"Dulunya itu sulit untuk pengeboran air bersih, ada salah satu warga yang mengebor dapat minyak, kemudian dari orang luar desa ada yang mendengar bahwa di Desa Gandu ini terdapat sumber minyak."
"Terus banyak warga yang lain ingin mengebor tanah di dekat rumahnya, akan tetapi banyak juga warga yang tidak mempunyai modal, maka ada investor yang mau membiayai untuk mengebor sumur minyak. Sebagian sumur minya ada yang milik warga," jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya juga sering mengingatkan bahaya dari keberadaan sumur minyak di area pemukiman.
"Saya juga sering mengingatkan agar jangan mengebor minyak di area dekat rumah. Tapi ya dengan adanya ini masyarakat baru terasa," jelasnya.
Sebagai informasi, ada 50 KK yang mengungsi.
Kebakaran sumur minyak menewaskan tiga orang, dan dua orang warga dirujuk ke Rumah Sakit Yogyakarta, karena mengalami luka bakar.
Kebakaran sumur minyak terjadi Minggu (17/8/2025) siang, dan hingga Senin (18/8/2025) sore api belum berhasil dipadamkan.
Saat ini tim gabungan dari damkar, BPBD, pihak kepolisian, TNI, masih berjaga di lokasi.
Berjaga-jaga agar tidak merembet ke ke rumah-rumah warga.
Berdasarkan pantauan di lokasi, di pemukiman padat penduduk, juga tampak ada beberapa titik sumur minyak.
Nama-nama korban
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blora, Mulyowati, menyebut korban pertama adalah Tanek (60), warga yang diduga mengambil minyak dari sumur tanpa menyadari risiko besar yang ada.
“Ada percikan, beliau (Tanek) juga tidak beranjak dari tempat itu, karena banyak yang ngambil minyak,” ungkap Mulyowati, Senin (18/8/2025).
Selain Tanek, dua korban jiwa lainnya adalah:
Sureni (52), warga Dukuh Gendono, meninggal dini hari.