan rekomendasi dari Pemkot Jakarta Barat.
Namun demikian, Iqbal belum bisa memastikan apakah pihak SPPG menggunakan UMKM binaan Sudin PPKUKM Jakbar atau tidak.
"Nanti mungkin kami bisa cek kembali UMKM-nya yang seperti apa nih yang dipakai oleh MBG. Tapi mudah-mudahan ke depan ya tidak terjadi lagi keracunan yang ada di Jakarta Barat terkait dengan MBG ini," ungkap Iqbal.
Iqbal mengaku terbuka apabila ada pihak SPPG di Jakarta Barat yang mau bekerja sama dengan PPKUKM untuk menyeleksi pihak kedua sebagai pemasok menu MBG.
Namun hingga kini, Iqbal menduga tim SPPG memiliki referensinya sendiri.
"Sejauh ini belum ya. Mungkin kalau SPPG-nya mungkin reach-out (mengajak) ke kami, minta rekomendasi. Kalau sekarang kan mungkin mereka ada referensi sendiri ya gitu teman-teman di SPPG-nya. Misalkan mau UMKM apa gitu ya, nanti kami bisa kasih rekomendasi binaan," jelasnya.
Iqbal mengaku menyambut baik program MBG yang melibatkan UMKM ini, mengingat tim dapur SPPG harus memproduksi banyak porsi dalam satu hari.
"Artinya ketika UMKM ini dilibatkan, itu ya kami akan sangat senang untuk bisa bergabung dan mendukung program prioritas dari Pak Presiden," pungkasnya.
20 Siswa Keracunan
Insiden 20 siswa diduga keracunan makan bergizi gratis di SDN Meruya Selatan 01, Kembangan Jakarta Barat, rupanya bermula dari adanya puding yang berbau gosong.
Diungkap oleh Nursyamsiyah selaku Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) bidang Kesiswaan SDN Meruya Selatan 01, peristiwa itu terjadi pada Rabu (29/10/2025) lalu atau hari ketiga siswa mendapatkan MBG.
Para siswa mengalami pusing hingga sakit perut, pada 1 jam setelah makanan dibagikan.
Baca juga: Keracunan MBG, Siswa SDN Meruya Selatan 01 tak Kapok, Kepsek: Mereka Malah Tanya Menu Hari ini Apa?
"Ketika kami selesai membagikan dan anak-anak mengonsumsi makanan tersebut, ada beberapa siswa yang mengeluh, pusing, dan mual," kata Nur saat ditemui di lokasi, Senin (3/11/2025).
Karena itu, Nur lantas melaporkan temuan ini kepada pihak Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) asal MBG sesuai dengan standar operasional posedur (SOP) yang ada.
"Akhirnya mereka langsung datang ke mari, bagian BGN-nya juga kemari, terus mereka yang langsung menghubungi puskesmas," imbuhnya.
Menurut Nur, reaksi mual dan pusing yang dirasakan siswa tidak begitu parah, sehingga sebagian besar siswa hanya ditangani oleh dokter puskesmas di sekolah.
Baca juga: Tak Mau ada Siswa Keracunan MBG, Kapolda Metro Jaya Tinjau SPPG Polsek Palmerah
Sementara 7 anak lainnya, dibawa ke RSUD Kembangan, Jakarta Barat untuk mendapatkan obat.
"Alhandulillah sih anak-anak sudah baik dan hari Kamisnya sudah masuk semua anak-anak, langsung belajar," katanya.
Nur mengungkap, makanan yang terindikasi kurang baik dalam hingga menimbulkan realsi mual dan pusing adalah puding cokelat.
"Kebetulan ada yang berbau seperti gosong, mungkin bau asap gitu ya, bau gosong yang satu lagi sih normal, biasa," kata Nur.
Hanya saja menurut Nur, pihak sekolah sebelumnya sudah mendapatkan 3 sampel MBG untuk diujicobakan oleh penanggung jawab. Tiga sampel tersebut dalam kondisi baik dan tak menimbulkan reaksi apapun.
Begitipun pada hari pertama dan kedua MBG diberikan kepada siswa, menu-menu yang diberikan dalam kondisi aman.
Pada hari pertama, siswa mendapatkan menu ayam teriyaki, nasi, salad serta pisang. Hari kedia, siswa mendapatan ayam bakar, nasi, dan pisang. Sementara pada hari ketiga, diberikan menu mi, telur, puding cokelat.
Diakui Nur, beberapa anak nampak masih bersikap biasa saja usai insiden tersebut. Namun, dia tidak menampik jika ada sejumlah siswa yang merasa ragu kembali mengonsumsi MBG.
Kini, distribusi MBG dihentikan hingga 10 hari ke depan sampai proses investigasi dan penyelidikan selesai.
Karena itu, pihak sekolah tidak bisa menyimpulkan apakah siswa mengalami keracunan atau tidak.
"Pembagian itu pukul 09.00 WIB kami kan terima pukul 08.30 WIB langsung dimakan," katanya.
Dengan adanya insiden ini, Nur berharap pihak SPPG bisa melakukan pengawasan lebih ketat untuk MBG sebelum didistribusikan ke sekolah-sekolah.
"Supaya kalau memang kami masih diharuskan untuk menerima itu, yaa kami benar-benar menerima makanan yang aman untuk anak-anak," pungkasnya.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa bernama Ida Mulyasari mengaku khawatir dengan MBG yang diberikan kepada putrinya.
Meskipun anaknya tak mengalami dugaan keracunan pada hari ketiga MBG diberikan, namun Ida berharap ke depan bisa ada pengawasan yang lebih baik lagi.
"Enggak ngalamin anak saya. Tapi berharap lebih baik aja lah," katanya ditekui di lokasi, Senin.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
| SDN Meruya Selatan 01 tak Dapat MBG Usai 20 Siswa Keracunan, Orangtua: Anak Saya Malah Ngarep |
|
|---|
| Usai Insiden Keracunan, Siswa SDN 01 Meruya Selatan Kini Bawa Bekal dari Rumah |
|
|---|
| 20 Siswa SDN Meruya Selatan 01 Jakarta Barat Keracunan MBG, Ini Kronologinya |
|
|---|
| Warga Protes Aroma Tak Sedap, Kubangan di SPPG Bojong Menteng Bekasi akan Ditutup |
|
|---|
| Keracunan MBG, Siswa SDN Meruya Selatan 01 tak Kapok, Kepsek: Mereka Malah Tanya Menu Hari ini Apa? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/KERACUNAN-MBG-Kasudin-PPKUKM-Jakarta-Barat-Iqbal-Idham-Ramid.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.