Namun dia menyebut, persoalan itu hanya dapat menyelesaikan masalah di bagian permukaan saja, sementara akar masalahnya tidak tertatasi dengan baik.
“Kalau pemerintah tidak atasi akar-akar penyebabnya, seperti dengan kemiskinan, pengendalian populasi, perumahan, dan orang tua untuk tidak abai dengan anak-anaknya, saya kira tawuran nggak akan pernah bisa berhenti di DKI Jakarta. Akan terus menerus terjadi, karena motifnya bertambah,” jelasnya.
Diketahui, Pemprov DKI Jakarta menyoroti kasus tawuran yang terjadi di Ibu Kota.
Sepanjang Januari-Juli 2025, kasus tawuran yang terjadi di Jakarta mencapai 93 kejadian.
Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Chicho Hakim mengatakan, Pramono menaruh perhatian besar terhadap kasus ini.
“Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur menyoroti terkait hal itu dan sekarang terkait dengan tawuran sangat serius, kami Pemprov DKI Jakarta menyikapinya,” ujar Chicho.
Salah satu yang dilakukan Pemprov DKI adalah membuat Satuan Tugas (Satgas) yang fokus memberantas aksi tawuran.
“Ada pembentukan semacam satuan tugas yang dipimpin oleh Kesbangpol dan juga dinas-dinas lain terkait juga terlibat di sana termasuk juga staf khusus Gubernur DKI Jakarta,” pungkasnya. (faf)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.