Diberitakan sebelumnya, bukan hanya pencitraan dengan memberikan tempat tinggal dan pekerjaan kepada gelandangan, Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini membuktikan janjinya.
Meski sempat tuai kritik lantaran membuat iri para sarjana dan pengangguran lainnya, Risma melanjutkan aksinya menitipkan bekas gelandangan kepada perusahaan BUMN.
Dirinya bahkan mengantarkan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang disebutnya kini sebagai pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) secara langsung ke PT Waskita Karya.
Tercatat, ada sebanyak 15 orang PPKS yang diantarkannya untuk bekrrja di salah satu perusahaan BUMN terkemuka itu.
Risma menjelaskan, setelah dijangkau, mereka terlebih dahulu ditempatkan di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pemulung (BRSEGP), Bekasi Timur dan menerima pelatihan sebelum bisa dipekerjakan.
"Mereka selama ini tinggal di balai kami yang ada disini dan sudah disampaikan pula dari Waskita Karya," ucap Risma di lokasi pada Kamis (21/1/2021).
Baca juga: Polisi Sebut Kedatatangan Raffi Ahmad dan Ahok ke Pesta Ricardo Gelael Spontanitas, Kasus Dihentikan
Risma menjelaskan ketika masih menjadi PPKS, mereka mengaku mendapatkan penghasilan Rp 30.000 per hari dan masih bisa menyewa kontrakan seharga Rp 200.000 - 400.000.
Ia pun berharap setelah mereka diberi pekerjaan, para PPKS bisa memutus mata rantai kemiskinannya sendiri.
Baca juga: Wujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Sandiaga Uno Minta KPK Kawal Kemenparekraf
"Jadi kita bisa membayangkan bagaimana mereka bisa akses rumah, yang sewanya rata-rata diatas Rp 200 ribu, bahkan Rp 400.000, dua kali tiga petak. Apalagi bisa mengontrak, dan apa lagi bisa membeli. Oleh karena itu saya bersyukur sekali, karena saya percaya bahwa kehidupan mereka tentunya akan lebih baik," ungkapnya.
Baca juga: Kisruh BST, Risma Minta Pemda Perbarui Data Warga yang Belum Terdaftar Sebagai Penerima Bantuan
Sementara itu, Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono mengatakan kemungkinan besar, mereka akan ditempatkan sebagai pekerja proyek yang tak memerlukan keahlian khusus.
"Karena banyak pekerjaan kasar di proyek yang bisa di kerjakan oleh semua orang, tidak perlu keahlian khusus. Apalagi para temen-temen ini sudah mendapatkan pelatihan, jadi ini menurut kami menjadi lebih baik karena kami tidak perlu harus banyak melatih," kata Destiawan. (abs)