Pilpres 2024

Jokowi-Prabowo Sudah Bersatu, Nusron Wahid: Cebong-Kampret tak Mau, itu Kendaraan Kebencian Mereka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengatakan cebong dan kampret tetap eksis sekarang meski Jokowi dan Prabowo bersatu. Karena istilah tu menjadi kendaraan politik untuk saling membenci.

"Saya berharap, tiga Capres dan para pendukungnya tidak melakukan ini. Kita ini negara beradab. Demokrasi harus berjalan penuh keadaban. Jangan kita rusak persaudaraan kebangsaan sepanjang umur kita hanya karena kegiatan lima menit di TPS," pesannya.

Mengenai narasi suku dan primordialisme, Fernando menilai, ini tak bisa dihindari. Karena komposisi penduduk Indonesia memang beragam.

Artinya, narasi kalau mau menang harus pilih yang mewakili Jawa, tak terelakkan.

Artinya, isu kesukuan ini tak terlalu berbahaya ketimbang isu agama yang amat sensitif dan menyulut konflik.

"Karena memang mayoritas adalah Jawa. Maka sah saja kalau kita bilang, yang mungkin menang, yang menggaet dari provinsi besar di Jawa, perempuan, atau jenis promordial yang lain. Yang penting bukan hoax dan ujaran kebencian," ujarnya.

Pegiat Media Sosial Darmansyah melihat, hoaks dan fitnah, ketika dibagikan tim pemenangan yang jelas, maka publik akan ikut membagikan.

Tetapi kalau sumber akunnya tidak jelas, publik cenderung tidak ikut menyebarkan.

"Pihak media sosial, bisa men-takedown akun yang menyebarkan hoaks. Distribusi jalur fakta jangan sampai diputus oleh hoaks," ucapnya.

"Semua berperan menyetop ini. Pengguna media sosial harus teliti dan cermat. Jangan asal membagikan postingan. Proses kurasi penting," tandasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Berita Terkini