Tak hanya itu, muncul figur-figur baru yang selama ini relatif tidak kuat popularitas dan elektabilitasnnya seperti Annida, Melly dan Teddy.
"Kondisi ini sangat mungkin disebabkan beberapa faktor. Salah satunya memanfaatkan putusan MK Nomor 60," jelas Yusfitriadi.
Menurutnya, putusan MK yang mematok ambang batas persyaratan pasangan calon yang sangat rendah bener-bener menjadi angin segar bagi banyaknya figur.
Hal itu dibuktikan dengan lima pasangan calon yang sudah mendaftar di KPU Kota Bogor.
"Bisa jadi ini merupakan pasangan calon terbanyak di Indonesia," paparnya.
Baca juga: Usung Bayu-Kang Mus di Pilkada Kabupaten Bogor 2024, PDI Perjuangan Tidak Ingin Ada Kotak Kosong
Pria yang biasa disapa Kang Yus ini menambahkan tidak ada potensi yang menarik di Kota Bogor sehingga tidak termasuk daerah yang didesain untuk menjadi objek kuat KIM (Koalisi Indinesia Maju) Plus.
"Kota Bogor seperti dilepas begitu saja oleh elit partai di tingkat pusat," bebernya.
Kang Yus menjelaskan Kota Bogor tidak menarik bisa disebabkan karena tidak kuatnya potensi kedaerahan, ataupun tidak ada putra mahkota kekuasaan yang perlu mendapatkan dukungan all out dari KIM Plus.
"Pilkads Kota Bogor dilepas tampaknya oleh elit politik di tingkat pusat. Namun apapun faktornya, Pilkada di Kota Bogor pasti akan sangat dinamis dalam menggambarkan demokrasi dalam kontestasi," imbuhnya.
Dia memprediksi Pilkada Kota Bogor akan dilaksanakan dalam dua putaran.
"Dengan pasangan calon yang banyak, kecil kemungkinan pada putaran pertama ada pasangan calon yang mendapatkan 50 persen plus satu suara," tandasnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.