WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Perseteruan antara pegiat media sosial Denny Siregar dengan sejumlah politisi dan kader Partai Demokrat kerap terjadi di media sosial.
Kedua pihak sering terlibat 'adu serang' melalui argumen masing-masing.
Denny Siregar, dalam beberapa kesempatan, menyindir komentar-komentar dari para politisi Partai Demokrat yang mengkritik pemerintah.
Bahkan, para elit partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono itu pun tidak luput dari serangan Denny Siregar dan kawan-kawannya.
Baca juga: Akhirnya Denny Siregar Akui Kondisi Ekonomi Sangat Sulit, Minta Jokowi Tidak Perpanjang PPKM Darurat
Denny Siregar bahkan pernah mendapatkan somasi dari Badan Hukum dan Pengamanan DPP Partai Demokrat lantaran menyinggung putri AHY-Annisa Pohan, Almira Tunggadewi Yudhoyono.
Sering berhadapan di media sosial, Denny menyebut para kader Demokrat tidak sanggup melawan dirinya.
"Lah ngelawan gua sendirian aja, seluruh kader @PDemokrat gak sanggup.. Gitu kok mau ngelawan @jokowi," tulis Denny Siregar di Twitter, dikutip pada Senin (19/7/2021).
Tidak hanya itu, Denny juga memprediksi Partai Demokrat akan mengalami penurunan perolehan suara pada Pemilu 2024.
"2004 : 7,45 persen 2009 : 20,4 persen 2014 : 10,1 persen 2019 : 7,77 persen 2024 : 3,33 persen aka nyungsep. Itu partai kayak saham Bakrie," ledeknya.
Serang Ibas hingga AHY
Belum lama ini Denny Siregar pasang badan terhadap masifnya kritikan dari sejumlah tokoh kepada Presiden Joko Widodo.
Termasuk kritik yang datang dari para petinggi Partai Demokrat.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) memberikan kritikan menohok terkait ketidakmampuan pemerintah menangani permasalahan Covid-19.
Baca juga: Sambil Terbatuk, Abu Janda Kabarkan Kondisi Terbaru, Tulang Remuk Redam, Mental Sempat Hancur
Baca juga: Ngabalin Sebut Pihak yang Desak Jokowi Kibarkan Bendera Putih sebagai Makhluk Berperadaban Rendah
Denny Siregar menilai, para pengkritik tersebut seolah-olah hebat ketika dihadapkan dengan permasalahan yang sama.
Bahkan, Denny Siregar menyinggung tentang skandal Hambalang yang terjadi di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca juga: Sebut Para Pengkritik Pemerintah Mulutnya Bau, Ruhut: Rakyat Sangat Cerdas Tau Pak Jokowi Paten
"Mereka ribut banget.. "Presiden harusnya begini.. " "Jangan sampe kita jadi failed nation.." "Presiden inkompeten !" Seakan2 paling jago ngurus sesuatu. Eh, sekalinya dikasi kesempatan, jadinya cuma candi Hambalang," tulis Denny Siregar di Twitter, dikutip pada Minggu (11/7/2021).
Seperti diketahui, AHY sebelumnya mempertanyakan kemampuan negara selamatkan rakyatnya dari pandemi Covid-19, dengan menyoroti publikasi Bank Dunia yang turunkan rangking Indonesia dari kategori negara berpenghasilan menengah ke atas (2019) menjadi berpenghasilan menengah ke bawah (2020).
Baca juga: Polda Metro Bongkar Tempat Penimbunan Obat dan Tabung Oksigen, Tiga Sindikat Dibekuk
"Idealnya, kita selalu naik kelas. Jangan tinggal kelas, apalagi turun kelas. Masalah gentingnya, bukan di mana status kelas kita saat ini. Tapi, mampukah negara ini menyelamatkan rakyatnya dari Covid-19?" ucap AHY kepada wartawan, Rabu (7/7).
AHY kemudian menyoroti kondisi pandemi Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan. Ia pun mempertanyakan kapan pandemi Covid-19 di Indonesia akan berakhir.
Adapun kritik yang disampaikan Ibas untuk merespons melonjaknya kasus Covid-19 dan angka kematian yang relatif tinggi.
"Begini ya, Covid-19 makin mengganas. Keluarga kita, sahabat kita dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," kata Ibas dikutip dari Kompas.com
Ibas menilai, pemerintah terlihat tak berdaya menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua.
Ia pun mengambil sejumlah contoh di antaranya kelangkaan tabung oksigen yang menunjukkan lemahnya antisipasi pemerintah terhadap penanganan Covid-19.
Baca juga: Kritikan King of Silent untuk Maruf Amin Tak Mendapat Reaksi Balasan,Jubir: Wapres Tak Pakai Buzzer
Baca juga: Cerita Sopir Taksi saat PPKM Darurat, Narik Seharian Dapat Rp 9 ribu, Jual Anting Anak Buat Makan
"Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat,” ucapnya.
Menurut Ibas, kasus tabung oksigen merupakan preseden buruk. Hal itu memperlihatkan bahwa pemerintah seolah-olah kurang sigap mempersiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala-gejala yang muncul sebelumnya.
"Kan ada varian baru di negara lain. Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita. lalu muncul kasus-kasus baru, kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya," terang dia.
"Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis. Tidak ada yang mendadak. Karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi," kritik Ibas.