WARTAKOTALIVE.COM,, JAKARTA - Keberadaan kakak asuh atau kakak pembina di balik kiprah Irjen Ferdy Sambo kembali mengemuka.
Isu ini sebenarnya sudah sempat muncul beberapa waktu lalu, namun sejauh ini tidak ada yang bisa membuktikan keterlibatan pensiunan Polri yang disebut menjadi 'backing' Ferdy Sambo.
Namun, isu itu kini kembali mengemuka.
Adalah Adalah Penasihat ahli Kapolri yang juga Guru besar politik dan keamanan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Prof Muradi yang kembali mengangkat keberadaan kakak asuh yang mencoba membantu mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo agar divonis ringan dalam kasus pembunuhan Brigadir J?
Muradi menyebutkan bahwa sosok kakak asuh itu berupaya Irjen Ferdy Sambo agar divonis ringan dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Baca juga: Ferdy Sambo Bantah Rekaman Percakapan Dengan Nikita Mirzani yang Viral Adalah Suaranya
Istilah kakak asuh sendiri merujuk pada anggota Polri, baik yang sudah pensiun atau masih menjadi petinggi di institusi Bhayangkara.
"Keterlibatan (dalam kasus Brigadir J) tadi kan ada tiga. Pelaku langsung, orang yang terlibat langsung, dan orang yang tidak terlibat langsung tapi ikut di dalamnya," kata Muradi.
"Bisa jadi kakak asuh itu adalah yang ketiga. Kakak asuh ini adalah yang tidak terlibat langsung, tapi kemudian ikut merancang, ikut mendorong," tuturnya.
Mereka, menurut Muradi, mencoba melobi petinggi Korps Bhayangkara untuk meringankan hukuman Ferdy Sambo.
"Kakak asuh dalam model konteks yang sudah pensiun, ada yang belum, nah ini yang saya kira yang agak keras di dalam kan itu situasinya sebenarnya karena kakak asuh itu punya peluang, punya powerful yang luar biasa ya," kata Muradi kepada wartawan, Sabtu (17/9/2022).
Baca juga: Pengacara Keluarga Brigadir J Curigai Indikasi Pencucian Uang Dilakukan Ferdy Sambo
Muradi mengatakan sosok kakak asuh yang masih aktif itu menduduki posisi strategis di Polri.
Menurutnya, sosok tersebut masih membela Ferdy Sambo agar dihukum ringan dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
"Ini jadi makin keras, Sambo berani karena dia merasa dalam posisi berada di atas angin, masih ada yang ngebelain, makanya harus dituntaskan dulu soal orang-orang yang kemudian dianggap punya kontribusi terkait dengan posisi Sambo," ujarnya.
Dia pun meminta agar kepolisian tidak takut mengusut keterlibatan "kakak asuh" ini.
Karena menurut Muradi, jabatan di institusi polisi itu sama dengan di tentara yang bekerja dalam garis komando.