WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Ekonom dan mantan Menko Ekonomi, Kwik Kian Gie sempat mengungkapkan rasa ketakutannya ketika diserang oleh banyak akun setelah ia memberikan pandangan tentang kondisi utang negara.
Akun-akun yang dia namakan 'buzzer' itu, dengan pedas 'menghajar' Kwik yang mengkritik pemerintah.
Bahkan, akun-akun itu mengkuliti habis Kwik Kian Gie dengan mengumbar masalah pribadi politisi tersebut.
"Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yang berbeda dengan maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis-habisan, masalah pribadi diodal-adil. Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik-kritik tajam. tidak sekalipun ada masalah," tulis Kwik Kian Gie di akun Twitternya, Sabtu (6/2/2021).
• Diserang Pasukan Buzzer usai Sebut Abu Janda Rasis, Alissa Wahid: Sekarang Saya Baru Paham
• Semarang Dikepung Banjir, Sujiwo Tedjo: Kok Medsos Sepi ya, Biasanya Ada yang Maki-maki Gubernurnya
Bahkan, Kwik membalas salah satu akun yang menyerangnya lantaran Kwik dianggap menyerang presiden Joko Widodo.
Kwik menyatakan, sampai saat ini dirinya masih menjadi kader PDI Perjuangan.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa dirinya bukanlah tipe penjilat.
"Pak @.Marquez, saya ini sejak tahun 1987 kan kader PDI sampai menjadi PDIP, mengalami Kongres Medan dan Surabaya dan tetap kader sampai saat ini. Satu partai dengan Pak Jokowi. Tapi kan tidak lantas harus menjilat terus dan mencari muka terus? Hubungan denng Mbak Mega masih super," jelasnya.
• Tidak Dikenal Bu Susi, Dewi Tanjung: Saya Hanya Caleg Gagal, Anda Jangan Merasa Paling Benar
Melihat respon para buzzer yang menyerangnya, Kwik Kian Gie menyatakan saat ini ia akan memilih tutup mulut dulu untuk sementara waktu.
"Saya tak mikir dulu lebih baik tutup mulut total saja atau tambah giat dengan data yg valid an konstruktif. Rasanya koq sulit dibayangkan ya para buzzer itu dibayar. Banyak terima kasih untk semua nasihat yg saling bertentangan
• Pembuat Video Jakarta Rasa Seoul Diganjar Hadiah Kamera dari Anies Baswedan
• Semarang Dikepung Banjir, Sujiwo Tedjo: Kok Medsos Sepi ya, Biasanya Ada yang Maki-maki Gubernurnya
Iya juga, lupa medsos memberi kebebasan total dan mutlak. Memang saya sudah kakek. Tapi banyak yg memuji Mahatir Muhammad. Maka saya akan brenti mbacot dulu sambil mikir keras. Idee yg bagus juga nulis Diary," tandasnya.
Akan ikuti zaman now
Usai diserang kelompok akun pro pemerintah, Kwik Kian Gie mendapat banyak semangat dari warganet lainnya, satunya dari Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Warganet menerangkan, memang seperti itu cara main para buzzer yang coba memengaruhi pikiran banyak orang lainnya untuk menyerang seorang sosok yang dianggap kontra.
Warganet pun meminta agar Kwik Kian Gie tidak menghentikan kritiknya terhadap pemerintah dengan tujuan yang baik.
• Tiarap di Medsos, Abu Janda Minta Maaf kepada Pemuda Muhammadiyah sampai Cium Tangan Cak Nanto
Mendapat dukungan dan motivasi, Kwik Kian Gie menjelaskan bahwa rasa takutnya itu lebih kepada perasaan kurang nyaman ketika para buzzer memaki bahkan mencacinya.
Kwik menyatakan, kini dia tidak takut dibully para buzzer.
"Sorry, pilihan kata kurang tepat. Bukan "takut" di-bully oleh para buzzer, dan juga bukan "takut" dikritik sekeras apaun, tapi RASA SANGAT TIDAK NYAMAN DNG KATA2 KASAR DAN KOTOR," tulis Kwik pada ungguhan terbarunya.
Kwik juga menyatakan, akan menyesuaikan diri dengan cara bermain media sosial di masa kekinian.
• Singgung Banjir di Semarang, Tokoh NU Gus Umar: Kalau di Jakarta Anies Diolok-olok Sampai 7 Purnama
"Akan aku coba juga ikut-ikutan pakai kata "shit" dan sejenisnya. Pingin ikut arus zaman now," imbuhnya.
Kwik menyadari, menghadapi para buzzer memang harus siap mental, termasuk tidak melulu mengedepankan etika.
Ia pun berencana akan belajar kepada Rocky Gerung bagaimana cara menghadapi para buzzer di media sosial.
"Iya, perbedaan antara medsos yg belum ada dan yang sudah ada sekarang ini kliatannya juga lumrah kalau etika juga harus berubah. Perlu tanya filosoof Rocky," tandasnya.
• CEO Eiger Bikin Video Permintaan Maaf, Warganet: Lighting Gelap, Ada Noice, Jadi Tolong Dihapus Saja
Dalam kesempatan sama, Kwik Kian Gie juga tampak berdebat dengan Staf Khusus Sri Mulyani, Yustinus Prastowo.
Kwik awalnya bingung ketika tiba-tiba Yustinus memberikan klarifikasi atas kritiknya.
"Saya tidak ngerti mengapa Pak Yustinus Prastowo menganggap saya mengkiritk pemerintah soal utang negara. Kan sangat jelas yg saya katakan bhw utang besar tidak masalah, krn kalau jatuh tempo bisa dibayar dng menerbitkan obligasi atau SUN lagi. Saya teruskan di tweet berikutnya," tulis Kwik
Alissa Wahid baru tahu cara main buzzer
Tokoh lain yang mengeluhkan adanya serangan buzzer yakni Sekretaris Pengurus Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama, Alissa Wahid.
Ia bahkan mengaku kini baru sadar tentang adanya 'pasukan dunia maya' yang dikerahkan untuk meng-counter isu-isu tertentu.
Putri mendiang Abdurrahman Wahid alias Gusdur itu mengungkapkan, dirinya menjadi korban serangan dunia maya oleh akun-akun pendukung Permadi Arya alias Abu Janda terkait statemennya yang menyebut bahwa sikap Abu Janda berlawanan dengan karakter NU.
Alissa menyebutkan, Abu Janda bukanlah sosok yang populer di kalangan NU. Sosok Permadi baru muncul belakangan dengan membawa label NU.
Dalam kesempatan lain, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian itu menyebut Abu Janda sebagai sosok yang rasis dan ngaco.
Baca juga: Tengku Zul Berang dengan Klarifikasi Abu Janda yang Justru Dianggap Memfitnah Dirinya
Atas pernyataan itu, akun Twitter Alissa Wahib pun mulai 'diserang' oleh akun-akun pendukung Abu Janda.
Alissa mengungkapkan, sebenarnya dia sudah diingatkan soal risiko itu.
Namun, Alissa tidak gentar lantaran apa yang dia sampaikan adalah soal prinsip.
"Kemarin setelah pernyataan di CNN Indonesia, langsung ada yang mention saya, semacam menyuruh saya siap-siap menghadapi pasukan Permadi. Sekarang baru ngeh (paham)," tulis Alissa Wahid di akun Twitternya, Minggu (31/1/2021).
Baca juga: Besok Diperiksa Bareskrim, Abu Janda Klaim Tak Pernah Bilang Islam Arogan, Malah Salahkan Tengku Zul
Baca juga: Detik-detik Anggota FBR Dipukul Mundur Kelompok Flores saat Kerusuhan di Apartemen City Park
Dan benar saja, tidak menunggu waktu lama, sejumlah akun pendukung Abu Janda mulai berdatangan dan memberikan komentar di postingan Alissa.
Alissa sendiri mengungkapkan, dirinya sudah biasa mendapatkan serangan serupa ketika menyampaikan pandangannya terhadap sejumlah masalah yang terjadi di negeri ini.
"Tapi ya, saya berkali-kali mengalami, kalau kita berdiri di atas prinsip, akan selalu begini. Waktu bela mushola di Tumaluntung, banyak orang Kristen ngamuk-ngamuk ke saya, mengatakan saya tidak pernah belain gereja-gereja yang ditindas selama ini.
Baca juga: Detik-detik Warga Sukabumi Lari Berhamburan saat Dengar Dentuman Mengerikan Disusul Tanah Bergerak
Waktu mengingatkan kejadian MIT Sigi bukanlah serangan kepada kelompok Kristen, karena korbannya macam-macam agama, kembali banyak orang kristen marah-marah. Waktu respons twit pak Jokowi soal apa gitu, diserbu jokowers. Waktu menyetujui pak Jokowi, diserbu anti Jokowi. Yah. That's life."
Bu Susi juga diserang
Sebelumnya, nama Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menjadi trending topik Twitter pada Sabtu (30/1/2021).
Penyebabnya, adalah ajakan Bu Susi untuk unfollow akun @permadiaktivis1 alias Abu Janda.
Ajakan unfollow dilakukan Susi seraya menautkan berita Tempo yang berjudul Abu Janda Sebut Islam Agama Arogan, Sekjen PBNU: Tidak Ngerti Islam Itu
Bu Susi menilai Abu Janda telah melakukan provokasi dan menyakiti umat Islam.
Baca juga: Abu Janda Dilaporkan ke Polisi, Ahmad Sahroni: Jangan Pandang Bulu Pak Kapolri, Penjarakan!
Pernyataan itu merujuk cuitan Abu Janda yang menyebut Islam agama dari Arab dan Islam agama yang arogan.
"Ayo unfollow. Untuk kedamaian dan kesehatan kita semua. Ayo! Ayo!" tulis Susi dalam akun Twitter @susipudjiastuti, Jumat (29/1), mengomentari pemberitaan soal cuitan Abu Janda.
Menurut Bu Susi, Abu Janda tidak seharusnya membuat kegaduhan dengan membuat pernyataan yang bisa menyakiti hati masyarakat, terlabih dalam kondisi pandemi virus corona seperti sekarang ini.
"Saya pikir saatnya dihentikan ocehan2 model seperti ini yg selalu menyinggung perasaan publik. Tidak sepantasnya dimasa sulit pandemic, hal2 yg tidak positif dibiarkan. Ayo kita un follow, dan jangan perdulikan lagi orang2 seperti ini. Salam sehat & damai," kata dia.
Baca juga: Ferdinand Hutahaen: Pelaporan Terhadap Abu Janda Terlalu Dipaksakan, Tak Patut Diproses Hukum
Namun, ajakan unfollow itu justru membuat Bu Susi diserang banyak akun yang mayoritas Anomin.
Bahkan, sebuah akun bernama @Adi_8002 menghardik Bu Susi terkait ajak unfollow terhadap Abu Janda.
Dia menyebut Bu Susi tidak tahu terimakasih kepada Presiden Jokowi karena sudah pernah diangkat menjadi seorang menteri tanpa melihat latar belakangnya.
Bu Susi pun merespon cuitan itu dengan menyebut, "Luar biasa nalar pikir dan ucapan ."
Baca juga: Sejumlah Siswi Nonmuslim di SMKN 2 Padang Mulai Lepaskan Jilbab, Sebagian Masih Memilih Berjilbab
Para pembela Abu Janda pun berdatangan ke akun Bu Susi dan menyayangkan ajakan unfollow itu.
"Bu Susi juga lucu ah ngajak orang unfol permadi gara2 masalah twit doang..... dia itu orangnya open minded dan mnyuarakan sikap toleran, wlopun cara penyampaianny memang cenderung sarkas dan blak2an... jngn gitu lah bu, dia masih ada fungsiny utk msyrkat," tulis @bigbaliboi
"Power sidrom ya bu? jgn jadi provokator,klo ibu mau unfol abu janda monggo,tapi jgn menghasut org lain,btw wkt menteri knpa ibu ga mau dtg rapat dgn Menko Maritim? koq ga ada rasa hormat kepada atasan?" @ManaluHumiras
Selain protes, ribuan komentar dukungan dilayangkan kepada Bu Susi.
Baca juga: KNPI Polisikan Abu Janda, Denny Siregar Berang, Sebut Pelapor yang Justru Bisa Masuk Penjara
Warganet lain justru heran, para akun yang mayoritas anonim itu mengaitkan ajakan unfollow dengan presiden Jokowi.
"Selamat anda telah di serang buzzer pemerintah. Cirinya adalah akun nya selalu memuji2 pemerintah, slalu membuat narasi negatif, dan akun nya selalu punya banyak angka di user name nya," tulis Herman Awan.