Berita Jakarta

Foto-foto Menteri HAM Bandingkan Kasus MBG Indonesia Dengan Negara Maju

Atas dasar itu, Bahwa kendala dalam program MBG harus dipahami sebagai bagian dari dinamika, bukan tanda kegagalan.

Penulis: Yulianto | Editor: Lucky Oktaviano
Foto-foto Menteri HAM Bandingkan Kasus MBG Indonesia Dengan Negara Maju - berhasil-saat.jpg
Warta Kota/Yulianto
TERGOLONG BERHASIL - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai (ketiga kanan) saat konferensi pers terkait isu HAM terkini termasuk Makan Bergizi Gratis di Kementerian HAM, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2025). Natalius Pigai menegaskan program makan bergizi gratis (MBG) yang baru berjalan di Indonesia, tergolong berhasil. Meski sempat muncul insiden keracunan. Pigai menyebut tingkat penyimpangan program tersebut sangat kecil, yakni hanya 0,0017 persen. Warta Kota/Yulianto
Foto-foto Menteri HAM Bandingkan Kasus MBG Indonesia Dengan Negara Maju - tergolong-berhasil.jpg
Warta Kota/Yulianto
TERGOLONG BERHASIL - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai saat konferensi pers terkait isu HAM terkini termasuk Makan Bergizi Gratis di Kementerian HAM, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2025). Natalius Pigai menegaskan program makan bergizi gratis (MBG) yang baru berjalan di Indonesia, tergolong berhasil. Meski sempat muncul insiden keracunan. Pigai menyebut tingkat penyimpangan program tersebut sangat kecil, yakni hanya 0,0017 persen. Warta Kota/Yulianto
Foto-foto Menteri HAM Bandingkan Kasus MBG Indonesia Dengan Negara Maju - sempat-muncul.jpg
Warta Kota/Yulianto
TERGOLONG BERHASIL - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai (kiri) bersama Pelaksana Tugas (Plt) Inspektur Jenderal Kementerian HAM Farid Junaedi (kanan) saat konferensi pers terkait isu HAM terkini termasuk Makan Bergizi Gratis di Kementerian HAM, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2025). Natalius Pigai menegaskan program makan bergizi gratis (MBG) yang baru berjalan di Indonesia, tergolong berhasil. Meski sempat muncul insiden keracunan. Pigai menyebut tingkat penyimpangan program tersebut sangat kecil, yakni hanya 0,0017 persen. Warta Kota/Yulianto
Foto-foto Menteri HAM Bandingkan Kasus MBG Indonesia Dengan Negara Maju - Kendala-dalam.jpg
Warta Kota/Yulianto
TERGOLONG BERHASIL - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai (ketiga kanan) saat konferensi pers terkait isu HAM terkini termasuk Makan Bergizi Gratis di Kementerian HAM, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2025). Natalius Pigai menegaskan program makan bergizi gratis (MBG) yang baru berjalan di Indonesia, tergolong berhasil. Meski sempat muncul insiden keracunan. Pigai menyebut tingkat penyimpangan program tersebut sangat kecil, yakni hanya 0,0017 persen. Warta Kota/Yulianto
Foto-foto Menteri HAM Bandingkan Kasus MBG Indonesia Dengan Negara Maju - serupa-juga.jpg
Warta Kota/Yulianto
TERGOLONG BERHASIL - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai saat konferensi pers terkait isu HAM terkini termasuk Makan Bergizi Gratis di Kementerian HAM, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2025). Natalius Pigai menegaskan program makan bergizi gratis (MBG) yang baru berjalan di Indonesia, tergolong berhasil. Meski sempat muncul insiden keracunan. Pigai menyebut tingkat penyimpangan program tersebut sangat kecil, yakni hanya 0,0017 persen. Warta Kota/Yulianto

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menegaskan program makan bergizi gratis (MBG) yang baru berjalan di Indonesia, tergolong berhasil saat ditemui di Kementerian HAM, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2025).

Meski sempat muncul insiden keracunan. Tingkat penyimpangan program tersebut sangat kecil, yakni hanya 0,0017 persen.

Kendala dalam program MBG bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di negara-negara maju yang sudah jauh lebih lama melaksanakannya.

Fenomena serupa juga masih ditemukan di sejumlah negara lain. Meski sudah berlangsung puluhan tahun, program makan bergizi gratis di berbagai negara tetap menghadapi tantangan. 

Atas dasar itu, Bahwa kendala dalam program MBG harus dipahami sebagai bagian dari dinamika, bukan tanda kegagalan. 

Program tersebut harus lebih maksimal ke depan, pemerintah perlu melakukan sejumlah langkah perbaikan dan pengawasan berkelanjutan agar pelaksanaan program di Indonesia dapat berjalan lebih baik ke depan.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved