Aksi Terorisme

NII Crisis Center Ungkap Lampung Dijadikan Basis Kelompok Radikal, Sampai Bangun Kampung Khilafah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center, mengklaim ada ribuan anggota kelompok radikal berbasis di Lampung.

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center, mengklaim ada ribuan anggota kelompok radikal berbasis di Lampung.

Kelompok radikal yang diyakini berbasis di Lampung yakni NII, HTI, Ikhwanul Muslimin, dan Khilafatul Muslimin.

Hal itu disampaikan Ken merujuk pada data yang dihimpun oleh timnya.

Baca juga: PAN Apresiasi Deklarasi Dukungan untuk Anies Baswedan, tapi Belum Mau Bahas Capres-Cawapres 2024

"Menurut data NII Crisis Center, kelompok radikalisme di Lampung jumlahnya sudah mencapai ribuan," kata Ken dalam keterangannya kepada Tribunnews, Rabu (20/10/2021).

"Di Desa Sidodadi Asri saja data awal 30 korban, setelah dikembangkan menjadi ratusan."

"Padahal di Kecamatan Jatiagung itu ada 21 desa, dan di Kecamatan Jatiagung ini lengkap sekali teroris yang ditangkap beberapa waktu yang lalu."

Baca juga: ANIES: Kami Harap Presiden Baru yang Dilantik pada 20 Oktober 2024 Anies Baswedan

"Ada kelompok NII, HTI, Ikhwanul Muslimin, dan Khilafatul Muslimin," ungkapnya.

Ken mengungkapkan, di Kecamatan Jatiagung, kelompok radikal Khilafatul Muslimin jumlahnya paling besar.

Hal itu dikarenakan mereka telah membangun kampung khilafah yang luasnya kurang lebih 5 hektare, yang dihuni oleh jamaah Khilafatul Muslimin.

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 20 Oktober 2021: 1.207 Pasien Sembuh, 914 Orang Positif, 28 Meninggal

"Sekarang mereka sedang persiapan membangun Rumah Sakit Khilafatul Muslimin," beber Ken.

Pada satu kecamatan, kalau diakumulasi dari beberapa kelompok seperti NII, HTI , IMI, dan Khilafatul Muslimin, jumlah penganut paham radikalisme sudah mencapai ribuan.

"Kalau dikali dengan 15 kabupaten/kota se-Lampung, jumlahnya cukup banyak."

Baca juga: Komunikasi Risiko Pemerintah Dinilai Buruk, Saat Covid-19 Melonjak Banyak Masyarakat Tak Percaya

"Sebab masing-masing kelompok telah menyebar ke 15 kabupaten/kota."

"Bahkan Khilafatul Muslimin pasang plang di setiap kecamatan di 15 kabupaten yang ada kelompok mereka," jelas Ken.

Ken mengaku prihatin terhadap fenomena pergerakan kelompok radikal di Lampung.

Baca juga: DAFTAR Negara Tanpa Korban Wafat Akibat Covid-19 per 20 Oktober 2021, Mayoritas Negeri Kepulauan

"Sepertinya pemerintah dan aparat telah abai terhadap persoalan radikalisme di Lampung."

"Padahal faktanya puluhan teroris telah ditangkap Densus 88 yang jelas berlatar belakang Jamaah Islamiyah, JAD, dan ISIS," tuturnya.

Menurut Ken, hal itu jelas membuktikan Lampung adalah salah satu basis.

Baca juga: Empat Kadernya Diciduk karena Terlibat Korupsi, Golkar Bakal Lebih Intensif Lakukan Pencegahan

"Ditambah lagi munculnya organisasi bibit terorisme."

"Di antaranya NII, HTI, Ihwanul Musmilin, dan Khilafatul Muslimin juga menyebar di 15 kabupaten/kota se Lampung," beber Ken.

Mulai Sasar Buruh

Ken Setiawan mengatakan, kelompok radikal Negara Islam Indonesia mulai menjadikan para pekerja sebagai sasaran untuk didoktrin paham radikal.

Ken sekaligus menyampaikan rasa prihatin atas maraknya pemberitaan mengenai NII di media.

"Saya prihatin dengan fenomena NII yang akhir-akhir ini muncul di media dan begitu masif."

Baca juga: Pasang Target Ambisius di Pemilu 2024, Golkar Dinilai Sanggup Memenuhinya Asal Penuhi Dua Syarat Ini

"Sebab bukan hanya kalangan pelajar sekolah dan mahasiswa, tapi perekrutan NII juga menyasar kalangan buruh," terang Ken.

Ken berpendapat, bila yang disasar NII adalah para pekerja, maka akan sangat berbahaya.

"Kalau kalangan pelajar dan mahasiswa ketika terjadi penyimpangan perilaku, biasanya terdeteksi orang tua."

Baca juga: Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera: Anies Baswedan Pilihan Tepat Bagi Rakyat Indonesia

"Misalnya biasanya pulang sore tiba tiba pulang, terus selalu minta dana untuk keperluan yang tidak jelas."

"Tapi kalau kalangan pekerja buruh yang tinggal di kontrakan siapa yang bisa memantau?

"Mau enggak pulang ke kontrakan sehari, seminggu, bahkan sebulan juga tidak ada yang mencari."

Baca juga: Minta Setiap Daerah Fokus Produk Unggulan, Jokowi: Jangan Semuanya Dikerjain, Kita Ini Senang Latah

"Paling yang cari pemilik kontrakan karena harus bayar bulanan," sambung eks NII tersebut.

Di kelompok NII, menurut Ken, memang belum bicara teror seperti membuat bom dan rakit senjata.

Akan tetapi, orang yang bergabung di NII, lanjut dia, sudah punya bekal benci kepada negara, aparat, dan pemerintah.

Baca juga: Lewat Video, Ibunda Teroris MIT Poso Minta Anaknya Segera Pulang: Ibu Rindu Sekali Sama Kamu, Nak

"Mereka diajarkan melihat semuanya sebagai taghut dan kafir."

"Ketika mereka kecewa lalu keluar NII, maka berpotensi direkrut kelompok teroris JI, JAD, dan lain-lain."

Mereka seperti buah yang sudah matang, siap dipetik oleh kelompok teroris," jelas Ken. (Lusius Genik)

Berita Terkini