WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Proses pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam masih terus dilakukan.
Nahas sejumlah penumpang diketahui tidak terdata dalam manifes alias tanpa nama lengkap maupun alamat jelas.
Kondisi tersebut diyakini akibat faktor kelalaian yang melibatkan pihak eksternal sehingga hal tersebut bisa terjadi.
Mantan penjaga loket di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Febri (25), mengungkapkan adanya faktor calo hingga ada penumpang tidak terdaftar dalam manifes.
Menurut Febri, penumpang lebih memilih membeli tiket kapal melalui calo atau di pinggir jalan karena lebih cepat.
Mereka ini enggan membeli tiket secara resmi, atau lewat aplikasi resmi Ferizy, karena dianggap merepotkan.
Ketika membeli tiket di calo, mereka hanya memasukkan nama singkat penumpang, tanpa identitas lengkap.
Padahal, identitas lengkap merupakan hal penting untuk keperluan klaim asuransi dan pendataan resmi manifes.
"Sebagian besar orang tidak mau memesan sendiri. Mereka lebih suka beli tiket dari calo atau pinggir jalan karena merasa lebih cepat," ungkap Febri, Sabtu (5/7/2025), kepada Kompas.com.
Tidak cukup sampai di situ saja, proses verifikasi di jalur masuk pelabuhan juga tidak sesuai prosedur.
Menurut Febri, proses verifikasi tidak dilakukan terhadap semua kendaraan yang akan masuk kapal.
Parahnya, banyak pengguna jasa yang memberikan data palsu atau tidak lengkap kepada petugas.
"Misalnya mobil isinya enam orang, tapi dibilang cuma tiga. Jadi cuma tiga yang disuruh tunjukkan KTP," kata Febri.
Baca juga: Puluhan Korban KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam Masih Dicari, Ini Kisah Pilu Midia Menanti Anaknya
10 Penumpang Tak Diketahui Alamatnya
Sebelumnya, dilaporkan sebanyak 10 penumpang KMP Tunu Pratama Jaya tidak diketahui nama maupun alamat lengkapnya.