Virus Corona

Nyaris Tak Ada Pandemi Selesai Setahun Jadi Alasan Menkes Dukung Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membeberkan alasan mendukung dibukanya kembali pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

WARTAKOTALIVE, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membeberkan alasan mendukung dibukanya kembali pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

Budi Gunadi mengatakan, pandemi sudah dialami umat manusia berulang kali, namun umat manusia terbukti selalu dapat beradaptasi.

Karena menurutnya, semua pandemi berskala waktu panjang, hampir tidak ada pandemi yang selesai hanya dalam waktu satu tahun.

Baca juga: L dan YSF, Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Baru Menikah 6 Bulan

“Kolera, TBC, HIV pun sekarang masih ada (virusnya), meski sudah ada 100 tahun lebih,” kata Menkes di konferensi pers SKB 4 Menteri terkait PTM di Sekolah, Selasa (30/3/2021).

Yang harus dilakukan menurutnya adalah perubahan perilaku menjadi lebih bersih dan sehat, termasuk menerapkan protokol kesehatan.

Badan Kesehatan Dunia WHO telah menjelaskan 4 strategi yang harus dijalankan secara bersamaan untuk mengatasi pandemi, termasuk salah satunya perubahan perilaku.

Baca juga: Mantan Menteri Keuangan Bilang Krisis Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19 Direncanakan, Ini Alasannya

“Yang harus dilakukan adalah perubahan perilaku, melakukan standar protokol kesehatan dan melakukan cara hidup baru,” ujarnya.

Strategi kedua yakni mendefinisikan protokol kesehatan yang dimaksud ke dalam masing-masing sektor, termasuk sektor pendidikan yang harus dikomunikasikan pihak-pihak terkait.

Termasuk, antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga: Klaim Beli QCC Lewat Penunjukan Langsung Untungkan Negara, RJ Lino: Harusnya Saya Dikasih Bintang

Mendeteksi juga menjadi bagian penting dalam meningkatkan pelacakan dan kontak erat.

“ini strategi penting yang terbukti membuat manusia selamat dari segala macam pandemi yang dialami,”ujarnya.

Vaksinasi sebagai strategi ketiga juga menjadi bagian yang penting.

Baca juga: LPSK Jamin Bantu Biaya Pengobatan Korban Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Oleh karena itu, Menkes meminta pemberian vaksin kepada total 5.6 juta tenaga pendidik dipercepat untuk mendukung pembelajaran tatap muka (PTM).

“Untuk tenaga publik, guru adalah yang harus segera kita selesaikan sampai akhir Juni," ujarnya

Bagi yang terlanjur terpapar covid-19, strategi keempat yakni diberikan terapi.

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 Indonesia 29 Maret 2021: Suntikan Pertama 7.343.746, Dosis Kedua 3.294.934

“Saya tekankan 4 strategi ini harus dijalankan bersama."

"Tidak mungkin satu strategi saja selesai,” ucapnya.

Ia menegaskan, vaksinasi memang salah satu strategi yang penting, tapi bukan satu-satunya strategi.

Baca juga: 1,1 Juta Vaksin AstraZeneca Sudah Ludes Distribusikan ke 7 Provinsi, Terbanyak di Jatim dan Bali

Selain perubahan perilaku, menurunya perlu adanya definisi yang lebih jelas tentang protokol kesehatan di lingkungan pendidikan yang harus dikomunikasikan segera bersama.

“Mari kita buat program itu, sehingga kegiatan belajar mengajar dilengkapi dengan vaksinasi."

"Dilengkapi dengan protokol kesehatan yang baru, sehingga investasi kepada anak-anak muda bangsa akan siap kedepannya,” tuturnya.

Baca juga: India Lakukan Embargo, Stok Vaksin Covid-19 Indonesia Cuma Cukup Sampai 15 Hari Lagi

Sebelumnya, pemerintah akhirnya memutuskan kembali membuka pembelajaran tatap muka terbatas, untuk para satuan pendidikan di Indonesia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, sekolah wajib menerapkan pembelajaran tatap muka secara terbatas, setelah para pendidik dan tenaga kependidikan divaksin.

"Setelah pendidik dan tenaga kependidikan di dalam satu sekolah sudah divaksinasi secara lengkap."

Baca juga: JADWAL Lengkap dan Link Live Streaming Misa Kamis Putih 1 April 2021 di Jakarta dan Sekitarnya

"Pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau kantor Kemenag mewajibkan ya."

"Mewajibkan satuan pendidikan tersebut menyediakan layanan pembelajaran tatap muka terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan," ujar Nadiem dalam konferensi pers virtual, Selasa (30/3/2021).

Keputusan ini ditetapkan melalui menerbitkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

Baca juga: AHY Minta Moeldoko Bertanggung Jawab Soal Tudingan Ada Tarikan Ideologi di Partai Demokrat

Meski begitu, sekolah masih boleh menggelar pembelajaran jarak jauh, karena pelaksanaan pembelajaran tatap muka hanya boleh diikuti maksimal 50 persen.

"Jadi mau tidak mau, walaupun sudah selesai vaksinasi dan diwajibkan untuk memberikan opsi tatap muka terbatas, tapi masih harus melakukan sistem rotasi."

"Sehingga harus menyediakan dua opsinya, tatap muka dan juga pembelajaran jarak jauh," jelas Nadiem.

Baca juga: Ini Peran 4 Terduga Teroris yang Diciuk di Condet dan Bekasi, Bahan Peledak Dikasih Kode Takjil

Vaksinasi guru dan tenaga pendidik telah dimulai sejak akhir Februari 2021.

Vaksinasi diberikan secara bertahap bagi guru, mulai dari jenjang PAUD, RA, SD MI, dan SLB, selanjutnya SMP, MTs, SMA, MA, SMK, hingga ke perguruan tinggi dan sederajat. (Larasati Dyah Utami)

Berita Terkini