WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Paparazzi, itu adalah sebutan dan julukan bagi kelompok yang diketahui telah membuntuti mobil yang diduga ditumpangi Staf Khusus DPRD dari Hotel Kedaton di Sentul, Bogor, hingga berujung penembakan di exit tol Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sabtu (27/11/2021) dinihari lalu.
Berbeda dengan paparazzi di luar negeri yang menjual hasil jepretannya ke media hiburan, namun kelompok ini lebih pada pemerasan dengan mengancam dan mengaku-ngaku sebagai wartawan.
Hal itu dikatakan SA, warga Bekasi yang juga wartawan dan tahu tentang modus kelompok MA (60) dan PP (43) yang jadi korban penembakan.
"Mereka mengaku-ngaku wartawan untuk mengancam sasarannya. Tujuannya ya memeras, untuk mendapat uang," kata SA.
Terutama kata SA, adalah mereka yang berselingkuh dan bermain perempuan.
SA enggan namanya disebutkan dengan jelas dan meminta dirahasiakan. Namun ia mempersilakan Warta Kota, menuliskan informasi yang diketahuinya.
Seperti diketahui Polda Metro Jaya memastikan kasus penembakan di exit tol Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, kepada dua orang yakni MA (60) dan PP (43), Sabtu (27/11/2021) dinihari, dilakukan oleh polisi lalu lintas angggota PJR Polda Metro Jaya, yakni Ipda OS.
Baca juga: Diduga Ancam dan Akan Memeras, Motif Korban Penembakan di Bintaro Buntuti Mobil Stafsus DPRD
Baca juga: Proyektil Peluru Penembakan di Tol Bintaro Diuji Balistik Untuk Ungkap Kronologi
Baca juga: Korban Penembakan di Bintaro Diduga Sedang Buntuti Staf DPRD DKI
Namun sampai Rabu (1/12/2021) Ipda OS belum ditetapkan tersangka dan masih diperiksa Propam. Sebab ada kemungkinan ia hanya membela diri atau melindungi masyarakat yang dalam kondisi terancam keselamatannya.
Diketahui Ipda OS ke lokasi kejadian setelah rekannya O yang diduga Stafsus DPRD dan mengendarai Suzuki Ertiga Hitam B 1879 RFJ merasa terancam.
O merasa dibuntuti oleh sejumlah orang dengan beberapa mobil, dan salah satunya mobil yang ditumpangi MA dan PP.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengakui bahwa peristiwa penembakan di pintu keluar tol Pondok Pinang, Bintaro, Jakarta Selatan dipicu dari korban yang disebut menguntit seseorang.
Ia mengatakan awalnya Ipda OS mendapatkan laporan dari masyarakat inisial O yang mengaku diikuti oleh beberapa unit mobil dari sebuah Hotel di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (26/11/2021) malam.
Kemudian, Ipda OS yang merupakan anggota PJR Ditlantas Polda Metro Jaya meminta saksi menepi di Kantor Patroli Jalan Raya (PJR) IV Jaya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan untuk mendapatkan perlindungan.
"Karena terancam orang tersebut lapor ke kepolisian. Karena anggota Polri berdinas di sana diarahkan menuju ke sana agar aman," tuturnya di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (30/11/2021).
Kata Tubagus, menurut keterangan saksi saat mobil penguntit yang diisi oleh korban MA dan PP berhenti dan mobil saksi O berhenti sempat terjadi keributan di lokasi tersebut.