"Sementara kami batalkan," kata Dahnil dalam jumpa pers di Hotel Fairmont, Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
Baca juga: Dugaan Prabowo Korupsi Pembelian Pesawat Mirage Hoaks, TKN Pertimbangkan Bikin Laporan ke Polisi
Beredar di media sosial
Adapun kabar ini ditulis di laman META NEX dengan judul "Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation" yang dikutip lewat situs agregator berita MSN.com.
Per malam ini, situs itu sudah tak bisa diakses.
Dalam dokumen yang tersebar, disebutkan bahwa lembaga antikorupsi Uni Eropa The Group of States against Corruption (GRECO) tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi terkait pembelian bermasalah 12 pesawat Mirage 2000-5 dari Qatar.
Pembelian ini dijembatani oleh perusahaan asal Ceko sebagai pihak ketiga.
Di dalam dokumen itu, GRECO disebut mengajukan permohonan tindakan kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Dokumen itu menyebutkan, terdapat dugaan yang perlu diinvestigasi, bersumber dari dokumen whistleblower dari Parlemen Eropa, bahwa jutaan dolar AS hasil pembelian jet tua itu mengalir kepada Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
Investigasi itu, menurut dokumen yang sama, berfokus pada dugaan korupsi lainnya di dalam Kementerian Pertahanan, termasuk penunjukan lelang dan perusahaan cangkang yang diklaim terhubung dengan orang-orang yang berafiliasi langsung dengan Prabowo.
Dokumen itu juga menyinggung bahwa Prabowo merupakan kandidat yang sedang membutuhkan dukungan dana untuk berkampanye dalam Pilpres 2024 dan kemungkinan pilpres berlangsung dua putaran.
Dokumen itu menyampaikan, jika menang pilpres, Prabowo akan memastikan kesepakatan soal pesawat tempur Qatar ini sebagai quid pro quo atau semacam tukar guling.
"Hal ini berpotensi menjadi krisis dan memalukan sehingga berdampak terhadap kepentingan kita," tulis dokumen itu.
Ketua TKN klaim hubungi banyak pihak Sementara itu, Ketua TKN Rosan Roeslani mengeklaim bahwa dirinya telah mengonfirmasi langsung kabar itu kepada sejumlah pihak yang menurut dia berkaitan dengan dokumen permohonan yang diklaim berasal dari GRECO.
"Pertama, yang saya telepon itu pertama kali adalah ambassador Sung Kim, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia yang baru saja kembali ke (Washington) DC," kata Rosan dalam kesempatan yang sama.
"Dan dia menyatakan, setelah dia cek ke anak buahnya bahwa tidak ada yang masuk ke Indonesia. Itu yang pertama," ia menambahkan.