WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Keberhasilan tim bulutangkis putra Indonesia menyabet gelar juara Piala Thomas di Aarhus, Denmark, tidak sempurna tanpa adanya seremoni pengibaran bendera Merah-putih.
Setidaknya, itulah yang dirasakan Fajar Alfian, pemain sektor ganda putra Indonesia.
"Saya sih senang karena bisa juara namun ada sedikit kurangnya karena Bendera Merah Putih tidak berkibar," tutur Alfian, Senin (18/10/2021).
Baca juga: Setelah Bawa Pulang Piala Thomas, Ayahanda Harap Jonatan Christie Sabet Emas Olimpiade
Diketahui, Skuad Garuda berhasil membawa kembali tropi Piala Thomas ke pangkuan Ibu Pertiwi, setelah mengandaskan perlawanan China 3-0, di babak final, Minggu (17/10) kemarin.
Saat Hendra Setiawan dan kolega menerima tropi, bendera Merah-putih tidak dikibarkan, diganti dengan bendera Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI).
Itu terjadi karena Badan Antidoping Dunia (WADA) menjatuhkan sanksi kepada Lembaga Antidoping Indonesia (LADI), akibat ketidakpatuhan dalam menerapkan program pengujian yang efektif.
Baca juga: Raih Piala Thomas Cup Namun Tidak Ada Pengibaran Bendera Merah Putih, Berikut Tanggapan Sekjen PBB
Ketidakpatuhan itu memunculkan berbagai konsekuensi, salah satunya tidak boleh ada bendera Merah Putih dalam kejuaraan tingkat regional, kontinental, atau dunia.
Peristiwa di Aarhus menjadi wujud pertama berlakunya sanksi setelah WADA mengeluarkan keputusan pada 7 Oktober.
Atas dasar itu, Fajar berharap kasus dengan Badan Anti-doping Dunia segera diselesaikan.
"Apalagi di depan ada event besar seperti World Champ dan Asian Games, juga Thomas Cup tahun depan," tutur Alfian.
Baca juga: Buntut Sanksi WADA dan tidak Ada Merah Putih di Piala Thomas, Menpora Zainudin Amali Dituntut Mundur
Senada dengan Fajar, Marcus Fernaldi Gideon yang juga mengisi pos sektor ganda putra, berharap kasus dengan WADA segera diselesaikan.
Dia mengaku sedih lantaran bendera Merah-putih tidak berkibar, saat Skuad Garuda menjuarai Thomas Cup.
"Cukup sedih sih engga ada bendera Merah-Putih. Mudah-mudahan masalah WADA cepat beres," pungkas Marcus.
Menpora didesak mundur
Sementara itu, pengamat olahraga, Akmal Marhali, sangat menyayangkan kejadian yang dialami Jonatan Christie dan kawan-kawan di Denmark. Dia meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali bertanggung jawab.