Pilpres 2024

Jokowi-Prabowo Sudah Bersatu, Nusron Wahid: Cebong-Kampret tak Mau, itu Kendaraan Kebencian Mereka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengatakan cebong dan kampret tetap eksis sekarang meski Jokowi dan Prabowo bersatu. Karena istilah tu menjadi kendaraan politik untuk saling membenci.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid menyinggung istilah yang pernah ramai yakni kata cebong dan kampret pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014 dan 2019 silam.

Diketahui, istilah itu melekat untuk pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto kala itu.

Baca juga: Sarmuji: Simbol Persatuan Cebong-Kampret, Nama Gibran Ditambahkan Jokowi saat Daftar ke KPU RI

Hal ini disampaikan Nusron dalam sambutanya di acara deklarasi Relawan Nderek Guru (Ndaru) di Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Relawan Ndaru, Jalan Dr Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (17/12/2023).

"Kita menginginkan ada kebersatuan dan ada keutuhan di masyarakat," ujarnya.

"Hari ini kita saksikan dua tokoh besar di Indonesia telah bersatu, yaitu Pak Jokowi dan Pak Prabowo bersatu," imbuhnya.

Nusron mengatakan, Jokowi dan Prabowo sendiri sudah bersatu pada Pilpres 2024 ini. Sementara itu, cebong dan kampret enggan bersatu.

Baca juga: AA Gym Minta Pilpres 2024 Damai Meski Beda Pilihan Capres, Tidak Ada Lagi Cebong dan Kampret

Menurut Nusron, istilah cebong dan kampret bukan dicetuskan Jokowi ataupun Prabowo.

"Ternyata istilah cebong dan kampret bukan dari Pak Jokowi maupun bukan dari Pak Prabowo," ujarnya.

"Kenapa? Karena Pak Prabowo dan Pak Jokowi telah bersatu, tapi cebong dan kampretnya tidak mau bersatu," lanjutnya.

Menurut Nusron, ternyata cebong tidak pernah berniat mendukung Jokowi, melainkan ingin membenci Prabowo.

Baca juga: Perisai Ajak Pemuda Jaga Persatuan, Istilah Cebong-Kampret Rendahkan Derajat Kemanusiaan

Sebaliknya, lanjut Nusron, kampret juga tidak berniat mendukung Prabowo, melainkan hanya membenci Jokowi.

Dengan demikian, Nusron menyebut jika cebong dan kampret hanya menjadikan Prabowo dan Jokowi sebagai kendaraan kebencian.

"Alhamdulillah hari ini ada keutuhan, ada kebersatuan antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo, untuk apa? Untuk kerukunan dan persatuan serta keberlanjutan Indonesia. Setuju?" ujar Nusron.

"Ternyata cebongnya minggir, kampretnya minggir. Cebongnya ke mana, kampretnya ke mana, bapak-bapak sudah paham sendiri," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) Syarief Hidayatullah berharap agar pelaksaan Pemilu 2024 diharapkan berjalan damai dan penuh keadaban.

Halaman
123

Berita Terkini