Honda DBL with Kopi Good Day 2025

Rekor 40 Poin Fanando Alarice, Rookie yang Siap Angkat Zebaoth ke Puncak DBL Jakarta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain pendatang baru dari SMA Dian Harapan Jakarta, Fanando Alarice berhasil cetak 40 poin saat laga melawan SMA Ipeka Tomang Jakarta, di Honda DBL with Kopi Good Day 2025 West Jakarta, Selasa (19/8/2025).

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Debut gemilang langsung ditorehkan Fanando Alarice bersama SMA Dian Harapan Jakarta di Honda DBL with Kopi Good Day 2025 West Jakarta, Selasa (19/8/2025).

Meski berstatus rookie, pemain bernomor punggung 11 ini berhasil mencuri sorotan publik lewat performanya yang luar biasa.

Panggung terbaiknya hadir saat Zebaoth menaklukkan SMA Ipeka Tomang Jakarta. Dalam laga yang berakhir 69-17, Fanan, sapaan akrabnya, meledak dengan catatan 40 poin plus 10 steal.

Raihan tersebut bukan hanya mengantar timnya melaju ke Fantastic Four, tetapi juga menorehkan rekor poin tertinggi individu sepanjang perjalanan DBL musim 2025-2026.

Perjalanan Fanan menuju titik ini bermula cukup sederhana. Ia mengenal basket ketika kompleks apartemennya membangun lapangan baru saat dirinya duduk di bangku kelas 5 SD.

“Awalnya cuma ikut teman-teman main, eh malah keterusan sampai sekarang,” kenangnya.

Langkahnya menuju SMA Dian Harapan juga terbilang menarik. Ia memilih sekolah itu karena terinspirasi seniornya, Louis Marxeliu, yang lebih dulu bergabung.

“Awalnya aku gak tahu SMA mana yang bagus, tapi karena lihat kakak kelas masuk Dian Harapan, aku jadi pengen ikut juga,” ujarnya.

Hadirnya Fanan membawa perubahan besar bagi Zebaoth.

Jika dalam dua musim terakhir mereka selalu tersingkir di laga perdana, kini Dian Harapan berhasil menembus Fantastic Four. 

“Senang banget bisa bawa tim ini sampai semifinal. Apalagi ini musim pertama aku, rasanya pengen terus kasih kemenangan sampai juara,” ungkapnya penuh semangat.

Fanando Alarice (nomor punggung 11) saat membela SMA Dian Harapan Jakarta di laga perempat final DBL West Jakarta 2025, Selasa (19/8/2025).

Namun, perjalanan ini tak sepenuhnya mulus. Fanan mengaku sempat gugup saat awal tampil di DBL.

“Dua game pertama aku masih nahan, grogi banget. Atmosfer DBL beda jauh sama waktu SMP. Penontonnya banyak, lawannya juga fisiknya kuat. Tapi sekarang tidak ada pilihan lain selain main all out,” tuturnya.

Semangat all out itu yang akhirnya membuahkan catatan double-double. Di balik motivasinya, ada satu sosok penting, yaitu sang ibu.

“Aku main juga buat mama. Dari dulu mama selalu support aku, jadi aku pengen terus berkembang buat bikin mama bangga,” katanya dengan tulus.

Halaman
12

Berita Terkini