WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Pengacara Hotman Paris kembali mengetuk hati para petinggi TNI untuk memberi perhatian pada keluarga almarhum Imam Masykur.
Almarhum adalah warga Aceh yang meninggal akibat diculik, dianiaya dan dibunuh lima orang, tiga di antaranya adalah anggota aktif TNI. Semuanya sudah ditangkap.
Hotman mengaku sudah ditunjuk oleh keluarga korban menjadi kuasa hukum.
Dia lantas meminta Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono agar menerima orangtua korban yang ingin meminta penjelasan lengkap mengenai kasus pembunuhan tersebut dan kepastian proses pengadilan.
Permintaan itu ditulis melalui akun Instagram @hotmanparisoffcial.
Namun permintaan itu ditolok oleh pihak TNI. Hotman kemudian menanggapi penolakan itu, lagi-lagi melalui akun Instagramnya.
Baca juga: Hotman Paris: Halo Bapak Panglima TNI Mohon Berkenan Terima Orangtua Korban penganiaayan Oknum TNI
"Halo para jendral yang dipercaya oleh rakyat: apa salah nya para jendral yang terhormat bertemu dengan seorang ibu yang berduka karena anak nya mati akibat perbuatan anak buah para jendral.
Sebagai contoh orang yang tidak kenal dekat pun kalo kita tau anak nya meninggal sangat wajar kalo kita bicara turut berduka cita !
Apalagi dalam kasus ini yang berbuat adalah anak buah bapak dari para jendral, kami kuasa hukum belum ada kepikiran untuk meminta tanggung jawab dari para jendral tapi sekedar bertanya proses hukum apa yang telah anda lakukan terhadap anak buah bapak sekarang ini?
Semahal itu kah waktu para jendral? Sampai menolak bertemu dengan ibu yang sedang berduka karena anak nya meninggal?
Banyak rakyat bersedih mendengar berita penolakan tersebut!! Kan maksud kedatangan menghadap para jendral bukan meminta pertanggung jawaban hukum.
Apa yang terjadi? Kok keadaan negara ini jadi begini?," tulis Hotman Paris.
Baca juga: Hotman Paris Turun Tangan Dengar Kasus Siswi Lulusan SMK Dipaksa Jadi Budak Seks Selama Lima Bulan
Seperti diberitakan sebelumnya, Imam Masykur bekerja sebagai penjual barang-barang kosmetik.
Kasusnya menjadi viral setelah beredar rekaman video ketika dia sedang disiksa oleh pera tersangka.
Satu dari tiga anggota TNI itu bertugas sebagai anggota Pasukan Pengamanan Presiden. Diketuhui kelima tersangka juga berasal dari Aceh.