Malapraktik

Klarifikasi Soal Malpraktik, DPRD Karawang Panggil RS Hastien dan Keluarga Korban

Klarifikasi Soal Malpraktik, DPRD Karawang Panggil RS Hastien dan Keluarga Korban Besok

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dwi Rizki
Dokumentasi/ Tribun Bekasi
SIDAK RUMAH SAKIT - Jajaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karawang telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RS Hastien, Rengasdengklok, Kamis (16/10/2025). Mereka ingin tahu soal berita viral dugaan malapraktik pada pasien lansia. 

WARTAKOTALIVE.COM, KARAWANG - Komisi IV DPRD Kabupaten Karawang memastikan akan memanggil manajemen Rumah Sakit Hastien dalam rapat dengar pendapat (RDP) pada Senin (20/10/2025) besok.

Pemanggilan ini dilakukan untuk meminta klarifikasi terkait dugaan kelalaian medis atau malpraktik yang menimpa Mursiti (62), warga Bekasi, yang meninggal dunia usai menjalani operasi di rumah sakit tersebut.

Ketua Komisi IV DPRD Karawang, Asep Junaedi menyampaikan selain memangil RS Hastien pihaknya juga akan memanggil para pihak yang berkaitan dengan dugaan adanya kelalaian medis atau malpraktik di luar Standar Operasional Perusahaan (SOP).

"Nanti kita RDP (Rapat Dengar Pendapat) hari Senin. Semua kita panggil, dari RS Hastien, Dinkes, termasuk keluarga korban," terang Asep Junaedi pada Minggu (19/10/2025).

Baca juga: Kolaborasi Primaya Hospital Group dan Kalbe Regenic Stem Cell Hadirkan Inovasi Penanganan Ortopedi

Sekretaris Komisi IV DPRD Karawang, H. Asep Syaripudin atau Asep Ibe, mengatakan langkah pemanggilan itu merupakan tindak lanjut dari inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan pihaknya ke RS Hastien pada Kamis (16/10/2025).

“Insyaallah hari Senin depan kami akan gelar RDP dengan semua pihak terkait, termasuk manajemen RS Hastien dan keluarga pasien,” ujar Asep Ibe.

Menurutnya, sidak yang dilakukan kemarin bertujuan untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar di masyarakat setelah video kondisi jenazah pasien viral di media sosial.

Dalam video tersebut, terlihat luka bekas operasi di bagian perut bawah korban tidak dijahit, melainkan hanya disumpal dengan kain kasa.

“Kami sudah minta penjelasan dari pihak rumah sakit, termasuk soal prosedur edukasi kepada keluarga pasien. Seharusnya pasien pascaoperasi dijelaskan betul kondisinya karena masa penyembuhan sangat sensitif dan rentan terhadap infeksi,” kata Asep.

Politisi senior itu juga menegaskan, Komisi IV mendesak pihak RS Hastien untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen pelayanan medis, terutama untuk pasien dengan risiko tinggi pascaoperasi.

“Kalau ada potensi risiko besar, pasien seharusnya dirawat dua sampai tiga hari. Jangan terburu-buru dipulangkan. Ini jadi catatan penting untuk perbaikan ke depan,” ujarnya.

Berita sebelumnya, warga Kabupaten Bekasi digemparkan dengan beredarnya video di media sosial yang memperlihatkan jasad seorang wanita dengan luka bekas operasi di bagian perut bawah tidak dijahit.

Dalam video itu terdapat kain kasa cukup panjang dan ditarik ketika hendak dimandikan.

Korban diketahui bernama Mursiti (62), warga Kampung Pamahan, Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Ia diduga menjadi korban kelalaian medis setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Hastien, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang.

Adik korban, Acih Sukarsih (41) menjelaskan, peristiwa bermula ketika Mursiti mengalami keluhan bisul dan dibawa keluarga ke rumah sakit tersebut pada Senin (6/10).

Setelah diperiksa di ruang UGD, korban menjalani operasi pada Selasa (7/10) sekitar pukul 09.00 WIB. Sehari kemudian, Rabu (8/10), korban diizinkan pulang ke rumah setelah mendapatkan perawatan pascaoperasi.

"Tapi kondisinya terus menurun dan meninggal dunia pada Sabtu dini hari (11/10) di rumah," ujarnya pada Minggu (12/10/2025).

Menurut keterangan adik korban keluarga tidak mengetahui adanya tindakan operasi di bagian bawah perut.

Sebab, saat dibawa ke rumah sakit keluahannya ialah bisu pada bagian pantat.

“Kami kaget karena waktu mengganti pampers, ternyata luka di bawah perut terbuka dan berisi kasa. Tidak dijahit, hanya disumpal kapas. Dokter tidak pernah menjelaskan soal itu,” ujar Acih Sukarsih

Jasad almarhumah Mursiti telah dimakamkan pada Sabtu (11/10/2025) di tempat pemakaman keluarga yang berjarak tak jauh dari rumah duka di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran.

Sementara itu, Manajer Pelayanan Medis RS Hastien, dr. Fahri Trisnaryan menjelaskan pasien datang dengan keluhan nyeri dan bengkak di area bokong serta perut bawah, disertai demam.

Pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi luas dengan nanah yang menyebar hingga rongga perut bawah.

“Pasien memiliki riwayat diabetes melitus (DM) yang memperberat kondisi infeksi. Kami melakukan operasi evakuasi nanah dan pembersihan luka (debridement) dengan irigasi antiseptik. Luka tidak dijahit rapat, melainkan diberi kasa untuk drainase,” katanya dalam keterangan kepada media.

 

Selama perawatan, pasien juga mendapat terapi antibiotik, pengendalian gula darah, dan perawatan luka. Kondisinya sempat membaik dengan demam hilang, nyeri berkurang, dan luka menunjukkan tanda penyembuhan. (MAZ)

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved