Saat ditemui, MI mengakui bahwa dirinya menggunakan uang milik anggota koperasi itu.
Namun ia berdalih pinjaman tersebut sudah dia cicil untuk mengembalikan dana koperasi.
Ia mengaku telah menggunakan uang sebesar Rp 2,3 miliar itu untuk membangun rumah dan pasar.
Pengakuan tersebut membuat para guru jengkel karena MI seakan merasan tak bersalah. Anselmus bersama korban Koperasi Tegar membentuk paguyuban penagih dana KPRI.
Saat menjadi bendahara, KPRI Tegar diawasi para kepala sekolah.
Namun ketika banyak kepala sekolah pensiun, MI leluasa menggunakan uang koperasi.
Sementara MI yang asli Yogyakarta sengaja tetap dijadikan ketua koperasi agar tidak lari keluar kota.
MI pun dipercaya menjadi ketua koperasi selama 10 tahun.
Selama kurun waktu itu, MI membelanjakan dana koperasi untuk kepentingan pribadi.
"Kami tidak terima kalau digunakan untuk kepentingan pribadi. Karena itu uang seluruh anggota koperasi. Kami sekarang ramai-ramai nagih uang kami agar dikembalikan," kata Titik, salah satu guru SD negeri di Rungkut.
Wakil Wali Kota Desak Mantan Kepsek Jual Kos-kosan dan Pasar
Kini, Pemkot Surabaya ikut memberi atensi atas ulah Muhammad Iskak yang menggelapkan dana koperasi pegawai KPRI Tegar hingga Rp 2,3 miliar.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji hadir di tengah-tengah guru SD yang hampir semuanya PNS.
Tampak Wawali Armuji menemani para guru anggota KPRI itu untuk menagih dana koperasi kepala Ketua Koperasi Iskak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut.
Pria yang akrab dipanggil Cak Ji bersama-sama mendatangi rumah Iskak yang terlihat megah.