Hari Air Sedunia

Anies Dianggap Tak Becus Penuhi Target Distribusi Air, PSI: Apa Tak Kasihan dengan Masyarakat?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Anthony Winza Probowo

WARTAKOTALIVE.COM GAMBIR -- Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Anthony Winza membahas peringatan air bersih sedunia.

Ia meminta Pemprov DKI Jakarta untuk fokus pada dua hal, yaitu tingkatkan kuantitas distribusi air dan benahi kasus kebocoran air di Jakarta.

"Kami rasa Hari Air Sedunia ini dapat dirayakan dengan kerja-kerja nyata. Jadi tidak sebatas formalitas saja. Ini momentum perbaikan dan peningkatan pengelolaan air. Kami minta Pemprov DKI Jakarta untuk fokus pada dua hal, yaitu tingkatkan kuantitas distribusi air dan benahi kasus kebocoran air di Jakarta," ucap Anthony pada keterangan tertulisnya, Rabu (23/2/2022).

Baca juga: Pemprov DKI akan Gelar PTM 100 Persen, Fraksi PSI Minta Dialog dengan Orangtua dan IDAI

Menurutnya, hal tersebut merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi manusia.

Jadi, ia mendesak Pemprov DKI agar segera penuhi hak warga untuk akses air bersih.

Anthony mengungkapkan bahwa tingkat kebocoran air (NRW) selama 2021 berada dikisaran 46,67 persen.

Dia juga mengatakan bahwa baru sekitar 65 persen warga Jakarta yang dapat mengakses air bersih, masih jauh dari target Pemprov DKI Jakarta yang menargetkan cakupan layanan 79,61 persen di akhir 2022.

Baca juga: Puluhan Tahun Tak Mendapat Layanan Air Bersih, Warga Muara Angke Geruduk Kantor Anies

"Kami perlu mengingatkan Pemprov DKI atas target yang mereka rancang sendiri, harus dapat dicapai. Masih banyak yang belum dikerjakan padahal jabatan Pak Gubernur sudah mau selesai.

Sampai saat ini baru sekitar 65% warga Jakarta yang menikmati distribusi air bersih, masih jauh dari target Pemprov DKI yaitu 79,61 persen," jelas dia.

"Ini Ibukota, kok akses air bersih sulit sekali? Belum lagi kasus kebocoran air (NRW). Tingkat kebocoran air (NRW) di 2021 ada di sekitaran angka 46,67 persen. Ini naik dari tahun sebelumnya yakni dikisaran 45,06 persen. Tolonglah, yang seperti ini dibenahi. Air itu kan akan dipakai juga untuk kegiatan keagamaan,  mandi, memasak. Apa tidak kasian dengan masyarakat yang kadang menerima air keruh, bahkan air sering mati?" tambah dia.

Sementara itu, Anthony mengimbau Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong perubahan dengan memberikan dukungan penuh ke PDAM Jaya.

Baca juga: Harun Masiku Trending Topik setelah Ketua KPK Sebut PDIP Bisa Jadi Pelopor Budaya Antikorupsi

Dia berharap isu air bersih tidak jalan di tempat.

"Momentum air bersih ini juga harus dimaknai dengan kesadaran tinggi. Perlu adanya perubahan nyata untuk masyarakat khususnya di bidang pengelolaan air."

"PDAM Jaya perlu mengatasi masalah air dengan cepat dan tepat, butuh dukungan besar dari Pemprov DKI Jakarta. Jangan sampai momentum ini malah membuat kinerja Pemprov DKI Jakarta kelihatan jalan di tempat. Kami akan terus kawal karena air bersih adalah hak asasi warga Jakarta. Hak kita bersama," pungkasnya.

Krisis air bersih di Jakut

Diberitakan sebelumnya, krisis air bersih terjadi di Kawasan Jakarta Utara beberapa bulan belakangan ini.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang akrab disapa Ariza buka suara terkait hal itu.

Dirinya mengakui memang adanya krisis air di wilayah Utara Ibu kota, lantaran kawasan tersebut termasuk dataran yang rendah dan dekat dengan laut.

"Masalah krisis air di Utara itu kan memang termasuk wilayah rendah, ada banjir rob di situ dan dekat dengan laut. Jadi, di situ tidak mudah mendapatkan air tanah kebutuhan masyarakat melalui pompa," jelas Ariza di Masjid Darussalam, Jalan Saidi Guru, Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (16/1/2022).

Kendati demikian, Ariza memastikan Pemprov DKI akan memaksimalkan melalui pompa.

Dirinya juga meminta masyarakat agar segera melapor ke pemerintah setempat apabila kesulitan mendapatkan air bersih.

"Jadi, di situ kami akan memaksimalkan melalui PAM. Kalau masih ada warga yang kesulitan silahkan laporkan ke kelurahan setempat," ucap Ariza.

Politikus partai Gerindra ini juga memastikan bahwa DKI Jakarta yang merupakan Ibu Kota, tidak akan kesulitan mendapatkan air bersih.

"Kami pastikan seluruh warga Jakarta termasuk di Utara tidak akan kesulitan mendapatkan air bersih. Ini Ibu Kota Jakarta kami pastikan tidak boleh ada warga yang kesulitan dapatkan air bersih," tutupnya.

Sebagai informasi, kesulitan air bersih di wilayah RW 02 Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara belum juga teratasi.

Warga pun harus menyiasati agar kebutuhan air bersih agar bisa terpenuhi. 

Seorang warga, Maswani (54) menceritakan krisis air bersih yang terjadi di lingkungannya itu sudah terjadi sejak enam bulan terakhir. 

"Udah enam bulan (susah air bersih), ekonomi pusing, anak sekolah, dagangan sepi, ini lagi nggak punya air," keluhnya, Rabu (12/1/2022). 

Alhasil Maswani harus memenuhi kebutuhan air bersih dengan air galon isi ulang.

Hal itu tentunya memberikan konsekuensi biaya yang dikeluarkan jauh lebih mahal daripada biasanya.

"Kalau air isi ulang Rp 5.500 per galon, sehari bisa enam, mahal. Kalau pakai air ledeng, biasa bayar sebulan Rp 36 ribu," tuturnya. 

Maswani mengaku dirinya menyiasati dengan cara menampung air hujan yang belakangan ini sering turun dalam intensitas tinggi agar bisa memenuhi kebutuhan air sehari-hari. 

"Kadang mandi tiga gayung, sebelumnya nggak pernah yang parah banget," katanya. 

Ia pun berharap agar krisis air bersih di wilayahnya bisa segera diatasi oleh PT Palyja sebagai operator air pipa yang selama ini menyuplai air ke rumah-rumah warga di RW 02 Kelurahan Ancol. 

Lurah Ancol Rusmin mengatakan pihaknya sudah menyampaikan kondisi di lapangan terkait krisis air bersih di wilayah RW 02 Kelurahan Ancol ke operator air bersih Palyja. 

"Yang terdampak, dari laporan Pak RW ada 13 RT di RW 02 Ancol yang alami hambatan suplai air bersih. Kami dari kelurahan sudah koordinasi dengan Palyja," tuturnya

Berita Terkini