Pada tahun pertama, tarif yang dibebankan Rp 2.000 per orang, kemudian dari 2005 sampai sekarang tarifnya Rp 3.500 per orang.
“Bila semula tarifnya selalu naik setiap kali ada kenaikan harga BBM sekarang sudah 19 tahun tidak naik, tetap Rp 2.000 sebelum jam 07.00 dan Rp 3.500 (setelahnya),” ujar Darmaningtyas pada Senin (15/1/2024).
Darmaningtyas mengatakan, pada awalnya masyarakat banyak yang menolak dengan pembangunan angkutan massal ini.
Kehadirannya dianggap menambah kemacetan jalan, karena memakan satu bagian jalan raya untuk digunakan sebagai lajur Transjakarta.
Namun akhirnya diterima oleh publik secara gembira, setelah pelayanan yang diberikan Transjakarta kian prima.
Selain tarifnya flat Rp 3.500 per orang, Transjakarta juga sudah terintegrasi dengan angkutan umum lainnya seperti LRT Jabodebek, LRT Jakarta, KRL Commuterline Jabodetabek, MRT Jakarta, JakLingko dan angkutan online.
“Semua armada Transjakarta bebas asap rokok, dan sistem pembayarannya dari yang sebelumnya ongkos dibayar tunai, sekarang non tunai,” imbuhnya.
Berdasarkan antusiasme masyarakat yang ingin menggunakan Transjakarta, membuat Bang Yos makin mudah mewujudkan pembangunan lajur berikutnya.
Jika untuk mewujudkan koridor pertama, yaitu Koridor 1 Blok M – Kota diperlukan waktu dua tahun baru terwujud maka untuk membangun sembilan koridor, yaitu koridor II – X Bang Yos hanya memerlukan waktu 3,5 tahun saja. (faf)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.