WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pada bulan Ramadan Allah subḥānahu wataʿālā akan menutup pintu neraka dan membelenggu setan-setan, namun mengapa tetap ada maksiat ?
Ketika puasa itu tiba, maka kebaikan akan mudah dilakukan.
Kejahatan dan maksiat akan semakin berkurang, karena saat itu pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, setan pun terbelenggu.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadan tiba, pintu Surga dibuka, pintu Neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” [HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).
Dalam lafal lain disebutkan:
إِذَا كَانَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika masuk Ramadan, pintu-pintu rahmat dibuka, pintu-pintu Jahannam ditutup, dan setan-setan pun diikat dengan rantai.” [HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079]
Baca juga: Tanya Ustaz: KH Sukandar Ghozali Ingatkan Jangan Hanya Alim di Bulan Ramadan
Al-Qadhi ‘Iyadh menyatakan, bahwa yang dimaksud adalah makna secara tekstual dan hakiki.
Terbukanya pintu Surga, tertutupnya pintu Neraka, dan terikatnya setan adalah tanda masuknya Ramadan.
Mulianya bulan tersebut, dan setan pun terhalang mengganggu orang beriman. Ini isyarat pula, bahwa pahala dan pemaafan dari Allah begitu banyak pada bulan Ramadan.
Tingkah setan dalam menggoda manusia pun berkurang, karena mereka bagaikan para tahanan ketika itu. (Fath Al-Bari, 4: 114 dan Syarh Shahih Muslim, 7: 167)
Al Qodhi juga berkata:
“Juga dapat bermakna terbukanya pintu Surga, karena Allah memudahkan berbagai ketaatan kepada hamba-Nya di bulan Ramadan, seperti puasa dan salat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya.