Transjakarta

Armada Transjakarta Ditargetkan Bertambah, 300 Bus Listrik Beroperasi Tahun 2024

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadis Perhubungan DKI Syafrin Liputo menyebut Transjakarta pada tahun 2024 ditargetkan penambahan armadanya termasuk 200 unit bus listrik, sehingga total 300 unit bus listrik yang beroperasi.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah memerintahkan, PT Transjakarta untuk rutin melakukan perbaikan.

Tidak hanya dari sisi pelayanan, tapi dari sisi manajemen juga harus diperbaiki.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo mencontohkan, misalnya Transjakarta mengeluarkan inovasi layanan yang berbasis digitalisasi untuk memudahkan masyarakat menggunakan angkutan umum itu.

Kemudian merevitalisasi halte yang semakin nyaman, SDM yang semakin unggul, dan lainnya.

"Dalam hal layanan, Transjakarta dengan usia yang semakin matang tentu saja secara terus menerus dilakukan perbaikan dan inovasi untuk melayani masyarakat secara maksimal," ujar Syafrin pada Senin (15/1/2024).

Bus Transjakarta saat melayani penumpang di Jakarta. (Dok. MTI Pusat)

Syafrin mengurai, seperti pada tahun 2023 lalu, perseroan telah mengoperasikan 100 unit bus listrik.

Kemudian pada tahun 2024 ditargetkan penambahan armadanya termasuk 200 unit bus listrik, sehingga total menjadi 300 unit bus listrik yang beroperasi.

Diharapkan sesuai target pada tahun 2030, seluruh armada Transjakarta dapat menggunakan bus listrik.

Pada usia 20 tahun layanan Transjakarta beroperasi, tarif angkutan umum ini sebesar Rp 3.500, masih setia dinikmati oleh masyarakat, namun khusus untuk layanan Mikrotrans bahkan dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat.

"Seluruh upaya ini, sebagai langkah Pemprov DKI untuk terus senantiasa, mendorong masyarakat semakin banyak, semakin sering, semakin rutin untuk menggunakan angkutan umum dalam berbagai aktivitas kesehariannya," kata Syafrin.

Baca juga: Pengamat Heran Sebagian Masyarakat Enggan Naik Bus Transjakarta, Meski Tarif Terjangkau

Diberitakan sebelumnya, bus Transjakarta atau yang dulunya dikenal Busway hari ini genap berusia 20 tahun.

Angkutan massal ini merupakan warisan dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso atau Bang Yos pada 15 Januari 2004 silam.

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Ki Darmaningtyas mengatakan, biasanya tarif angkutan umum akan mengikuti harga jual bahan bakar minyak (BBM) di pasaran yang naik.

Namun bus yang dikelola PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) ini tetap bertahan karena mendapat dana subsidi atau public service obligation (PSO) dari Pemprov DKI Jakarta setiap tahun.

Selama 20 tahun melayani, Transjakarta hanya sekali menaikkan tarif.

Baca juga: Keren! Rute BRT Transjakarta Diklaim Terpanjang Didunia, Cakup 82,3 persen luas Jakarta

Pada tahun pertama, tarif yang dibebankan Rp 2.000 per orang, kemudian dari 2005 sampai sekarang tarifnya Rp 3.500 per orang.

“Bila semula tarifnya selalu naik setiap kali ada kenaikan harga BBM sekarang sudah 19 tahun tidak naik, tetap Rp 2.000 sebelum jam 07.00 dan Rp 3.500 (setelahnya),” ujar Darmaningtyas pada Senin (15/1/2024).

Darmaningtyas mengatakan, pada awalnya masyarakat banyak yang menolak dengan pembangunan angkutan massal ini.

Kehadirannya dianggap menambah kemacetan jalan, karena memakan satu bagian jalan raya untuk digunakan sebagai lajur Transjakarta.

Namun akhirnya diterima oleh publik secara gembira, setelah pelayanan yang diberikan Transjakarta kian prima.

Selain tarifnya flat Rp 3.500 per orang, Transjakarta juga sudah terintegrasi dengan angkutan umum lainnya seperti LRT Jabodebek, LRT Jakarta, KRL Commuterline Jabodetabek, MRT Jakarta, JakLingko dan angkutan online.

“Semua armada Transjakarta bebas asap rokok, dan sistem pembayarannya dari yang sebelumnya ongkos dibayar tunai, sekarang non tunai,” imbuhnya.

Berdasarkan antusiasme masyarakat yang ingin menggunakan Transjakarta, membuat Bang Yos makin mudah mewujudkan pembangunan lajur berikutnya.

Jika untuk mewujudkan koridor pertama, yaitu Koridor 1 Blok M – Kota diperlukan waktu dua tahun baru terwujud maka untuk membangun sembilan koridor, yaitu koridor II – X Bang Yos hanya memerlukan waktu 3,5 tahun saja. (faf)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Berita Terkini