Pendidikan

Kitong Bisa Tawarkan Solusi Bayarkan SPP Mahasiswa yang Terjebak Pinjol melalui Program Beasiswa

Editor: Feryanto Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yayasan Kitong Bisa tawarkan Program “Beasiswa Indonesia Maju

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- CEO Yayasan Kitong Bisa, Juliane Sari (Debbie) Manurung menanggapi pemberitaan yang ramai belakangan ini melalui media sosial terkait salah satu Universitas yang menawarkan mahasiswa Skema Pinjaman Online untuk membayar uang kuliah,

Debbie, mengaku sangat prihatin atas kejadian tersebut, dimana Skema Pinjaman Online yang ditawarkan akan membebani mahasiswa dalam proses pelunasannya.

"Oleh karena itu, Yayasan Kitong Bisa menawarkan solusi lain yang bisa menjawab kekhawatiran mahasiswa dalam membayar uang
Kuliah, yaitu melalui Program Beasiswa Indonesia Maju," ungkap Debbi melalui pesan tertulisnya, Rabu (31/1/2024)

Yayasan Kitong Bisa, yang diwakili oleh Ananda Hutapea, selaku Direktur Utama Kitong Bisa Internasional, telah membina kerjasama dengan Thunderbird Global School of Management, Arizona State University, lewat sebuah program belajar gratis yang disebut dengan: "100 Million Learners".

Baca juga: Heboh Bayar Kuliah di ITB Bisa Pakai Pinjol, Berikut Penjelasan OJK

Program inilah yang menjadi prasyarat bagi mahasiswa yang ingin memperoleh Program “Beasiswa Indonesia Maju”. Yaitu dengan hanya menyelesaikan 10 modul pembelajaran dengan topik kepemimpinan, komunikasi dan kewirausahaan, yang disediakan secara sukarela, oleh Arizona State University, yang dapat diakses melalui website www.kitongbisa.org.

Setelah menyelesaikan modul tersebut, mahasiswa bisa berkesempatan melakukan pelatihan kewirausahaan yang di dalam program pelatihan tersebut mahasiswa juga akan turun langsung belajar di perusahaan rekanan Kitong Bisa, dan memperoleh beasiswa untuk membayar biaya kuliah selama 2 semester atau lebih, tergantung dari kebijakan perusahaan dan kinerja
mahasiswa.

Mekanisme Magang ini akan melewati proses wawancara dari Perusahaan, dan bila dinyatakan lulus mahasiswa bisa melakukan magang di perusahaan tersebut.

“Teman-teman akan diwawancarai oleh HRD dari perusahaan rekanan Kitong Bisa, dan apabila lulus seleksinya, teman-teman memiliki kesempatan melakukan magang di perusahaan tersebut selama 2 semester, dan memperoleh penghasilan sampingan untuk membayar biaya kuliah teman-teman selama 2 semester atau lebih, tergantung kebijakan perusahaan dan kinerja teman-
teman,” kata CEO Kitong Bisa Foundation Internasional, Ananda Hutapea 

Salah satu rekanan Yayasan Kitong Bisa, PT. Global Berkat Indonesia yang turut terlibat dalam program ini, menjadi salah satu perusahaan yang akan menyerap tenaga magang ini.

Baca juga: Polemik Bayar UKT ITB Pakai Pinjol, Pengamat: Ini Kezaliman, Bak Pasar Bagi Orang Kaya!

Direktur PT. Global Berkat Indonesia, Henrico Jonathan, mengatakan kerjasama ini menjadi wujud bersama PT. Global Berkat Indonesia dan Yayasan Kitong Bisa dalam memberikan pembinaan pendidikan dan pengalaman bekerja demi tercapainya Indonesia Emas 2045.

“Goal Indonesia emas 2045 perlu diiringi dengan peningkatan kualitas SDM dari sekarang, terlebih masuknya Indonesia dalam bonus demografi tahun 2030. Untuk itu langkah konkrit yang kami persiapkan bersama dengan Kitong Bisa adalah pembinaan dalam pendidikan serta pengalaman dalam bekerja sebagai modal utama seseorang menang dalam era globalisasi,”
papar Direktur PT. Global Berkat Indonesia, Henrico Jonathan.

Dengan solusi ini, Yayasan Kitong Bisa berharap mahasiswa dapat membayar biaya kuliah tanpa harus terlilit skema Pinjaman Online, sekaligus bisa menambah wawasan lebih luas mengenai kewirausahaan, yang bisa menjadi bekal setelah mereka lulus nantinya.

Baca juga: Tanggapan Anies Baswedan soal Bayar Kuliah di ITB via Pinjol

Yayasan Kitong Bisa adalah Organisasi Non Profit yang bergerak di bidang Pendidikan, Lingkungan, dan Teknologi, khususnya di Tanah Papua. Kitong Bisa telah menjadi Pelopor Pusat Pembelajaran Non Formal yang unggul untuk menciptakan generasi Papua yang cerdas, inovatif, dan berkarakter untuk Indonesia.

Berita Terkini