PVMBG mencatat terjadi luncuran awan panas pada pukul 09:01 WIB sejauh 4,5 km dari puncak.
Kemudian terjadi luncuran awan panas kedua pada pukul 09:30 yang secara visual tidak teramati karena Gunung Api Semeru tertutup kabut.
Baca juga: Detik-detik Proses Evakuasi Pasutri yang Tewas di Dalam Drum Truk, Terkubur Lahar Panas Semeru
Luncuran awan panas ketiga adalah sejauh 4,5 km dari puncak pada pukul 15:42 WIB.
Dari data ini, aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi karena adanya endapan aliran lava dengan panjang aliran sekitar 2 km dari pusat erupsi.
Aliran lava tersebut masih belum stabil dan berpotensi longsor terutama di bagian ujung aliran, sehingga bisa mengakibatkan awan panas guguran.
Masyarakat diminta ikuti imbauan PVMBG Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Api Semeru, terkait data BMKG yang memperkirakan musim hujan masih berlangsung selama 3 bulan ke depan.
Secondary explosion juga berpotensi terjadi di sepanjang aliran sungai apabila luncuran awan panas masuk atau kontak dengan air sungai.
Untuk itu, masyarakat, pengunjung, dan wisatawan di wilayah sekitar diharapkan mengikuti beberapa imbauan berikut:
Baca juga: Update Dugaan Pelecehan Mahasiswi di Universitas Negeri Jakarta, Pihak Kampus Non-aktifkan Dosen
Mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu.
Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Masyarakat diminta untuk tidak terpancing oleh berita-berita tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Api Semeru. M
engikuti arahan dari Instansi yang berwenang, yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma, Faqihah Muharroroh Itsnaini | Editor: Gloria Setyvani Putri, Nabilla Tashandra)