Tindakan operasi medis tujuan pasien tersebut baru selesai pada Senin (13/5/2024) pukul 03.00 WIB dini hari.
Baca juga: Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana Depok, Korban Selamat Alami Trauma dan Butuh Psikolog
Setidaknya, dibutuhkan 20 jam proses operasi untuk menyelamatkan nyawa korban.
Kini, ketujuh pasien yang telah menjadi operasi masih dirawat di ruangan ICU (Intensive Care Unit).
“Jadi semua pasien masih di ruang ICU, saya minta doanya mudah-mudahan segera diberi kesembuhan dan perbaikan,” kata Astuti, Selasa (14/5/2024).
Hingga kini, kondisi korban masih membutuhkan perawatan intensif karena luka berat yang diderita.
Selain itu, kesadaran ketujuh pasien tersebut juga belum membaik hingga diperlukan terapi.
“Jadi saya belum bisa menentukan apakah hasilnya nanti akan baik atau tidak itu juga masih perlu penanganan lanjut,” ungkapnya.
“Selanjutnya mungkin kalau ada yang perlu direhabilitasi atau perlu perbaikan ke depan akan kita lakukan,” pungkasnya.
Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Depok Bukan Hanya Karena Rem Blong
Ternyata bus pariwisata yang dipakai siswa SMK Lingga Kencana Depok bukan hanya mengalami rem blong dalam kecelakaan maut pada Sabtu (11/5/2024) lalu.
Bus pariwisata merek Trans Putera Fajar itu juga mengalami sejumlah masalah lain selain rem blong.
Temuan itu didapat Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat melakukan penyidikan bersama Dishub Jabar dan Polda Jawa Barat pada Senin (13/5/2024).
Dikutip dari Tribun Jabar, Kabid Lalu Lintas Dishub Subang, Djamaluddin mengungkapkan berdasarkan hasil penyelidikan tim dari Dishub dan KNKT serta Pihak Kepolisian, bus tersebut merupakan bus modifikasi.
Di mana bus itu merupakan keluaran tahun 2006 yang dimodifikasi seperti bus baru.
"Mobil tersebut terbuat tahun 2006, terlihat dari rangka besi sisanya buatan pabrikan Hino," ujar Djamaluddin, kepada awak media, Senin(13/5/2024)