Pemilu 2024

Ini Klarifikasi KPU Soal Data Pemilu 2024 yang Hilang, Formappi: Dugaan Manipulasi Muncul Karena PSI

Editor: Valentino Verry
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota KPU RI Idham Holik mengatakan pihaknya mengubah format rekapitulasi penghitungan suara agar tak memicu kegaduhan.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Publik dikejutkan oleh diagram hingga bagan perolehan suara Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (Pilpres) 2024 milik KPU mendadak hilang sejak kemarin.

KPU yang selama ini mengandalkan real count atau hitungan nyata lewat Sistem Rekapitulasi Suara (Sirekap), kini sudah dipinggirkan.

Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Idham Holik mengatakan, saat ini pihaknya hanya akan menampilkan bukti autentik untuk hasil perolehan suara, dalam hal ini foto formulir Model C.Hasil.

"Kini kebijakan KPU hanya menampilkan bukti autentik perolehan suara peserta pemilu," kata Idham saat dikonfirmasi, Selasa (5/3/2024).

Idham menjelaskan fungsi utama Sirekap untuk publik adalah menampilkan publikasi foto formulir Model C.Hasil plano untuk memberikan informasi yang akurat. Publik dapat mengakses informasi itu di laman https://pemilu2024.kpu.go.id.

Baca juga: Habis Rp 5 Miliar dan Perolehan Suara Turun 7 Kali, Anisa Bahar: Menurut Aku Sirekap KPU Nggak Beres

Formulir Model C.Hasil plano di setiap tempat pemungutan suara (TPS) adalah formulir yang dibacakan oleh panitia pemilihan kecamatan (PPK) dalam merekapitulasi perolehan suara peserta pemilu, lalu dituliskan dalam Lampiran Formulir Model D.Hasil.

Model C.Hasil itu nantinya dimasukkan ke Sirekap untuk kemudian dipindai datanya.

Namun tak satu dua kali Sirekap mengalami gangguan, sehingga mengakibatkan jumlah perolehan suara hasil pindai dan di Model C.Hasil jadi berbeda.

Data yang kurang akurat itu dinilai KPU memunculkan prasangka bagi publik.

Baca juga: Suara PSI Melonjak, Ray Rangkuti Minta Sirekap Dihentikan Total karena Menimbulkan Kekisruhan

Maka dari itu, kini KPU mengubah format dalam menampilkan hasil rekapitulasi.

"Ketika hasil pembacaan teknologi Sirekap tidak atau kurang akurat dan belum sempat diakurasi oleh uploader, KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara), dan operator Sirekap KPU Kabupaten/Kota akan jadi polemik dalam ruang publik yang memunculkan prasangka," ucapnya.

Berdasarkan pantauan sejak pukul 20.50 WIB hingga kini, diagram perolehan suara pemilih presiden yang biasanya ditampilkan di laman Sirekap menghilang.

Begitupun dengan chart hasil perolehan suara pemilu legislatif DPR, DPRD, dan DPD.

Baca juga: Bawaslu tak Temukan Penggelembungan Suara PSI, Idham Holik: Teknologi Sirekap yang tak Akurat

Sementara itu, peneliti bidang legislasi Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengaku heran dengan perdebatan atas kenaikan real count Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Alasannya karena kenaikan tidak hanya terjadi di partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu.

Lucius mengatakan, terjadinya lonjakan perolehan suara seharusnya wajar dalam penghitungan suara di KPU.

Halaman
12

Berita Terkini