WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Hendri Satrio, pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, menyoroti langkah Presiden Jokowi yang mengecek langsung ketersediaan obat virus dan vitamin di apotek.
Meski Hendri menilai langkah Presiden itu baik, namun hal ini juga bisa menunjukan Jokowi tak percaya terhadap kinerja menterinya.
"Itu membuat masyarakat juga semakin geleng-geleng."
"Saya sih, kenapa setiap permasalahan solusinya hampir pasti blusukan?'
"Meskipun itu baik, tapi setidaknya Presiden kembali menunjukkan ketidakpercayaan beliau kepada pembantunya," ulas Hendri.
Hendri juga menyoroti kinerja menteri Kabinet Indonesia Maju, yang tak berinovasi dan kreatif dalam penanganan pandemi Covid-19.
Baca juga: Pinangki Belum Dieksekusi ke Lapas Meski Putusan Sudah Inkrah, JPU Bantah Kasih Perlakuan Istimewa
"Misalnya Menteri Sosial yang bukannya memberdayakan warteg yang kata radio ini (MNC Trijaya) juga kemarin 25.000 warteg tertutup."
"Tapi lebih memilih membuat dapur umum," ucap Hendri dalam diskusi Polemik Trijaya yang bertajuk 'Ekonomi Politik Pandemi', Sabtu (31/7/2021).
Hendri menilai dalam penanganan pandemi, yang sering terlihat ke publik hanya 10 menteri.
Baca juga: Harun Masiku Diyakini Ada di Indonesia, Penerbitan Red Notice Dinilai Sangat Terlambat
Padahal, ada 34 menteri serta deretan kepala lembaga yang seharusnya terjun langsung membantu Presiden.
"Ya mungkin, bekerja dalam senyap sampai kemudian enggak ketahuan kerjannya," kritik Hendri.
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 549.343 orang per 30 Juli 2021, dan sebanyak 92.311 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 30 Juli 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 811.329 (24.1%)